3 juga mendefinisikan strategi adalah seperangkat kebijaksanaan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut
yaitu : a.
Pemilihan materi pelajaran Guru dan siswa b.
Penyajian materi pelajaran perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri
c. Cara menyajian materi pelajaran induktif atau deduktif, analitik atau
sintesis, formal atau non-formal d.
Sasaran penerima materi pelajaran kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.
Strategi dihubungkan dengan belajar mengajar atau pembelajaran, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan Djamarah 2010: 5. Pola-pola umum atau perencanaan kegiatan guru dan siswa menurut
Amri 2013: 6 perlu disusun dengan cermat agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai.
2.3.2 Strategi Pembelajaran Problem Posing Learning
2.3.2.1 Pengertian Pembelajaran Problem Posing Learning
Problem posing merupakan istilah yang pertama kali dikembangkan oleh ahli pendidikan asal Brasil, Paulo Freire. Huda 2013: 276 menjelaskan bahwa
Problem posing learning merupakan salah satu pendekatan berpikir dan berbasis masalah, merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pemikiran kritis.
Para siswa diajarkan untuk merumuskan pertanyaan-petanyaan yang dimulai dari
diri sendiri, kemudian siswa juga menjawab pertanyan tersebut. Menurut Wulandari 2013 Problem Posing merupakan istilah dalam bahasa inggris yang
artinya “merumuskan masalah soal ” atau mengajukan masalah, yang menuntut siswa aktif dalam berpikir kritis dan kreatif yang diharapkan dapat membangun
sikap positif. Sehingga siswa diajarkan untuk memperoleh pengetahuan baru dengan merujuk pengembangan baru kemudian siswa diminta untuk merumuskan
kembali masalah berdasarkan penjelasan materi oleh guru dan mengembangkan pertanyaan yang sebelumya diberikan oleh guru.
Amri 2013: 13 berpendapat bahwa prinsip Problem Posing Learning adalah mewajibkan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
secara mandiri. Selain itu menurut Herdian 2009 Strategi pembelajaran problem posing learning mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah
suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. sumber : https:herdy07.wordpress.com.
Dengan strategi Problem Posing Learning ini, peran siswa sebagai subjek dalam pelajaran sangat berperan, karena siswa dituntut untuk memahami materi
dan kemudian merumuskannya dalam soal atau pertanyaan yang lebih sederhana. Sehingga siswa akan mengkonstruksikan ulang atas pemahamannya sendiri
terhadap materi, atas dasar rumusan-rumusan dari pertanyaan sederhana yang telah dibuat.
Sehubungan dengan pengertian Problem Posing sebagai pengajuan masalah, baik sebelum, selama atau setelah pemecahan masalah, maka Murdiana
2009 menyatakan Problem Posing umumnya digunakan pada tiga bentuk kegiatan kognitif, Silver dalam Suyitno 2003: 36 yaitu :
1. Pre Solution Posing : Salah satu pengembangan masalah awal dari
suatu situasi stimulus yang diberikan. Jadi guru memberikan suatu pertanyaan, siswa diharapkan mampu membuat pertanyaan yang
dibuat sebelumnya. Pada tahap ini siswa membuat pertanyaan berdasarkan pertanyaan yang dibuat guru.
2. Within Solution Posing : yaitu merumuskan kembali masalah agar
menjadi mudah untuk diselesaikan, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada
pada soal yang bersangkutan. Siswa memecahkan masalah tunggal dari guru, menjasi sub-sub pertanyan yang relevan dengan pertanyaan
guru. 3.
Post Solution Posing : merupakan modifikasi tujuan atau kondisi masalah yang sudah diselesaikan untuk merumuskan masalah baru
yang sejenis.
2.3.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Problem Posing