hidup berdampingan dalam tatanan kemasyarakatan. Hubungan antar manusia tersebut akan selalu berkesinambungan dan membentuk suatu tatanan kehidupan
hingga kebudayaan sebagai salah satu tuntutan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi oleh manusia atau makhluk sosial tersebut akan
menimbulkan interaksi antar manusia. Sehingga pada materi kehidupan sosial ini juga mengajarkan prinsip-
prinsip hidup dalam tatanan masyarakat yang bisa meposisikan dirinya sebagai makhluk sosial yang sebenarnya. Disamping manusia hidup bersama demi
memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Materi kegiatan kehidupan sosial masyarakat ini merupakan
materi yang dilaksanakan dalam penelitian ini.
2.6 Kerangka Berpikir
Banyak faktor menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu; faktor pengajarnya, siswa, metode pembelajaranya, media pembelajarn gunakan
dan faktor lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Faktor- faktor di atas sangat menentukan keberhasilannya, apabila salah satu faktor
tersebut tidak berperan dengan baik, maka keberhasilan yang dicapai juga kurang maksimal.
Penelitian ini, menyoroti permasalahan pembelajaran dari strategi pembelajaran. Kita semua tahu bahwa untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran
membutuhkan teknik atau cara untuk menyiasati tujuan tersebut, yang dalam pembelajaran disebut suatu strategi atau metode pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi awal yang telah dilakukan di kelas VII diperoleh informasi bahwa
pembelajaran di dalam kelas masih konvensional, guru lebih banyak aktif dari pada siswa, sehingga masalah yang muncul adalah masih minimnya peran aktif
siswa dalam kegiatan pembelajaran, peran guru saat pembelajaran sebagai satu- satunya sumber belajar dalam pembelajaran.
Merujuk pada perubahan paradigma pembelajaran behavioristik menjadi pembelajaran kontrustivisme saat ini memandang bahwa pengetahuan yang siswa
miliki adalah hasil konstruksi atau pembentukan dari individu itu sendiri. Dengan kata lain, pengetahuan siswa akan meningkat atau bertambah banyak jika siswa
ikut aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya. Berdasarkan alasan-alasan yang ada, maka setidaknya guru harus
mengkombinasikan beberapa strategi pembelajaran yang dapat memacu keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut
perlu diperhatikan agar dapat membangkitkan semangat belajar siswa, dari siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ngantuk, dan susah memahami materi
akan menjadi siswa yang aktif berlatih percaya diri, dan mempunyai kreatifitas dalam mengembangakan pengetahuannya. Untuk itu peneliti tertarik untuk
meneliti penerapan Strategi Problem Posing Learning dan Problem Solving sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan peran aktif siswa dalam
pembelajaran pada mata pelajaran IPS materi Kehidupan Sosial Masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menggali mengenai
bagaimana penerapan strategi pembelajaran problem posing learning dan problem solving learning berdasarkan observasi langkah-langkah pembelajaran masing-
masing, selanjutnya diketahui keberhasilan penerapan strategi pembelajaran
Problem Posing Learning dan Problem Solving berdasarkan hasil belajar siswa melalui soal-sola pretes-posttest selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan
demikian dalam penelitian ini, peneliti mengetahui strategi pembelajaran mana diantara keduanya yang presentase keberhasilannya lebih baik pada mata
pelajaran IPS, terutama pada materi Kehidupan Sosial Masyarakat ini. Untuk lebih jelasnya peneliti membuat kerangka berpikir sebagai berikut.
Gambar 2.6. Kerangka Berpikir Peneliti
2.7 Hipotesis