Validitas Uji Validitas dan Reabilitas Instrument

3.6.1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrument

Tujuan melakukan suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan harapan dan valid, oleh karena itu dalam penelitian membutuhkan instrument yang valid dan reliabel agar data yang diperoleh valid dan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian instrument menjadi penentu baik-buruknya data penelitian yang diperoleh. Menurut Widoyoko 2013: 141 instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain instrument yang valid akan menghasilkan data yang valid pula, dan sebaliknya.

3.6.1.1 Validitas

Kata “valid” menurut Widoyoko 2013: 141 diistilahkan dengan kata “cermat” sehingga validitas diterjemahkan dengan istilah “kecermatan”. Selain itu menurut Sugiyono 2006: 168 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Instrument yang valid mempunyai validitas data valid yang tinggi, dan sebaliknya. Analisis Instrument pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reabilitas instrument. Validitas Menurut Djaali dan Mulyono 2008: 49, sebagaimana dikutip oleh Muhlis 2014: 14 adalah sejauh mana suatu alat ukur atau tes melakukan fungsinya atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas adalah kecocokan antara alat ukur tes dengan sasaran ukur. Agar alat ukur tes dalam penelitian valid, maka sebelum melaksanakan penelitian dilakukan penyusunan instrument yang disusun berdasarkan kisi-kisi. Uji reabilitas dilakukan untuk menguji tingkat kevalidan data yang diperoleh. Hasil perhitungan reliabilitas tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah diterapkannya strategi pembelajaran. Uji t tersebut berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa dengan mengerjakan soal, dengan hipotesis sebagai berikut. Ho = µ 1 ≤ µ 2 H a = µ 1 µ 2 Uji t menggunakan rumus : keterangan. MD = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest ∑d = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel Arikunto 2006: 306 Selanjutnya setelah mengetahui hasil uji t, maka akan dicari perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar antara problem posing learning dengan problem solving learning dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan. = nilai rata – rata posttest   1 - N N d MD t 2   2 1 n 1 n 1 s x x t 2 1        2 n n 1 n 1 n s 2 1 2 2 2 2 1 1       s s = nilai rata – rata pretest n 1 = jumlah sampel posttest n 2 = jumlah sampel pretest = varian posttest = varian pretest Sudjana 2005:239 Menurut distribusi sampling diterima apabila Ho diterima apabila -t 1- 12an1+n2-2 t t 1-12an1+n2-2 .

3.6.1.2 Reabilitas