Strategi pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan klasikal sebesar ≥75 siswa mencapai nilai KKM.
3.7.3 Angket Ketertarikan Siswa
Analisis data angket ketertarikan siswa disajikan dalam deskriptif persentase. Adapun langkah-langkah untuk menganalisi data dari angket siswa
dilakukan dengan cara yang sama pada langkah-langkah analisis angket validasi oleh pakar.
Hasil persentase yang telah diperoleh dari analisis data kemudian ditransformasikan ke dalam tabel supaya pembecaan hasil penelitian menjadi
mudah. Untuk menentukan criteria kualitatif dengan cara sebagai berikut: a.
Menentukan persentase skor maksimal= 100
b. Menentukan persentase skor terendah=
X 100 = 20 c.
Menentukan range= 100 – 20 = 80 d.
Menentukan interval yang dikehendaki = 3 Ya, Tidak, Kadang- kadang.
e. Menentukan lebar interval=
= 16 Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria
kualitatif dapat ditetapkan sebagaimana dalam table berikut.
Tabel 3.7.2 Persentase Dan Kriteria Kualitatif Ketertarikan Siswa
Interval Kriteria Kriteria
85≤NP≤100 Sangat baik
69≤NP≤84 Baik
53≤NP≤68 Cukup baik
37≤NP≤52 Kurang baik
20≤NP≤36 Tidak baik
Ketuntasan klasikal dari kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran dapat dianalisis dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: N = ketuntasan klasikal siswa
Strategi Pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan kemampuan siswa apabila ketuntasan klasikal memperoleh persentase sebesar ≥75 .
72
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah
Sekolah sebagai tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 39 Semarang, yang beralamatkan di jalan Sompok No. 43A Semarang, Kec. Semarang selatan,
Kota Semarang. SMP Negeri 39 Semarang ini mempunyai luas tanah 9774 m2. SMP Negeri 39 Semarang memiliki 27 ruang kelas, yang terdiri dari kelas VII
berjumlah 9 ruang kelas, kelas VIII dengan jumlah 9 ruang kelas, dan kelas IX juga dengan jumlah 9 ruang kelas. Masing-masing kelas terisi ± 32 siswa, jumlah
guru ± 57 orang dengan rata-rata pendidikan terakhir adalah Sarjana dn berstatus PNS. Selain itu, SMP Negeri 39 Semarang juga mempunyai fasilitas lain seperti
laboratorium IPA, laboratorium olah raga dan seni, mushola, UKS, dan perpustakan dengan koleksi buku yang bervariasi dan temapt yang nyaman,
sehingga tidak jarang saat pembelajaran berlangsung mata pelajaran tertentu memanfaatan perpustakaan sebagai kelas.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai Penerapan strategi pembelajaran Problem Solving Learning dan strategi pembelajaran Problem Posing Learning pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial materi kehidupan sosial masyarakat dilakukan dengan cara analisis hasil observasi, angket siswa dan hasil pre-test dan post-test. Analisis
menggunakan skala Likert untuk mengukur hasil observasi, dan angket siswa. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel untuk