ini diperoleh dari hasil perbandingan value-added-time dan total lead time. Sedangkan nilai persentase process cycle efficiency untuk proses produksi pintu
tipe butter setelah perbaikan adalah 47,85. Setelah dilakukan estimasi untuk hasil perbaikan, diperoleh peningkatan nilai persentase process cycle efficiency
sebesar 2,53. Peningkatan nilai persentase process cycle efficiency ini masih tergolong kecil, hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan menunggu yang dialami
produk.
6.1.3. Analisis Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas
Hasil peningkatan kualitas diestimasi dengan mereduksi 10 sampai 90 dari masing-masing jenis kecacatan hasil proses pada tiap tahap inspeksi. Setelah
dilakukan perhitungan, diperoleh bahwa peningkatan nilai sigma masih relatif kecil, yaitu untuk nilai sigma tahap inspeksi I dari 3,23 menjadi 3,47, untuk nilai
sigma tahap inspeksi II dari 3,27 menjadi 3,44, dan untuk nilai sigma tahap inspeksi III dari 3,19 menjadi 3,41. Nilai sigma tersebut menggambarkan adanya
penambahan jumlah produk yang masuk ke dalam standard kualitas yang ditetapkan pihak perusahaan dibandingkan sebelum dilakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan six sigma.
6.2. Evaluasi
6.2.1. Evaluasi Kegiatan Value-Added dan Non-Value-Added
Perubahan jumlah waktu Manufacturing Lead Time sebelum dan sesudah perbaikan masih tergolong kecil, yaitu 22,275 Menit. Kegiatan menunggu adalah
Universitas Sumatera Utara
penyebab utama kecilnya pengurangan Manufacturing Lead Time, hal ini disebabkan oleh operator yang kurang terampil dalam pekerjaanya sehingga
terjadi delay, untuk itu perlu diadakan pelatihan kepada operator dan diusulkan kepada pihak perusahaan untuk menambah kapasitas mesin di stasiun yang
mengalami delay. Perbaikan secara terus menerus sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan jumlah waktu value-added di dalam proses produksi pintu tipe
Butter sehingga produktivitas perusahaan semakin meningkat. Upaya terus- menerus untuk menghilangkan pemborosan yang sering terjadi di lantai produksi,
seperti kegiatan transportasi, menunggu dan kegiatan pengerjaan ulang produk akan mampu meningkatkan nilai persentase process cycle efficiency semakin lebih
baik.
6.2.2. Evaluasi Process Cycle Efficiency
Nilai persentase process cycle efficiency setelah dilakukan estimasi untuk hasil perbaikan, diperoleh peningkatan sebesar 2,53. Peningkatan nilai
persentase process cycle efficiency ini masih tergolong kecil dan masih ada kemungkinan mengalami peningkatan jika terus dilakukan perbaikan terhadap
proses produksi. Produktivitas perusahaan dapat terus ditingkatkan dengan cara terus berupaya mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah non-
value-added di dalam proses produksi pintu tipe Butter, misalnya kegiatan delay. Waktu delay dapat diminimalisasi dengan cara memberikan program pelatihan
kepada operator dan perlu melakukan penambahan kapasitas mesin khususnya di stasiun yang mengalami delay yang lama.
Universitas Sumatera Utara
6.2.3. Evaluasi Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas
Peningkatan nilai sigma masih relatif kecil, yaitu untuk nilai sigma tahap inspeksi I dari 3,23 menjadi 3,47, untuk nilai sigma tahap inspeksi II dari 3,27
menjadi 3,44, dan untuk nilai sigma tahap inspeksi III dari 3,19 menjadi 3,41. Perbaikan secara terus menerus sangat dibutuhkan untuk terus mengurangi jumlah
produk cacat di dalam proses produksi pintu tipe Butter sehingga produktivitas perusahaan semakin meningkat.
Penerapan metode Lean Six Sigma dengan serius dan terus-menerus di dalam perusahaan dapat meningkatkan nilai sigma yang dimiliki perusahaan saat
ini sehingga perusahaan dapat mengusahakan agar mencapai nilai 6 sigma. Keseriusan perusahaan dalam pemberian pelatihan kepada operator, perawatan
mesin yang teratur dan pembuatan prosedur kegiatan pada stasiun kerja yang ditemukan banyak kecacatan akan sangat membantu perusahaan dalam hal
mengurangi produk cacat yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan