baru dimana akan mengurangi waktu lead time proses. Process cycle efficiency setelah estimasi yaitu sebesar 45,32. Nilai process cycle efficiency ini
mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan process cycle efficiency sebelum diestimasi yaitu 47,85
.
Hal ini terjadi karena non value-added time mengalami pengurangan sehingga total lead time menurun sedangkan value
added time tetap. Total lead time pada urutan proses awal yaitu 478,205 menit sedangkan pada urutan proses baru sebesar 455,930 menit. Pertambahan process
cycle efficiency sebesar 2,53 ini menunjukkan bahwa proses produksi pintu sudah lebih baik jika dibandingkan dengan proses sebelumnya walaupun
peningkatan yang terjadi masih relatif kecil, hal ini disebabkan masih banyaknya kegiatan yang tidak bernilai tambah seperti kegiatan menunggu yang dialami
produk.
5.3.2. Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas
Hasil peningkatan kualitas diestimasi dengan mereduksi 10 sampai 90 dari masing-masing jenis kecacatan hasil proses pada tiap tahap inspeksi. Estimasi
hasil peningkatan kualitas pada ketiga tahap inspeksi ini adalah sebagai berikut: 1. Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas Tahap Inspeksi I
Setelah melakukan diskusi dengan pihak perusahaan, maka presentase peningkatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk tahap inspeksi I adalah 40
dengan kinerja kualitas sebesar 1,97 σ Sigma 1,5 Shift = 3,47 σ. Pembagian
proporsi presentase ini diperoleh dari beberapa usulan perbaikan dan dapat dilihat pada Tabel 5.30.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Proporsi Persentase Perbaikan pada Tahap Inspeksi I No
Usulan Perbaikan Persentase Peningkatan
1 Memberikan pelatihan kepada operator
10
2 Perawatan mesin secara berkala
10
3 Penerapan Metode 5S
10
4 Penerapan prosedur kerja
10
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas Tahap Inspeksi II Setelah melakukan diskusi dengan pihak perusahaan, maka presentase
peningkatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk tahap inspeksi II adalah 30 dengan kinerja kualitas sebesar 1,94
σ Sigma 1,5 Shift = 3,44 σ. Pembagian proporsi presentase ini diperoleh dari beberapa usulan perbaikan dan dapat dilihat
pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Proporsi Persentase Perbaikan pada Tahap Inspeksi II No
Usulan Perbaikan Persentase Peningkatan
1 Pelatihan operator
10
2 Penerapan metode 5S
10
3 Penerapan prosedur kerja
10
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3. Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas Tahap Inspeksi III Setelah melakukan diskusi dengan pihak perusahaan, maka presentase
peningkatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk tahap inspeksi III adalah 40 dengan kinerja kualitas sebesar 1,91
σ Sigma 1,5 Shift = 3,41 σ. Pembagian proporsi presentase ini diperoleh dari beberapa usulan perbaikan dan dapat dilihat
pada Tabel 5.32.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Proporsi Persentase Perbaikan pada Tahap Inspeksi III No
Usulan Perbaikan Persentase Peningkatan
1 Pelatihan operator
10
2 Perawatan mesin secara berkala
10 3
Penerapan metode 5S 10
4 Penerapan prosedur kerja
10
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Rekapitulasi estimasi hasil peningkatan kualitas pada ketiga tahap inspeksi ini dapat dilihat pada Tabel 5.33.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Hasil Estimasi Peningkatan Kualitas untuk Setiap Inspeksi
Tahap Inspeksi I No
Jenis kecacatan Total
Kecacatan unit
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 Veneer board bergelombang
9 8
7 6
5 5
4 3
2 1
2 Veneer board tidak merekat dengan kuat
15 14
12 11
9 8
6 5
3 2
Total Kecacatan unit 24
22 19
17 14
12 10
7 5
2 DPU
0,08421 0,07719 0,06667 0,05965 0,04912 0,04211 0,03509 0,02456 0,01754 0,00702
DPMO 42.105
38.595 33.335
29.825 24.560
21.055 17.545
12.280 8.770
3.510 Level Sigma
1,73 1,77
1,83 1,88
1,97 2,03
2,11 2,25
2,38 2,7
Level Sigma 1,5 shift 3,23
3,27 3,33
3,38 3,47
3,53 3,61
3,75 3,88
4,2
Tahap Inspeksi II No
Jenis kecacatan Total
Kecacatan unit
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 Rakitan glazing bar longgar
8 7
6 6
5 4
3 2
2 1
2 Warna cat glazing bar tidak seragam
14 13
11 10
8 7
6 4
3 1
Total Kecacatan unit 22
20 18
15 13
11 9
7 4
2 DPU
0,07719 0,07018 0,06316 0,05263 0,04561
0,0386 0,03158 0,02456 0,01404 0,00702
DPMO 38.595
35.090 31.580
26.315 22.805
19.300 15.790
12.280 7.020
3.510 Level Sigma
1,77 1,81
1,86 1,94
2 2,07
2,15 2,25
2,46 2,7
Level Sigma 1,5 shift 3,27
3,31 3,36
3,44 3,5
3,57 3,65
3,75 3,96
4,2 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33. Hasil Estimasi Peningkatan Kualitas untuk Setiap Inspeksi Lanjutan
Tahap Inspeksi III No
Jenis kecacatan Total
Kecacatan unit
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 Hasil rakitan longgar
18 16
14 13
11 9
7 5
4 2
2 Posisi pin tidak kandas tepat di ujung pin
hole 8
7 6
6 5
4 3
2 2
1 Total Kecacatan unit
26 23
21 18
16 13
10 8
5 3
DPU 0,09123
0,0807 0,07368 0,06316 0,05614 0,04561 0,03509
0,02807 0,01754 0,01053
DPMO 45.615
40.350 36.840
31.580 28.070
22.805 17.545
14.035 8.770
5.265 Level Sigma
1,69 1,75
1,79 1,86
1,91 2
2,11 2,2
2,38 2,56
Level Sigma 1,5 shift 3,19
3,25 3,29
3,36 3,41
3,5 3,61
3,7 3,88
4,06 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Estimasi usulan perbaikan yang telah dilakukan memberikan peningkatan terhadap kecepatan produksi maupun kualitas hasil proses. Ringkasan hasil
perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah estimasi dapat dilihat pada Tabel 5.34.
Tabel 5.34. Ringkasan Hasil Estimasi Sebelum dan Sesudah Usulan Perbaikan
Metrik Lean
Metrik Sebelum
Sesudah
Jumlah Kegiatan dalam Proses Produksi 55 proses
45 proses Manufacturing Lead Time
478,205 menit 455,930 menit
Value-Added Time 216,711 menit
218,184 menit Non Value-Added Time
261,494 menit 237,746 menit
Process Cycle Efficency 45,32
47,85
Perhitungan Tingkat Sigma Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi I
Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2
2 DPMO
42.105 24.560
Tingkat Sigma 1,5 shift 3,23
3,47
Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi II
Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2
2 DPMO
38.595 26.315
Tingkat Sigma 1,5 shift 3,27
3,44
Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi III
Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2
2 DPMO
45.615 28.070
Tingkat Sigma 1,5 shift 3,19
3,41 Sumber: Hasil Pengolahan Data
5.4. Fokus