Analisis Diagram Sebab Akibat

DPMO Defects Per Milion Opportunities = DPU CTQ x 1.000.000 = 0,091232 x 1.000.000 = 45.615 Level Sigma = 1,69 Level Sigma 1,5 shift = 1,5 + 1,69 = 3,19 Berdasarkan hasil perhitungan level sigma untuk ketiga tahap inspeksi, maka dapat disimpulkan bahwa nilai sigma untuk ketiga proses tersebut masih jauh dibawah target 6 sigma. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi dan analisis penyebab proses yang menghasilkan produk cacat sehingga dapat memberikan solusi perbaikan yang diharapkan untuk meningkatkan level sigma sekarang.

5.2.3. Tahap Analyze

Pada tahap ini akan dilakukan analisis dengan membuat perhitungan time traps, diagram sebab akibat, serta diagram five why.

1. Analisis

Time Traps Time traps adalah perangkap waktu yang terjadi dalam proses produksi yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu yang cukup lama sehingga memperpanjang waktu siklus pada proses produksi. Workstation turnover time WTT adalah waktu dari hasil penambahan waktu setup dengan waktu proses. Contoh perhitungan workstation turnover time untuk proses Laminating MDF yaitu: Universitas Sumatera Utara WTT = Σ[Setup Time i + Process Time i Batch Size i ] WTT = 12 + [15,304 x 2851]= 4.373,64 menit Waktu perhitungan Workstation Turnover Time dapat dilihat di Tabel 5.13 Tabel 5.13. Perhitungan Workstation Turnover Time Setiap Proses No. Kegiatan-kegiatan Waktu Set- up Mesin menit Waktu Proses menit unit Permintaan Produk unit WTT menit 1 Finger Jointing 10 6,493 285 1.860,51 2 Pengetaman kasar 15 5,593 1.609,01 3 Laminating Material Inti 12 7,717 2.211,35 4 Pengetaman Inti 15 3,052 884,82 5 Laminating MDF 12 15,304 4.373,64 6 Penghalusan Sanding 20 7,08 2.037,8 7 Pembuatan Stile 15 10,404 2.980,14 8 Pembuatan Middle Stile 15 7,488 2.149,08 9 Pembuatan Top Rail 15 6,708 1.926,78 10 Pembuatan Middle Rail 15 8,758 2.511,03 11 Pembuatan Bottom Rail 15 7,046 2.023,11 12 Pembuatan Glazing Bar 15 18,814 5.376,99 13 Pembuatan Glazing Bead 15 9,73 2.788,05 14 Pembuatan MDF panel 20 14,998 4.294,43 15 Perakitan 15 21,188 6.053,58 16 Finishing 20,295 5.784,08 17 Pengepakan 6,482 1.847,37 Sumber : Hasil Pengolahan Data Proses kerja yang menimbulkan time traps adalah proses kerja yang memiliki workstation turnover time WTT terpanjang. Dari hasil perhitungan di atas, proses kerja pada proses perakitan yang menimbulkan time traps adalah proses perakitan dengan WTT terpanjang sebesar 6.053,58 menit. Universitas Sumatera Utara

2. Diagram Sebab Akibat

Diagram ini digunakan untuk membantu mengorganisasi informasi tentang penyebab-penyebab potensial suatu masalah. Dalam analisa dengan menggunakan diagram ini, ada 3 tahapan inpeksi yang akan dianalisa dengan diagaram sebab akibat, yaitu pada stasiun Laminating MDF, stasiun pembuatan Glazing Bar dan stasiun perakitan pintu. Pada tahap inspeksi I terdapat 2 jenis atribut kecacatan dan pada tahap inspeksi II terdapat 2 jenis atribut kecacatan dan pada tahap inspeksi III ada 2 atribut kecacatan. Jumlah data kecacatan, perhitungan persentase kecacatan dan kumulatif dari masing-masing atribut kecacatan pada Inspeksi I dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Persentase Total Kecacatan pada Tahap Inspeksi I Atribut Kecacatan Total Kecacatan unit Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif Veneer board bergelombang 9 37,5 37,5 Veneer board tidak merekat dengan kuat 15 62,5 100 Total 24 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Untuk tahap inspeksi II, jumlah data kecacatan, perhitungan persentase kecacatan dan kumulatif dari masing-masing atribut kecacatan pada dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Persentase Total Kecacatan pada Tahap Inspeksi II Atribut Kecacatan Total Kecacatan unit Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif Rakitan glazing bar longgar 8 36,36 36,36 Warna cat glazing bar tidak seragam 14 63,64 100 Total 22 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Untuk tahap inspeksi III, jumlah data kecacatan, perhitungan persentase kecacatan dan kumulatif dari masing-masing atribut kecacatan pada dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Persentase Total Kecacatan pada Tahap Inspeksi III Atribut Kecacatan Total Kecacatan unit Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif Hasil rakitan longgar 18 69,23 69,23 Posisi pin tidak kandas tepat di ujung pin hole 8 30,77 100 Total 26 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data pada Tabel 5.14, Tabel 2.15, dan Tabel 5.16, maka ketiga atribut kecacatan pada tahap inspeksi I perlu dianalisis lebih lanjut yaitu veneer board bergelombang, dan veneer board tidak merekat dengan kuat, untuk tahap inspeksi II, semua atribut kecacatan yaitu rakitan glazing bar longgar dan warna cat glazing bar tidak seragam, serta untuk tahap inspeksi III atribut kecacatan yaitu hasil rakitan longgar. Analisis yang dilakukan meliputi analisis manusia, lingkungan kerja, mesinperalatan, metode kerja, dan bahan baku. 1. Tahap Inspeksi I Diagram sebab akibat pada atribut kecacatan veneer board bergelombang dapat dilihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Diagram Sebab Akibat Atribut Veneer Board Bergelombang pada Tahap Inspeksi I Universitas Sumatera Utara Diagram sebab akibat pada atribut kecacatan veneer board tidak merekat dengan kuat dapat dilihat pada Gambar 5.7. Gambar 5.7. Diagram Sebab Akibat Atribut Veneer Board Tidak Merekat dengan Kuat pada Tahap Inspeksi I 2. Tahap Inspeksi II Diagram sebab akibat pada atribut kecacatan rakitan glazing bar longgar dapat dilihat pada Gambar 5.8. Gambar 5.8. Diagram Sebab Akibat Atribut Rakitan Glazing Bar Longgar pada Tahap Inspeksi II Diagram sebab akibat pada atribut kecacatan warna cat glazing bar tidak seragam dapat dilihat pada Gambar 5.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.9. Diagram Sebab Akibat Atribut Warna Cat Glazing Bar Tidak Seragam pada Tahap Inspeksi II 3. Tahap Inspeksi III Diagram sebab akibat pada atribut kecacatan hasil rakitan longgar dapat dilihat pada Gambar 5.10. Gambar 5.10. Diagram Sebab Akibat Atribut Hasil Rakitan Longgar pada Tahap Inspeksi III 3. Diagram Five Why Diagram Five Why merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mengungkapkan akar dari permasalahan agar dapat diperbaiki dengan tepat dengan bertanya sebanyak lima kali mengapa ketika suatu ketidaksesuaian terjadi pada proses. Diagram five why untuk atribut kecacatan dari ketiga tahap inspeksi yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Tahap Inspeksi I Berdasarkan data yang diperoleh dari diagram sebab akibat dan dari pengamatan di lantai produksi serta diskusi dengan pihak perusahaan, maka analisis mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecacatan veneer board bergelombang dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Diagram Five Why Atribut Veneer Board Bergelombang pada Tahap Inspeksi I Masalah Why Why Why Why Why Veneer board bergelom bang Mengapa veneer board bergelomba ng? Mengapa proses pengeleman kurang baik? Mengapa operator tidak terampil? Mengapa operator tidak mendapatkan pelatihan? Mengapa perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan? Proses pengeleman kurang baik Operator tidak terampil Operator tidak mendapat kan pelatihan Perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan Perusahaan lebih fokus untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Sumber : Hasil Pengolahan Data Diagram five why untuk menganalisis penyebab-penyebab kecacatan veneer board tidak merekat dengan kuat dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Diagram Five Why Atribut Veneer Board Tidak Merekat dengan Kuat pada Tahap Inspeksi I Masalah Why Why Why Why Why Veneer board tidak merekat dengan kuat Mengapa veneer board tidak merekat dengan kuat? Mengapa proses pengeleman kurang baik? Mengapa Kinerja mesin hot press sudah menurun? Mengapa beberapa part mesin kondisinya perlu perbaikan? Mengapa perawatan mesin hot press tidak rutin dilakukan? Proses pengeleman kurang baik Kinerja mesin hot press sudah menurun Beberapa part mesin kondisinya perlu perbaikan Perawatan mesin hot press tidak rutin dilakukan Waktu perawatan digunakan untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Sumber : Hasil Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara 2. Tahap Inspeksi II Diagram five why untuk menganalisis penyebab-penyebab rakitan glazing bar longgar dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Diagram Five Why Atribut Rakitan Glazing Bar Longgar pada Tahap Inspeksi II Masalah Why Why Why Why Why Rakitan glazing bar longgar Mengapa rakitan glazing bar longgar? Mengapa dimensi part tidak sesuai desain? Mengapa mesin moulding tidak memiliki presisi yang baik? Mengapa kinerja mesin moulding sudah menurun? Mengapa perawatan mesin moulding tidak rutin dilakukan? Dimensi part yang satu tidak cocok dengan part yang lain saat dirakit Mesin moulding tidak memiliki presisi yang baik Kinerja mesin moulding sudah menurun Perawatan mesin moulding tidak rutin dilakukan Waktu perawatan digunakan untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Sumber : Hasil Pengolahan Data Diagram five why untuk menganalisis penyebab-penyebab kecacatan warna cat glazing bar tidak seragam dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Diagram Five Why Atribut Warna Cat Glazing Bar Tidak Seragam pada Tahap Inspeksi II Masalah Why Why Why Why Why Warna cat glazing bar tidak seragam Mengapa warna cat glazing bar tidak seragam? Mengapa proses pengecatan tidak benar? Mengapa operator kurang terampil dalam mengecat? Mengapa operator tidak mendapatkan pelatihan? Mengapa perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan? Proses pengecatan tidak benar Operator kurang terampil dalam mengecat Operator tidak mendapatkan pelatihan Perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan Perusahaan lebih fokus untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Sumber : Hasil Pengolahan Data 3. Tahap Inspeksi III Diagram five why untuk menganalisis penyebab-penyebab kecacatan hasil rakitan longgar dapat dilihat pada Tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Diagram Five Why Atribut Hasil Rakitan Longgar pada Tahap Inspeksi III Masalah Why Why Why Why Why Hasil rakitan longgar Mengapa rakitan longgar? Mengapa proses perakitan tidak benar? Mengapa operator tidak terampil saat merakit komponen pintu? Mengapa operator tidak diberikan pelatihan? Mengapa perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan? Proses perakitan tidak benar Operator tidak terampil saat merakit komponen pintu Operator tidak diberikan pelatihan Perusahaan tidak memiliki waktu untuk melaksanakan program pelatihan Perusahaan lebih fokus untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Masalah Why Why Why Why Why Hasil rakitan longgar Mengapa rakitan longgar? Mengapa proses perakitan tidak benar? Mengapa kinerja mesin door press sudah menurun? Mengapa beberapa part mesin kondisinya perlu perbaikan? Mengapa perawatan mesin door press tidak rutin dilakukan? Proses perakitan tidak benar Kinerja mesin door press sudah menurun Beberapa part mesin kondisinya perlu perbaikan Perawatan mesin door press tidak rutin dilakukan Waktu perawatan digunakan untuk memproduksi pintu guna mencapai target permintaan Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.4. Tahap Improve