Fokus PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Estimasi usulan perbaikan yang telah dilakukan memberikan peningkatan terhadap kecepatan produksi maupun kualitas hasil proses. Ringkasan hasil perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah estimasi dapat dilihat pada Tabel 5.34. Tabel 5.34. Ringkasan Hasil Estimasi Sebelum dan Sesudah Usulan Perbaikan Metrik Lean Metrik Sebelum Sesudah Jumlah Kegiatan dalam Proses Produksi 55 proses 45 proses Manufacturing Lead Time 478,205 menit 455,930 menit Value-Added Time 216,711 menit 218,184 menit Non Value-Added Time 261,494 menit 237,746 menit Process Cycle Efficency 45,32 47,85 Perhitungan Tingkat Sigma Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi I Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2 2 DPMO 42.105 24.560 Tingkat Sigma 1,5 shift 3,23 3,47 Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi II Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2 2 DPMO 38.595 26.315 Tingkat Sigma 1,5 shift 3,27 3,44 Perbandingan Tingkat Sigma Tahap Inspeksi III Karakteristik CTQ Critical-To-Quality 2 2 DPMO 45.615 28.070 Tingkat Sigma 1,5 shift 3,19 3,41 Sumber: Hasil Pengolahan Data

5.4. Fokus

Lean dan Six Sigma Fokus konsep Lean yaitu pada pemborosan, menyeimbangkan aliran dalam proses value stream, dan reduksi cycle time sehingga dapat meningkatkan produktivitas, sedangkan fokus konsep six sigma yaitu pada variasi proses, identifikasi akar-akar penyebab dari masalah, menciptakan output proses yang seragam dan bebas dari kecacatan sehingga dapat meningkatkan kualitas produk. Universitas Sumatera Utara Penerapan metode Lean Six sigma pada perusahaan ini bertujuan untuk memberikan usulan yang dapat mengurangi pemborosan dan variasi produk yang terjadi di dalam kegiatan produksi. Pemborosan dapat dikurangi dengan menentukan kegiatan value-added dan non-value-added, serta pembuatan value stream mapping. Hal ini sudah dilakukan pada tahap Measure dan diperoleh urutan proses baru dengan mengeliminasi 10 kegiatan proses sehingga cycle time dapat direduksi. Pada pengolahan data atribut kualitas, dilakukan perhitungan tingkat sigma agar diketahui kinerja perusahaan dari segi kualitas, serta identifikasi penyebab terjadinya kecacatan. Untuk memperbaiki kualitas hasil proses diberikan usulan perbaikan yaitu pembuatan jadwal perawatan mesin menggunakan metode Reliability Centered Maintenance RCM, penerapan metode 5S agar didapatkan proses produksi yang mendekati zero defect dan pembuatan prosedur kegiatan di masing-masing stasiun yang sering terjadi kecacatan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Kegiatan Value-Added dan Non-Value-Added

Dalam Perhitungan metrik Lean ditemukan kegiatan-kegiatan value-added dan non-value-added untuk kondisi sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Kegiatan menunggu adalah penyebab utama kecilnya pengurangan Manufacturing Lead Time, hal ini disebabkan oleh operator yang kurang terampil dalam pekerjaanya sehingga terjadi delay. Perubahan jumlah waktu Manufacturing Lead Time sebelum dan sesudah perbaikan masih tergolong kecil, yaitu 22,275 Menit. Gambaran hasil perhitungan metrik lean sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Gambaran Hasil Perhitungan Metrik Lean Sebelum dan Sesudah Perbaikan Metrik Lean Metrik Sebelum Sesudah Jumlah Kegiatan dalam Proses Produksi 55 proses 45 proses Manufacturing Lead Time 478,205 menit 455,930 menit Value-Added Time 216,711 menit 218,184 menit Non Value-Added Time 261,494 menit 237,746 menit Sumber : Hasil Pengolahan Data

6.1.2. Analisis Process Cycle Efficiency

Proces cycle efficiency merupakan perhitungan bagaimana waktu dan energi dihabiskan dalam keseluruhan proses. Nilai persentase process cycle efficiency untuk proses produksi pintu tipe butter adalah 45,32. Nilai persentase Universitas Sumatera Utara