2.5. Proses Produksi
2.5.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan-bahan utama yang digunakan untuk membuat
produk. PT. Sumatera Timberindo Industry menggunakan 3 tipe kayu yaitu particle board, solid wood, dan engineered wood. Adapaun jenis kayu yang
digunakan beragam antara lain kayu merbau, bangkirai, meranti, pinus, oak, mahogany, kapur, dan rosewood.
2. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperlancar
proses produksi. Bahan penolong tidak tampak pada hasil akhir produk. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Sumatera Timberindo Industry
dalam proses produksi adalah kertas amplas untuk menghaluskan permukaan kayu agar mutu produk lebih baik.
3. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan
untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan. Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:
a. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan kayu agar produk yang terbentuk terlihat menyatu. Tepung dempul biasanya dicampur
dengan air sebelum digunakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Lem Syntheco, digunakan sebagai perekat antara komponen profil daun pintu untuk penyambung rail, mullion dan stile dengan menggunakan
dowel. c. Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada
sisi luar saat pengiriman d. Label, digunakan untuk menampilkan spesifikasi produk yang akan
dikirim. e. Plastik, digunakan untuk membungkus produk akhir.
2.5.2. Uraian Proses
Proses produksi daun pintu di PT. Sumatera Timberindo Industry dapat dilihat dari salah satu tipe daun pintu yaitu tipe Butter yang memberikan
gambaran terhadap proses produksi tipe daun pintu lainnya. Gambar contoh daun pintu butter dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
ST ST
TR
BR MDF
MR
MDF
Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry
Gambar 2.2. Daun Pintu Tipe Butter
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai
berikut: 1. Style ST merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan
kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang
disebut dowell. 2. Top Rail TR merupakan komponen yang berada dibagian atas daun pintu
dan digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M . TR beralur pada salah satu sisinya dan pada kedua ujungnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Medium Rail MR merupakan komponen yang digabungkan dengan komponen ST dan Panel. Terdapat 3 unit MR pada daun pintu jenis ini. MR
beralur pada kedua sisi dan ujungnya. 4. Bottom Rail BR merupakan komponen yang berada pada bagian bawah
pintu dan digabungkan dengan komponen ST, Panel dan M. BR beralur pada salah satu sisinya dan kedua ujungnya.
5. MDF Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.
Daun pintu yang diproduksi oleh PT. Sumatera Timberindo Industry terdiri dari solid door dan engineered door. Solid door adalah daun pintu yang
diproduksi dengan menggunakan jenis kayu yang seragam dimana setiap komponen berasal dari satu potongan kayu. Enginereed door adalah daun pintu
yang komponennya berasal dari beberapa jenis kayu dengan sifat yang sama yang disatukan dengan cara dilem, disisip, dan dilapis sehinggga membentuk
komponen daun pintu. Hal ini dimaksudkan untuk pemanfaaatan bahan baku yang lebih efisien. Proses produksi daun pintu untuk tipe Butter adalah sebagai berikut:
1. Penyortiran Penyortiran bertujuan untuk batangan kayu yang digunakna dalam produksi
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 2. Finger Jointing penyatuan material inti
Finger Jointing adalah proses penyatuan dua bagian kayu dengan menggunakan lem untuk membentuk komponen pintu bagian inti atau tengah
yang masih sederhana.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengetaman kasar Pengetaman kasar dilakukan dengan menggunakan mesin planner untuk
menghaluskan permukaan yang kasar dan kotor. Balok kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian pemotongan.
4. Laminating Material Inti Proses laminating atau penyatuan beberapa material inti dengan
menggunakan lem untuk membentuk part tengah pintu yang nantinya akan dilapisi dengan veneer board.
5. Pengetaman Inti Pengetaman Inti bertujuan untuk memperkecil hasil akhir part tengah pintu
dengan pengurangan kurang lebih 0,1 mm. 6. Laminating MDF
Laminating adalah proses pelapisan kayu dengan menggunakan jenis kayu lain, yaitu MDF veneer board dan pelapisan ini menggunakan lem perekat.
7. Penghalusan Sanding Sebelum dihaluskan, komponen-komponen yang lebarnya kurang dari
spesifikasi yang ditetapkan akan didempul terlebih dahulu. Penghalusan dilakukan dengan menggunakan mesin sanding.
8. Profilling Components Profilling adalah pembuatan profil dari komponen-komponen daun pintu
dengan menggunakan mesin shaper. Komponen-komponen tersebut kemudian dibor dengan menggunakan mesin bor one head bor, two heads
Universitas Sumatera Utara
bor, dan six heads bor. Pada stasiun ini dilakukan beberapa proses pembuatan komponen pintu, yaitu sebagai berikut:
a. Pembuatan komponen Stile b. Pembuatan komponen Middle Stile
c. Pembuatan komponen Top Rail d. Pembuatan Middle Rail
e. Pembuatan Bottom Rail f. Pembuatan Glazing Bar
g. Pembuatan Glazing Bead h. Pembuatan MDF panel
9. Perakitan Perakitan dimulai dari penyatuan komponen-komponen secara manual setelah
itu daun pintu yang dirakit di-press dengan menggunakan mesin door press agar tiap komponen menyatu dengan rapat.
10. Finishing Finishing merupakan proses revisi dengan melakukan penyisipan,
pembersihanpenghalusan secara manual dengan menggunakan kertas pasir dilanjutkan dengan pembersihan debu dengan menggunakan air gun.
11. Pengepakan Pengepakan dimulai dengan pemberian label dan karton pengaman siku pada
daun pintu kemudian pembungkusan dengan plastik wrapping lalu disatukan sebanyak 20 pintu dalam satu bundelan dengan menggunakan
kawat baja.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Pengendalian Kualitas Pintu