BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Kegiatan Value-Added dan Non-Value-Added
Dalam Perhitungan metrik Lean ditemukan kegiatan-kegiatan value-added dan non-value-added untuk kondisi sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan.
Kegiatan menunggu adalah penyebab utama kecilnya pengurangan Manufacturing Lead Time, hal ini disebabkan oleh operator yang kurang terampil dalam
pekerjaanya sehingga terjadi delay. Perubahan jumlah waktu Manufacturing Lead Time sebelum dan sesudah perbaikan masih tergolong kecil, yaitu 22,275 Menit.
Gambaran hasil perhitungan metrik lean sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Gambaran Hasil Perhitungan Metrik Lean Sebelum dan Sesudah
Perbaikan Metrik
Lean Metrik
Sebelum Sesudah
Jumlah Kegiatan dalam Proses Produksi 55 proses
45 proses Manufacturing Lead Time
478,205 menit 455,930 menit
Value-Added Time 216,711 menit
218,184 menit Non Value-Added Time
261,494 menit 237,746 menit
Sumber : Hasil Pengolahan Data
6.1.2. Analisis Process Cycle Efficiency
Proces cycle efficiency merupakan perhitungan bagaimana waktu dan energi dihabiskan dalam keseluruhan proses. Nilai persentase process cycle
efficiency untuk proses produksi pintu tipe butter adalah 45,32. Nilai persentase
Universitas Sumatera Utara
ini diperoleh dari hasil perbandingan value-added-time dan total lead time. Sedangkan nilai persentase process cycle efficiency untuk proses produksi pintu
tipe butter setelah perbaikan adalah 47,85. Setelah dilakukan estimasi untuk hasil perbaikan, diperoleh peningkatan nilai persentase process cycle efficiency
sebesar 2,53. Peningkatan nilai persentase process cycle efficiency ini masih tergolong kecil, hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan menunggu yang dialami
produk.
6.1.3. Analisis Estimasi Hasil Peningkatan Kualitas
Hasil peningkatan kualitas diestimasi dengan mereduksi 10 sampai 90 dari masing-masing jenis kecacatan hasil proses pada tiap tahap inspeksi. Setelah
dilakukan perhitungan, diperoleh bahwa peningkatan nilai sigma masih relatif kecil, yaitu untuk nilai sigma tahap inspeksi I dari 3,23 menjadi 3,47, untuk nilai
sigma tahap inspeksi II dari 3,27 menjadi 3,44, dan untuk nilai sigma tahap inspeksi III dari 3,19 menjadi 3,41. Nilai sigma tersebut menggambarkan adanya
penambahan jumlah produk yang masuk ke dalam standard kualitas yang ditetapkan pihak perusahaan dibandingkan sebelum dilakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan six sigma.
6.2. Evaluasi