Pembahasan Hasil Penelitian Analisis pendekatan kontekstual dalam buku teks biologi tingkat SMP/MTS Kelas VII

51 Data gambar tersebut terlihat bahwa data tertinggi dengan persentase sebesar 80 yaitu pada indikator 1.2.1. “Menyajikan materi dari yang sederhana ke materi yang rumit. ” Seperti pada materi diawal bab pada paragraf pertama berikut. “ Pada bab sebelumnya kamu telah belajar bahwa sel-sel akan membentuk jaringan, beberapa jaringan membentukorgan, organ-organ bergabung membentuk sistem organ, dan sistem organ-sistem organ akan membentuk organismeatau makhluk hidup. Satu makhluk hidup disebut juga satuindividu, misalnya sebatang pohon mangga, seekor ikan, dan seekor sapi ”. Dari materi tersebut terlihat jelas bahwa buku B1 menjelaskan materi dari yang sederhana hingga materi yang rumit. Menjelaskan dari materi yang mudah hingga materi yang sulit. Memulai materi dengan satuan individu yaitu kompenen sederhana dalam ekosistem. Meningkat pada populasi dan selanjutnya. Buku ini tidak menjelaskan materi langsung dari yang tingkat atas. Selanjutnya pada indikator 1.1.2. dan 5.2.1. dengan persentase sebesar 60.9. yaitu pada indikator 1.1.2. “Mengaitkan dengan info aktual yang te rjadi pada kehidupan siswa.” Seperti pada kolom Informasi IPA. “Sekitar 6.500 jenis Reptilia terdapat di seluruh dunia, di antaranya 3.700 jenis merupakan kadal, 2.800 jenis merupakan ular, dan 25 jenis merupakan buaya. Sumber: Ensiklopedia Tanya dan Ja wab Flora dan Fauna, 2004” Kolom tersebut memberikan informasi aktual yang mungkin siswa belum mengetahuinya, sehingga saat peserta didik membaca, maka pengetahuan siswa akan bertambah. Indikator 5.2.1.” Mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep.”Seperti pada materi berikut. “Perhatikanlah makhluk hidup yang ada di sekitarmu, adakah yang benar-benar hidup sendiri terpisah dari makhluk hidup lainnya? Sebagaimana yang telah kamu pelajari, tidak ada makhluk hidup yang benar-benar terpisah dari makhluk hidup yang lainnya. Semua memiliki peran masing-masing dan saling berhubungan, secara langsung maupun tidak langsung.” 52 Dari materi diatas, buku B1 menyajikan hubungan antara fakta dengan konsep. Sehingga peserta didik dapat langsung meyerap materi tanpa harus susah-susah membayangkannya. Mengaitkan materi dengan fakta dan konsep juga bisa membuat peserta didik paham akan lingkungannya sehingga lebih menghargai dan menjaga lingkungan sekitar mereka. Manusia juga bertindak sebagai agen penentu. Jika manusia menjaga kelestarian lingkungan, maka lingkungan juga akan bersih dan membuat efek positif bagi kehidupan semuanya. Berikutnya akan disajikan data mengenai analisis dan karakteristik kontekstual yang terlampir pada lampiran empat. Dari data tersebut terlihat bahwa karakteristik kontekstual tertinggi ada pada 5.2 dengan persentase sebesar 60.9 dengan karakteristik “mengarahkan siswa pada kejelasan konsep.” Dari beberapa data yang dianalisis menguatkan bahwa buku ini memang mengarahkan siswa pada kejelasan konsep dengan cara menunjukkan gambar asli atau animasi yang berkaitan dengan konsep, lalu mengajak peserta didik untuk mengadakan kegiatan yang mengarahkan peserta didik pada kejelasan konsep. Peringkat kedua pada karakteristik1.2 dengan persentase sebesar 52.35 yaitu “mengkonstruksi konsep”. Di buku ini, peserta didikdiarahkan dan ditegaskan dengan beberapa konsep yang didukung oleh praktikum- praktikum. Sehingga dengan sendirinya peserta didik bisa membangun pengetahuan konsep. Peringkat ketiga pada karak teristik 2.3 yaitu “mengeksplorasi pemahaman siswa” dengan persentase sebesar 44.7. Seperti pada pertanyaan pada awal materi. “Pikirkan jawaban pertanyaan berikut sebelum kamu membaca uraian materi bab ini. Kemudian, periksakembali jawabanmu setelah kamu selesai membaca uraian bab ini. Apakah ada yang harus diperbaiki denganjawaban tersebut?Bagaimana cara tumbuhan mendapatkan makanan?Apa yang dilakukan hewan untuk mendapatkan energi?Hal apa saja yang harus dilakukan manusia untuk melestarikan keanekaragam an makhluk hidup?” 53 Dari pertanyaan awal tersebut terlihat bahwa peserta didik diajak untuk lebih mengeksplorasi pemahaman dari materi yang sudah mereka pelajari sebelumnya. Selanjutnya hasil analisis kesesuaian buku dengan indikator kontekstual pada kode buku B2 dengan judul manusia dan lingkungan tersaji pada Gambar 4.5. Tersaji hasil analisis dengan peringkat persentase terbesar pada indikator 1.1.2 dengan nilai 45 yaitu “Mengaitkan dengan info aktual yang terjadi pada kehidupan siswa.” Seperti pada materi di halaman 263 paragraf kedua. “manusia telah mengubah lingkungan tempat tinggalnya dengan membangun kota- kota dan jalan raya. Lapisan humus tanah yang memerlukan waktu ratusan tahun hingga dapat terbentuk, telah hilang di beberapa tempat karena praktik pertanian yang buruk. Beberapa sungai, mata air, dan danau tidak dapat lagi menjadi sumber air minum dan tempat hidup ikan- ikan.” Materi tersebut benar adanya sesuai dengan yang kita alami saat ini, sudah jarang ditemukan mata air, danau atau sawah akibat banyaknya pembangunan gedung oleh manusia tanpa diperhatikan dampak yang terjadi. Peringkat kedua tertinggi berada pada indikator 5.2.1 dengan persentase 41.1 yaitu “Mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep.” Seperti pada halaman 265 paragraf 5. “adanya bayi yang lahir berarti adanya penambahan jumlah penduduk. oleh karena itu, jumlah kelahiran merupakan petunjuk pertambahan jumlah penduduk. Semakin banyak bayi yang lahir berarti semakin cepat pertambahan jumlah jumlah penduduk.” Materi tersebut sesuai dengan fakta yang ada di sekitar peserta didik. Bahwa semakin banyak bayi yang lahir, maka pertambahan jumlah penduduk juga meningkat. Peringkat ketiga tertinggi pada indikator 1.2.1 yaitu “Mengaitkan dengan info aktual yang terjadi pada kehidupan siswa. ” “Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi suatukeuntungan sebab terdapat banyak tenaga kerja. Akan tetapi,jumlah penduduk yang besar juga dapat menimbulkan masalah, sebab penduduk memerlukan tempat tinggal, makanan, pakaian,dan pendidikan.” Materi tersebut benar terjadi pada Indonesia. Pemerintah menghadapi masalah dalam penyebaran penduduk serta banyaknya warga Indonesia yang 54 masih dibawah garis kemiskinan. Lalu analisis unsur kontekstual terdapat pada lampiran lima. Terlihat peringkat tertinggi pertama yaitu unsur 5.2 dengan persentase sebesar 41.1 dengan unsur “menyampaikan kompetensi tujuan”. Buku B2 lebih menitik beratkan pada menyampaikan kompetensi dan tujuan, berarti materi yang dibuat di sesuaikan dengan tujan peserta didik untuk mempelajari materi ini. Misal, dengan semakin banyaknya kelahiran, maka bumi akan semakin banyak penduduknya. Jika semakin padat, maka kehidupan di bumi tidak efisien, lalu bagaimana cara menanggulanginya? Dengan cara KB,atau mengatur jarak kelahiran dan membatasi keturunan. Peringkat kedua dengan unsur 3.1 sebesar 29.35 yaitu “mengamati fenomena alam” seperti pada Informasi IPA berikut. “Angka harapan hidup sekitar 273,65 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2025diperkirakan dapat meningkat 4,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini hanya 69,0 tahun.Pada periode 20 tahun yang akan datang Indonesia diperkirakan dapat menekanangka kelahiran total atau total fertility rate dan angka kematian bayi atauinfant mortality rate serta meningkatkan jumlahpenduduk usia lanjut 65 tahun ke atas.Sumber: Media Indonesia Online”. Dari informasi IPA tersebut, peserta didik mulai membayangkan bagaimana kehidupan di Indonesia pada 25 tahun yang akan datang. Menjelaskan fenomena yang terjadi pada saat ini akan berdampak hingga 25 tahun yang akan datang. Peringkat ketiga dengan unsur 1.2 sebesar 26.9 yaitu, “mengkonstruksi konsep” seperti pada materi berikut pada halaman 268. “Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, per tambahanjumlah penduduk yang terlalu cepat dapat menimbulkanbanyak permasalahan. Pertambahan penduduk tentunyamenuntut juga penambahan berbagai fasilitas, misalnyaperumahan, sekolah, angkutan, dan pekerjaan.” Peserta didik diajak untuk mengkonstruksi konsep, bahwa pertambahan jumlah penduduk yang semakin padat dan tidak terpandu, maka akan menimbulkan banyak masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dan masalah tersebut tidak hanya di tanggung oleh pemerintah, tetapi juga oleh semua warga negara Indonesia. 55 Berikutnya analisis dari kode buku C1 yang akan terlihat pada Gambar 4.9 dibawah ini. Berikut adalah analisis data dari buku C1 dengan persentase terbesar yaitu pada indikator 2 .3.1 dengan persentase sebesar 57.7 “Konsep disajikan dengan kegiatan yang dikaitkan dengan dengan kehidupan nyata siswa.”Seperti pada tugas 19.2 pada halaman 329. “Diskusikan Apakah peran matahari bagi kehidupan? Bagaimana seandainya tidak ada matahari dalam kehidupan ini?” Pada materi tersebut, peserta didik diarahkan untuk berdiskusi bersama temannya. Mendiskusikan hal yang terlihat gampang, tetapi pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup yang ada dibumi ini. Serta indikator 2.2.1. dengan persentase sebesar 55.5 yaitu “Menjelaskan materi yang unik tetapi berhubungan dengan kehidupan siswa.” Seperti pada penjelasan jaring-jaring kehidupan dan rantai makanan berikut. Konsep yang disajikan dengan gambar yang unik dan lucu tetapi memiliki arti yang banyak. Misalnya dalam satu rantai makanan akan memindahkan energi yang besar dari satu makhluk hidup, ke makhluk hidup yang satunya. Peringkat ketiga pada indikator 5.2.1 yaitu “mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep”Seperti pada materi awal buku C1 yang membahas “Jika kalian berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal kalian atau sewaktu kalian berangkat ke 56 sekolah menyusuri sungai di tengah sawah yang menghijau dengan tanaman padinya,atau di tempat serupa yang lain, pasti kalian jumpai makhluk hidup danbenda tidak hidup.Coba sebutkan apa saja yang kalian jumpai sejakkalian berangkat dari rumah kalian sampai di sekolahBandingkan pengalamankalian tersebut dengan pengalaman kawan-kawan kalianApakah kalian jumpai pula hubungan antar makhluk hidup ataumakhluk hidupdengan sesuatu yang tidak hidup? Dengan mempelajari bab ini nantinya kalianakan semakin jelas tentangkegiatan di atas, yaitu tentang ekosistem, kalian akan diajak untuk dapatmenentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. “ Materi ini berkaitan erat dengan lingkungan sekitar peserta didik. Sehingga peserta didik bisa merasakan dan melihat langsung hubungan materi dan konsep yang mereka pelajari. Dan indikator 1.3.1 yaitu “menyajikan soal latihan yang bisa dianalisis siswa” seperti pada soal diskusi tugas 19.3 dihalaman 332 “Apakah yang akan terjadi jika di hutan dilakukan tebang habis? Diskusikanlah dengan kelompok kalian Bandingkan hasil diskusi satu kelompok Dari tugas tersebut, peserta didik diharuskan menganalisis dampak yang terjadi apabila tidak ada hutan di bumi ini. Apakah makhluk hidup dapat tetap hidup? Atau banyaknya bencana alam yang akan terjadi? Selain itu, hasil analisis mereka pun akan di bandingkan dengan kelompok lainnya. Dengan membandingkan, maka semakin banyak jawaban yang akan muncul diantara para peserta didik. Selanjutnya akan terlihat analisis unsur kontekstual buku kode C1 pada lampiran enam. Unsur kontekstual terbesar dengan nilai 43.25 berada pada unsur 2.3 yaitu ” mengeksplorasi pemahaman siswa”. Peserta didik diajak langsung untuk mengeksplorasi materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Seperti pada contoh berikut. “ Jika kalian berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal kalian atau sewaktu kalian berangkat ke sekolah menyusun sungai di tengah sawah yang menghijau dengan tanaman padinya, atau di tempat serupa yang lain, pasti kalian jumpai makhluk hidup dan Benda tidak hidup. Coba sebutkan apa saja yang kalian jumpai sejakbkalian berangkat dari rumah kalian sampai di sekolah. Bandingkan pengalamankalian tersebut dengan pengalaman kawan-kawan kalian. Apakah kalian jumpai pula hubungan antarmakhluk hidup atau makhluk hidup dengan sesuatu yang tidak hidup? Dengan mempelajari bab ini nantinya kalian akan semakin jelas tentang kegiatan di atas, yaitu tentang ekosistem, kalian akan 57 diajak untuk dapat menentukan ekosistem dan sating hubungan antara komponen ekosistem. ” Peserta didik diajak langsung untuk mengekplorasi alam yang ada disekitar mereka. Hal ini membuat peserta didik mengingat dan bisa mengeksplorasi pemahaman mereka. Urutan kedua terbesar dengan persentase sebesar 36.65 berada pada karakteristik 1.4 yaitu “mengasimilasi dan mengakomodasi” serta pada karakteristik 2.1 yaitu “mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi.” Seperti pada tugas berikut. Tugas 19.1 Lakukan penyelidikan berikut secara berkelompok dan catat dalam buku catatan kalian. 1. Pilihlah tempat dilingkungan sekitar sekolah kalian atau kebun sekolah kalian dan batasilah dengan batu atau kayu pada keempat sisinya. Amatilah apa saja yang ada ditempat yang telah kalian batasi tersebut. Jaga agar tempat tidak diganggu, dan biarkan apa adanya. 2. Amatilah dengan hati-hati dan teliti apa saja yang ada dalam tempat yang Dibatasi dan catat. Jangan lupa amati pula aktivitas makhluk hidup yang terjadi. 3. kelompokkanlah apa yang kalian amati kedalam dua kelompok , yaitu kelompok yang hidup biotik dan yang tidak hidup abiotik. 4. Adakah kalian temukan hubungan antarkomponen tersebut? ]ika ada, hubungan tersebut bersifat menguntungkan atau merugikan? 58 Urutan ketiga pada karakteristik 1.3 yaitu“menganalisis dan mensintesis konsep” Semuanya terangkum dalam refleksi pada halaman 333 “sebagai bahan refleksi coba kalian buat uraian tentang ekosistem, komponennya, dan segala hal tentang pelestariannya. Apakah kalian merasa kesulitan atau sudah paham? Dari refleksi tersebut tergambar bahwa peserta didik memang diarahkan untuk mencari informasi serta mengasimilasi dan mengakomodasi materi dari yang pernah peserta didik pelajari sebelumnya. Selanjutnya akan terlihat analisis kesesuaian buku kode C2 dengan sifat kontekstual yang terlampir pada lampiran sembilan. Dari analisis C2 terlihat bahwa persentase terbesar ada pada indikator 1.1.2 dengan persentase sebesar 57.5 “Mengaitkan dengan info aktual yang terjadi pada kehidupan siswa.” Lalu urutan kedua tertinggi pada indikator 5.2.1 yaitu “Mengaitkan hubungan antara fakta dan konsep” dengan persentase sebesar 55. Seperti pada materi berikut. “Berapakah jumlah keluarga kalian? Ada yang sedikit dan ada juga yang banyak, bukan? Coba perhatikan kehidupan antara keluarga yang kecil dan besar tersebut, dilihat dari kebutuhan hidupnya. Tentunya semakin banyak anggota keluarga kebutuhan seperti pangan, papan, dan lain sebagainya juga semakin banyak. Begitu juga dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia ini,maka kebutuhan hidupnya juga meningkat dan berpengaruh terhadap lingkungan. Setelah belajar bab ini kalian akan dapat memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.” Terlihat bahwa materi tersebut mengaitkan fakta dengan konsep yang mereka pelajari. Urutan ketiga terbesar berada pada indikator 2.3.1 dengan persentase sebesar 52.5 yaitu ”konsep disajikan dengan kegiatan yang dikaitkan 59 dengan kehidupan nyata siswa.” Seperti pada tugas 2.1.1 pada halaman 350 yaitu “cobalah kalian bandingkan data hasil pengamatan RW kalian sekarang dengan jumlah penduduk 5 tahun yang lalu Apakah berbeda? Coba cari penyebabnya. Apa pula pengaruhnya terhadap kebutuhan pangan dan papannya?.” Tugas ini berkaitan dengan kehidupan peserta didik serta sesuai dengan konsep yang mereka pelajari. Selanjutnya akan terlihat analisis kesesuaian buku kode C2 dengan karakteristik kontekstual pada lampiran sepuluh. Urutan tertinggi pertama pada karakteristik 5.2 yaitu “ mengarahkan peserta didik pada kejelasan konsep.” Dengan persentase sebesar 55. Setiap materi disajikan dengan menggunakan contoh yang terjadi di sekitar lingkungan peserta didik. Sehingga siswalebih mudah dan cepat memahami materi yang di pelajari. Urutan tertinggi kedua pada karakteristik 2.3 dengan persentase sebesar 51.25 yaitu “mengekplorasi pemahaman siswa” terlihat pada tugas 21.2 dihalaman 352. ”Sebutkan dampak negatif akibat penduduk yang sangat padat. Coba kalian soroti dari sudut kebutuhan air bersih, udara bersih, kebutuhan pangan, dan ketersediaan lahan Sebutkan akibat penyebaran penduduk yang tidak merata di wilayah antar pulau di Indonesia Sorotilah dari sudut kebutuhan pangan dan ketersediaan lahan pertanian bagi masyarakat. Diskusikan dengan kelompok kalian, kemudian hasiInya diskusikan di depan kelas.” Pada tugas kali ini, jelas sekali peserta didik diharuskan untuk mengeksplorasi pemahaman mereka setelah mereka mempelajari materi ini, dengan cara menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar mereka. Urutan ketiga pada karakteristik 3.1 ya itu“ mengamati fenomena alam” yaitu seperti pada halaman 351 paragraf ketiga. “Kesejahteraan menyangkut kemakmuran penduduk. Hal ini dapat diartikan keperluan penduduk telah tercukupi, minimal dalam pangan,sandang, dan perumahan, juga tidak dilupakan pendidikannya. Keterbatasan lahanpertanian dapat ditingkatkan produksinya dengan pengolahan secara intensif dan ekstensif.Pengolahan tanah secaraintensif dengan melaksanakan panca usaha tani.” Pada materi tersebut, tersirat fenomena kesejahteraan penduduk suatu negara jika tidak diimbangi dengan berbagai usaha yang mendukung 60 kesejahteraan manusia itu sendiri. Peserta didik mengetahui fenomena yang akan terjadi jika mereka tidak menjaga lingkungannya. Dari semua buku yang sudah dipaparkan diatas, kita bisa melihat beberapa keunggulan dan kelemahan dari masing-masing buku. Buku kode A,B dan C memiliki unsur yang sama-sama bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dan juga sudah layak terbit dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dan sudah tercantum dalam pusat perbukuan. Setiap buku memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Tetapi kelemahan pada buku A,B, dan C tidak terdapat komponen penilaian portofolio. Masing-masing buku hanya menyajikan kegiatan tanpa adanya lembar untuk penilaian. 57 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian pendekatan kontekstual pada buku biologi SMP kelas VII. Hal ini ditunjukkan oleh hasil persentase kesesuaian unsur kontekstual pada buku kode A,B dan C. Buku kode A lebih banyak mengandung unsur kontekstual dibandingkan buku kode B dan C. Keunggulan buku kode A ada pada lima unsur kontekstual yaitu konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry, masyarakat belajar learning community, dan refleksi reflection. Keunggulan pada buku A, karena buku A telah mengikuti standar kurikulum 2013. Pada buku A terdapat dua unsur kontekstual yang pemunculannya kurang dari 10, yaitu pemodelan modelling dan penilaian autentik authentic assessment dibandingkan kedua buku lainnya. Buku kode B unggul pada unsur kontekstual bagian pemodelan modelling dibandingkan buku kode A dan C. Unsur kontekstual lainnya juga terdapat pada buku B yaitu konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry, tetapi hanya berkisar antara 10-30. Sedangkan unsur kontekstual lainnya yaitu masyarakat belajar learning community, refleksi reflection dan penilaian autentik authentic assessment hanya muncul kurang dari 6. Buku kode C memiliki keunggulan dalam unsur kontekstual yaitu penilaian autentik authentic assessment dengan persentase terbesar 5. Meskipun unsur tersebut hanya 5 tetapi unsur penilaian autentik authentic assessment pada buku C paling tinggi diantara kedua buku lainnya. Unsur konstekstual lainnya yang terdapat pada buku C yaitu konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry dan refleksi reflection hanya muncul sekitar 10-30. Unsur kontekstual bagian 58 masyarakat belajar learning community, pemodelan modelling pada buku C hanya berkisar 10. Unsur kontekstual tertinggi terdapat pada buku A, walaupun hanya lima unsur kontekstual yang tertinggi yaitu konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry, masyarakat belajar learning community, dan refleksi reflection. Unsur kontekstual tertinggi bagian pemodelan modelling terdapat pada buku B. Buku C memiliki unsur kontekstual tertinggi pada bagian penilaian autentik authentic assessment.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka Penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang. 1. Saran Kebijakan Buku kode A yang merupakan kurikulum 2013 merupakan buku yang terbaru yang akan terus digunakan dunia pendidikan di Indonesia. Buku ini masih mengandung kelemahan pada unsur pemodelan modelling dan penilaian autentik authentic assessment. Pada buku selanjutnya diharapkan pemodelan modelling dan penilaian autentik authentic assessment ini menjadi bagian yang perlu diperhatikan. 2. Bagi Sekolah Walaupun ada beberapa sekolah yang belum menggunakan kurikulum 2013, maka disarankan untuk menggunakan buku kode A kurikulum 2013, yang lebih banyak mengandung unsur kontekstual daripada buku kode B dan C. 3. Bagi Peneliti Pada penelitian ini masih terdapat kelemahan terutama dalam validasi isi buku, penelitian ini akan lebih sempurna jika dilakukan validasi kesesuaian antara validator ahli pembelajaran kontekstual. Diharapkan adanya peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini. 59 DAFTAR PUSTAKA Abdulkarim, Aim. Analisis Isi Buku Teks dan Implikasinya dalam Memberdayakan Keterampilan Berpikir Peserta didik SMA, Bandung: Forum Kependidikan, Volume 26, Nomor 2, 2007. Adisendjaja, Yusuf Hilmi dan Oom Romlah. Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains Biologi, Makalah. Bandung:2007. Adisendjaja, Yusuf Hilmi. Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Anonim, Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2008. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: Diva Press, 201. Chatib, Munir. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, 2013, cet. 17, Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: 2008. Gusti, Rini Prisma. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis Gambar Picture and Picture pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang, Jurnal Guru, No. 1 Vol 3 Juli 2006. Ibrahim, Indriyati. Representasi Konsep Biologi kontekstual pada Buku Pelajaran IPA Kelas VIII, Semarang: Journal of Research and Educational Research Evaluation, 2012. Kustanto, Hery dan A.Hinduan, Kecenderungan Buku Teks Fisika Lama dan Buku Teks Fisika Baru untuk SMA, Makalah, Diseminarkan pada seminar nasional fisika dan pembelajaran UKSW. Salatiga: 2007. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, cet. 3. Muljono, Pudji. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, Naskah Akademik Penilaian Buku Teks Pelajaran, Jakarta. 2010. Muslich, Masnur. Text Book Writing, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010, cet. 2. PISA 2003 melalui http:www.oecd.org . diakses pada 12 mei 2012 PISA 2006 melalui http:www.oecd.org . diakses pada 12 mei 2012 PISA 2009 melalui http:www.oecd.org . diakses pada 12 mei 2012 Safdar,dkk, An analysis Of Biology Textbook for 9th Class Published By NWFP Textbook Board Peshawar. Pakistan: International Journal of Academy Research, Volume 3, nomor 2, march 2011. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009. Sutarno, Erwan. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah “Open-Ended” untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Dasar I Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus Th XXXVIII Desember 2005. Sutedjo, Bambang. Pengembangan Bahan Ajar dan Media, Jakarta: 2012. Tim Penyusun. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMPMTs, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011. Tim Penyusun. Daftar Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran SMAMA, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011. Waluyo, Mohamad. Analisis Buku Sekolah Elektronik BSE Kelas VII SMP Pelajaran Matematika Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Kontekstual, Surakarta: Skripsi pada Program Sarjana Universitas Muhammadiyah, 2010.