7
Buku  teks  pelajaran  membagi  buku  menjadi    dua  bagian,  yakni  buku  teks utama  dan  buku  teks  pelengkap.  Buku  teks  utama  berisi  bahan-bahan  pelajaran
suatu  bidang  studi  yang  digunakan  sebagai  buku  pokok  bagi  peserta  didik  dan guru dalam mengajar di sekolah. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya
membantu  untuk  menyempurnakan  materi  atau  tambahan  bagi  buku  teks  utama dan digunakan oleh guru dan peserta didik.
6
Buku  teks  pelajaran  yang  dimaksud  dalam  penelitian  kali  ini  adalah  buku teks utama yang digunakan oleh guru dan peserta didik di sekolah. Adanya buku
teks  tersebut,  peserta  didik  dituntun  untuk  berlatih,  berpraktik,  atau  mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku tersebut dan mengulang pelajaran serta
mempelajari  pelajaran  selanjutnya  yang  akan  diajarkan.  Waktu  guru  dalam mengajar  pun  lebih  efisien  karena  peserta  didik  telah  membaca  terlebih  dahulu
pelajarannya, sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Buku teks pelajaran memiliki fungsi untuk mengoptimalisasi pengembangan
pengetahuan deklaratif dan pengembangan prosedural. Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah.
7
2. Syarat- Syarat Buku Teks yang Baik
Buku  sebagai  bahan  ajar  merupakan  buku  yang  berisi  suatu  ilmu pengetahuan  sebagai  hasil  analisis  terhadap  kurikulum  dalam  bentuk  tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan  mudah  dimengerti,  disajikan  secara  menarik  dilengkapi  dengan  gambar  dan
keterangan-keterangannya,  isi  buku  juga  menggambarkan  sesuatu  yang  sesuai dengan  ide  penulisannya.  Buku  pelajaran  berisi  tentang  ilmu  pengetahuan  yang
dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar.
8
Buku  teks  atau  dengan  kata  lain  buku  ajar,  yakni  buku  yang  menjadi pegangan  pembelajaran  untuk  digunakan  di  sekolah.  Buku  teks  memiliki  peran
6
Bambang Sutedjo, Pengembangan Bahan Ajar dan Media, h. 16. Diakses melalui
Tedjofilewordpress.compengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008 pada juni 2010
7
Ibid.,
8
Depdiknas, op. cit.,h.6
8
untuk menyajikan pengalaman tak langsung dalam jumlah yang banyak dan untuk menunjang program pengajaran.
9
Syarat –  syarat  buku  teks  yang  bermutu  adalah  penyajiannya  menarik,
menantang,  materinya  bervariasi,  sehingga  membuat  peserta  didik  termotivasi untuk  mempelajarinya.  Oleh  karena  itu  dalam  penyusunan  buku  teks  harus
memenuhi  kriteria-kriteria  tertentu  antara  lain  sudut  pandang  point  of  view, kejelasan
konsep, Relevan,
menarik minat,
menumbuhkan motivasi,
menstimulasi  dan  merangsang  aktivitas  peserta  didik,  ilustratif,  bahasa  yang mudah  dimengerti,  berhubungan  dengan  mata  pelajaran  lain,  menghargai
perbedaan individu, memantapkan nilai-nilai.
10
a. Sudut pandang point of view.
Buku  teks  harus  mempunyai  landasan,  prinsip,  dan  sudut  pandang  tertentu yang  menjiwai  dan  melandasi  buku  teks  secara  keseluruhan.  Buku  tersebut
harus menjelaskan tentang materi yang disampaikan oleh guru. b. Kejelasan konsep. Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus
jelas  dan  tandas.  Konsep  yang  disampaikan  harus  sesuai  dengan  materi,  agar siswa mudah mencernanya.
c.  Relevan  dengan  kurikulum.  Buku  teks  harus  relevan  dengan  kurikulum  yang berlaku.  Buku  harus  menyesuaikan  dengan  kurikulum  yang  ditetapkan  oleh
pemerintah. d.
Menarik  minat.  Buku  teks  ditulis  untuk  peserta  didik  sehingga  penulis  harus mengerti bagaimana menyajikan buku tersebut agar peserta didik senang untuk
mempelajarinya. e.
Menumbuhkan motivasi. Buku teks yang dapat membuat peserta didik merasa ingin  dan  senang  untuk  mengerjakan  tugas  atau  latihan-latihan.  Buku  yang
membuat  para  peserta  didik  selalu  ingin  menyelesaikan  semua  tugas-tugas yang ada di buku tersebut.
9
Aim  Abdulkarim,  Analisis  Isi  Buku  Teks  dan  Implikasinya  dalam  Memberdayakan Keterampilan  Berpikir  Siswa  SMA,  Jurnal  Forum  Kependidikan,  Volume  26,  nomor  2,  maret
2007, h. 73.
10
Masnur Muslich, op. cit., h. 53.