10
3. Tujuan dan Fungsi Buku teks
Buku  teks  berdasarkan  segi  isinya  merupakan  buku  yang  berisi  materi bahan  ajar  bidang  tertentu,  untuk  jenjang  pendidikan  tertentu,  dan  pada  kurun
ajaran tertentu.  Buku teks berdasarkan segi tata letaknya merupakan sajian bahan ajar  yang  mempertimbangkan  beberapa  faktor  yaitu  tujuan  pembelajaran,
kurikulum dan struktur program pendidikan, tingkat perkembangan peserta didik, kondisi dan fasilitas sekolah, kondisi guru dan pemakainya.
12
Dari  segi  fungsinya,  selain  mempunyai  fungsi  umum  sebagai  sosok  buku, buku  teks  mempunyai  fungsi  sebagai  sarana  pengembang  bahan  dan  program
dalam  kurikulum  pendidikan.  Buku  teks  sebagai  bahan  materi  yang  akan disampaikan  dalam  pengajaran.  Sarana  pemerlancar  tugas  akademik  guru.  Buku
teks  membuattugas  guru  menjadi  lebih  terarah.  Sarana  pemerlancar  ketercapaian tujuan pembelajaran. Buku teks membimbing guru untuk melanjutkan pengajaran
berikutnya.  Sarana  pemerlancar  efisiensi  dan  efektivitas  kegiatan  pembelajaran. Guru  hanya  menerangkan  saja,  tidak  perlu  guru  harus  mencatat,  sehingga  lebih
efisien.
13
Sementara  itu,  nilai  lebih  buku  teks  bagi  guru  yaitu  buku  teks  memuat persediaan  materi  bahan  ajar.  Guru  bisa  lebih  terencana  dalam  melaksanakan
pengajaran.    Buku  teks  memuat  masalah-masalah  terpenting  dari  satu  bidang studi.  Guru  bisa  lebih  jelas  dalam  menjelaskan  pokok  permasalahan  dari  materi
yang  diajarkan.  Buku  teks  banyak  memuat  alat  bantu  pengajaran,  misalnya gambar,  skema,  diagram,  dan  peta.  Buku  teks  yang  memuat  alat  peraga,  akan
memudahkan  guru  untuk  menjelaskan  hal-hal  yang  sulit  dibayangkan  peserta didik, seperti gambar sel, darah dan jaring-jaring makanan. Buku teks merupakan
rekaman  yang  permanen  untuk  memudahkan  guru  mengevaluasi  kembali pengajaran  yang  disampaikan.  Buku  teks  memuat  bahan  ajar  yang  seragam.
Maksudnya adalah kesamaan evaluasi, dan juga kelancaran diskusi, sehingga guru tidak  melenceng  dari  kurikulum.  Buku  teks  memungkinkan  peserta  didik  belajar
12
Masnur Muslich, op. cit., h. 52.
13
Ibid., h.52.
11
di rumah. Peserta didik dapat mengulang kembali pelajaran  yang disampaikan di sekolah.  Buku  teks  memuat  bahan  ajar  yang  telah  tertata  menurut  sistem  dan
logika tertentu. Buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri sehingga sebagian waktunya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
14
Membaca  buku  teks  akan  membuat  peserta  didik  terdorong  untuk  berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam
buku  teks,  mengadakan  pengamatan  yang  disarankan  dalam  buku  teks,  atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks.
15
Buku teks mempunyai peran tersendiri bagi orang tua untuk memantau dan menemani  ketika  peserta  didik  belajar  di  rumah.  Orang  tua  dapat  menerangkan
kembali  materi  yang  di  pelajari  di  sekolah  agar  anaknya  dapat  lebih  memahami materi pelajaran. Orang tua bisa mengetahui daya serap anaknya terhadap materi
mata pelajaran tertentu. Apabila daya serapnya kurang, perlu dilakukan perbaikan, dan  apabila  daya  serapnya  baik,  perlu  juga  dilakukan  langkah-langkah
pemantapan atau pengayaan.
16
Keberadaan  buku  teks  sangat  banyak  fungsinya.    Fungsi  buku  teks  tidak hanya  bagi  guru,  tetapi  peserta  didik  dan  orang  tua  pun  butuh  buku  teks  untuk
memantapkan atau mengulang materi yang diajarkan di sekolah. Keberadaan buku teks juga sangat fungsional sebagai kelancaran dalam proses belajar mengajar dan
bisa mengefisienkan waktu belajar mengajar di sekolah.
4. Buku Sekolah Elektronik BSE
Kebijakan  pemerintah  pada  tahun  ajaran  baru  20082009  ialah diluncurkannya  Buku  Sekolah  Elektronik  BSE.  Jumlah  Buku  Sekolah
Elektronik  yang  disingkat  BSE  atau  e-Book  ini  sejatinya  telah  mencapai  kurang lebih  seribu  seratus  tiga  puluh    ±  1130    judul  buku.  Tersedia  untuk  tingkatan
SDMI,  SMPMTs  dam  SMASMKMA.
17
Anggaran  yang  dialokasikan  oleh
14
Ibid., h. 55.
15
Ibid.
16
Ibid., h. 56.
17
Tim  Penyususn.  Daftar  Buku  Teks  Pelajaran  yang  Memenuhi  Syarat  Kelayakan  untuk Digunakan  dalam  Proses  Pembelajaran  SMAMA,Jakarta:  Kementerian  Pendidikan  dan
Kebudayaan, 2011, h.126.
12
Depdiknas  guna  mensukseskan  program  ini  pun  mencapai  hingga  20  miliar. Keberadaan BSE ini awalnya diharapkan agar buku teks pelajaran mudah diakses
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.
18
BSE  merupakan  wadah  penunjang  bagi  Program  Massal  Buku  Teks Pelajaran  Murah,  dimana  pemerintah,  dalam  hal  ini  Kementerian  Pendidikan
Nasional  telah  membeli  hak  cipta  buku-buku  teks  pelajaran  tertentu  dari penulisnya  langsung.  Tentu  saja,  buku-buku  tersebut  telah  dinilai  kelayakannya
oleh  Badan  Nasional  Standarisasi  Pendidikan  BSNP  sesuai  dengan Permendiknas  No.  462007,    Permendiknas  No.  122008,  Permendiknas  No.
342008 dan Permendiknas No. 412008. Dengan BSE, buku teks pelajaran dapat diunduh  oleh  siapa  saja,  kapan  saja,  di  mana  saja  melalui  situs
http:bse.depdiknas.go.id .
19
Guru  harus  bisa  memanfaatkan  sumber  pengetahuan  dan  informasi  untuk memperkaya wawasan, pemikiran dan inspirasi melalui buku BSE.
20
BSE bisa di unduh secara gratis melalui website khusus, tetapi BSE ini juga menjadi hal yang
sulit  diwujudkan,  karena  pihak  sekolah  susah  mengeluarkan  uang  untuk mengcopy unduhan tersebut.
Sebenarnya  memang  tidak  ada  kewajiban  untuk  memakainya,  yang  ada hanya  anjuran.  Sekolahguru  lah  yang  pada  akhirnya  menentukan  buku  yang
dipakai  di  sekolah,  bukan  siswa  atau  orang  tuanya.  Jadi,  meskipun  sudah  ada himbauan agar sekolah memakai BSE, tapi kalau gurusekolah memutuskan untuk
memakai buku lain yang tidak ada dalam BSE, maka siswaorang tua tidak akan bisa  berbuat  apa-apa  kecuali  membelinya.  Dalam  kasus  seperti  itu,  yang  tidak
punya uang akan terpaksa belajar tanpa memakai buku. Cara sederhana yang dapat digunakan oleh orangtua dalam mengidentifikasi
buku  teks  pelajaran  yang  layak  digunakan  di  sekolah  adalah  Bagian  belakang
18
Mohamad Waluyo.”  Analisis  Buku  Sekolah  Elektronik  BSE  Kelas  VII  SMP  Pelajaran
Matematika  Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Kontekstual”, Skripsi pada Program  Sarjana Univesitas Muhammadiyah Surakarta,  Surakarta, 2010,
h 20.
19
Tim Penyusun.
op. cit.
,  h. iv.
20
Jamal Ma’mur Asmani. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah,  Jogjakarta: Diva Press, 2012, h. 210.
13
buku memakai  legalitas berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Nomor 455 atau 505 atau Permendiknas Nomor 262005 atau Nomor 222007. Disajikan dalam bentuk
satu  tahun  tidak  per  semester.  Mencantumkan  harga  jual  maksimal  buku  pada jilid luar. Menggunakan  kertas HVS bukan kertas koran. Pada bagian jilid muka
tidak menggunakan embel-embel tulisan rujukan kurikulum yang digunakan.
21
Berdasarkan pengertian Buku Sekolah Elektronik BSE tersebut, maka para guru  atau  orang  tua  tidak  perlu  khawatir  untuk  mencetak  atau  memperbanyak
buku  BSE.  Malah  pemerintah  menganjurkan  untuk  mencetaknya  agar mempermudah  peserta  didik  dalam  belajar.  Para  orang  tua  juga  bisa
mengidentifikasi  sendiri  buku  teks  pelajaran  yang  layak  digunakan  untuk  anak- anak mereka.
5. Penilaian Buku Teks Pelajaran
Komponen  penilaian  buku  teks  pelajaran  meliputi  empat  komponen komponen  kelayakan  isi,  kebahasaan,  penyajian,  kegrafikaan  dan  dilaksanakan
dalam dua tahap pokok.
22
Komponen  penilaian  kelayakan  harus  disesuaikan
dengan  SK  dan  KD  mata pelajaran, perkembangan anak dan kebutuhan masyarakat.
Kelengkapan materi dan life skills. Keluasaan materi untuk maju dan berkembang serta keberagaman nilai-
nilai sosial yang ada pada masyarakat sekitar.
Komponen  penilaian  kebahasaan  meliputi  indikator  keterbacaan,  kesesuaian dengan  kaidah  bahasa  Indonesia  yang  baik  dan  benar  serta  logika  berbahasa.  Buku
teks  yang  baik  harus  mengikuti  bahasa  yang  mudah  di  pahami  peserta  didik  sesuai dengan  jenjang  kelas.  Bahasa  yang  sesuai  kaidah  dapat  mengajarkan  siswa  berlatih
komunikasi yang baik dan benar. Komponen  penyajian  meliputi  teknik  sistematika  penyajian.  Meliputi
keruntutan  materi  dalam    penyajian  seta    pembelajaran.  Teknik  pembelajaran dimaksudkan  dalam  observasi,  investigasi,  eksplorasi,  atau  inkuiri,  masalah
kontekstual, dan menumbuhkan berpikir kritis.
21
Mohamad Waluyo,  loc. cit.
22
Pudji Muljono, op. cit., h. 9