37
Tunas Ibu Selomartani anak-anak terlihat tertarik dengan media yang digunakan karena sebelumnya anak belum pernah bermain dengan media tersebut.
Mengingat ketertarikan anak terhadap simpai sebagai media bermain, peneliti berharap bermain simpai mampu digunakan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Syari’ati Masyithoh 2014 dengan judul “peningkatan
keterampilan motorik kasar melalui alat permainan edukatif APE outdoor pada kelompok A Paud IT Zaid Bin Tsabit Ambartawang, Mungkid, Magelang”.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motorik kasar anak khususnya pada unsur keseimbangan, kelincahan dan kekuatan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa melalui alat permainan edukatif APE outdoor dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak yang meliputi unsur
keseimbangan, kelincahan, dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Hesti Wijayanti 2014 berjudul
“peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain lempar tangkap Perkembangan motorik kasar
anak kurang optimal pada unsur; koordinasi,
keseimbangan dan kelentukan Kegiatan
bermain simpai
Kemampuan motorik kasar
meningkat
38
bola besar kelompok B TK Al Hidayah Semawung Banjaroyo Kalibawang Kulonprogo”. Kemampuan motorik kasar difokuskan pada keseimbangan,
kekuatan dan kelentukan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh latihan permainan lempar tangkap bola besar terhadap peningkatan kemampuan
keseimbangan, kekuatan dan kelentukan. Merujuk dari penelitian yang dilakukan di atas peneliti telah mengacu dan
menekankan pada upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui bermain simpai. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada upaya meningkatkan
kemampuan motorik kasar dalam unsur koordinasi, keseimbangan dan kelentukan anak.
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat peneliti ajukan hipotesis yaitu melalui bermain simpai dapat meningkatkan kemampuan motorik
kasar pada anak kelompok A TK Tunas Ibu Selomartani, kecamatan Kalasan.
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research. Menurut Wina Sanjaya 2009: 26,
penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk 2007: 17, cara penelitian kolaboratif merupakan penelitian tindakan yang ideal
karena dalam penelitian ini dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Hal ini
sebagai upaya untuk mengurangi unsur subyektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan.
Proses tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diupayakan agar masalah yang terjadi dapat teratasi, sekaligus meningkatkan mutu praktik
pembelajaran di kelas tersebut, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Secara kolaboratif peneliti dan guru bekerja sama dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tindakan.