c Penetapan  aturan  etika  secara  tegas  akan  menciptakan
hubungan manusia yang lebih baik d
Kebohongan  dinilai  bermoral  atau  tidak  tergantung  pada situasi yang mengelilinginya.
b. Equity Sensitivity
Equity  sensitivity  merupakan  suatu  persepsi  seseorang   terhadap keadilan    dengan  membandingkan    antara    inputs    dan    outcomes
yang  diperoleh  dari  orang  lain. Equity  sensitivity merupakan salah satu  faktor  individu  yang  mempengaruhi  perilaku  etis  seseorang.
Husemen  1987  membagi  persepsi  individu  terhadap  equity  dan inequity  dalam  tiga  kategori  yakni:  benevolents,  equity  sensitivities,
dan  entitleds.  Individu    benevolent    cenderung  berperilaku  murah hati dan  lebih senang memberi daripada menerima. Individu  equity
sensitivities  digambarkan  sebagai  individu    yang  memiliki keseimbangan    antara    inputs  dan  outcomes.  Sedangkan  individu
entitled  digambarkan  sebagai  individu  yang  lebih  senang  menerima lebih  daripada  memberi.  Instrumen  yang  bisa  digunakan  untuk
mengukur  variabel  equity  sensitivity  adalah  Equity  Sensitivity Instrument  ESI  dan  Equity  Preference  Questionnaire  EPQ.  ESI
dikembangkan oleh Huseman 1985 , yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan  nilai  ESI  berkisar  0-10  untuk  tiap  pertanyaan  sesuai  dengan
pilihan  responden,  sehingga  dari  total  pasang  pertanyaan  tidak melebihi  nilai  10.  Sedangkan  untuk  EPQ  yang  dikembangkan  oleh
Sauley  dan  Bedeian  2000  terdiri  dari  16  pertanyaan  yang  diukur dengan skala likert. Penelitian ini memilih menggunakan EPQ  yang
dimodifikasi  menjadi  12  pertanyaan  untuk  mengukur  instrumen Equity Sensitivity dan menggunkan skala likert 1 sampai 4. Indikator
yang  digunakan  adalah  benevolent  dan  entitleds.  Pernyataan  negatif ada  pada  poin  pertama  sampai  dengan  poin  kelima,  sedangkan
sisanya adalah pernyataan positif
c. Budaya Jawa
Budaya Jawa merupakan budaya yang cenderung mempunyai ciri  menjunjung  tinggi  nilai  harmoni.  Budaya  Jawa  mengutamakan
keseimbangan,  keselarasan  dan  keserasian  dalam  kehidupan  sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan.
Jumlah  penduduk,  orang  keturunan  Jawa  menjadi  penduduk terbanyak  di  Indonesia.  Karena  banyaknya  persebaran  orang  Jawa
ini,  maka  homogenitas  budaya  dan  pengaruhnya  terhadap  modal bangsa sangat  terasa, budaya Jawa mempengaruhi  pandangan hidup
sebagian  besar  masyarakat  Indonesia  dan  Jawa  juga  mendominasi aktivitas-aktivitas  budaya,  bisnis,  sosial  dan  politik  di  Indonesia.
Pengukuran  variabel  Budaya  Jawa  ini  menggunakan  skala  likert  1 sampai  4.  Dalam  penelitian  ini,  indikator  yang  digunakan  untuk
mengukur variabel budaya Jawa ada dua yaitu: 1
Penghindaran konflik 2
Rasa menghormati respect.
E. Instrumen Penelitian