Persamaan dengan penelitian ini adalah sama menggunakan perilaku etis auditor sebagai variabel dependen dan faktor individual
equity sensitivity sebagai variabel independen. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini menambahkan variabel independen
oerientasi etis dan budaya Jawa. Sampel dan populasi yang digunakan oleh Putri adalah auditor pada KAP wilayah Surakarta dan DIY. Sedangkan
penelitian ini menggunakan auditor pada KAP yang berada di Yogyakarta saja.
3. Jurica Lucyanda dan Gunardi Endro 2012
Penelitian yang dilakukan Jurica dan Gunardi 2012 berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi
Universitas Bakrie”. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi
Universitas Bakrie, sedangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, gender, locus of control, dan equity sensitivity tidak berpengaruh
terhadap perilaku etis mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan perilaku etis
sebagai variabel dependen tetapi pada penelitian Jurica dan Gunardi 2012 berfokus pada perilaku etis mahasiswa sedangkan penelitian ini
berfokus pada perilaku etis auditor. Kemudian persamaan kedua adalah menggunakan faktor individual equity sensitivity sebagai variabel
independen. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini menambahkan variabel independen oerientasi etis dan budaya Jawa.
Sampel dan populasi yang digunakan oleh Jurica dan Gunardi 2012 adalah mahasiswa akuntansi Universitas Bakrie, sedangkan penelitian ini
menggunakan auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Yogyakarta.
4. Revita Mardawati 2014
Penelitian tersebut ber judul “Pengaruh Orientasi Etis, Gender, dan
Pengetahuan Etika Terhadap persepsi Mahasiswa Akuntansi Atas Perilaku Tidak Etis Akuntan”. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa
Idealisme berpengaruh negatif terhadap persepsi mahasiswa akuntansi atas perilaku tidak etis akuntan. Semakin tinggi idealisme maka kemungkinan
untuk melakukan perilaku tidak etis semakin rendah. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa relativisme berpengaruh positif
terhadap persepsi mahasiswa akuntansi atas perilaku tidak etis akuntan. Orang dengan relavititas tinggi cenderung akan setuju atau mentolelir
terhadap perilaku tidak etis yang terjadi, semakin tinggi relativisme maka kemungkinan untuk melakukan perilaku tidak etis semakin tinggi.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan perilaku etis auditor dalam variabel dependen dan orientasi etis sebagai
variabel independen. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian Revita 2014, variabel dependennya menambahkan persepsi
mahasiswa atas perilaku tidak etis yang dilakukan akuntan, sedangkan
penelitian ini hanya berfokus pada perilaku etis akuntan serta menambahkan equity sensitivity dan budaya Jawa pada variabel
independennya. Sampel dan populasi yang digunakan oleh Revita adalah mahasiswa program studi akuntansi S1 Fakultas Ekonomi UNY,
sedangkan penelitian ini menggunakan auditor pada KAP yang berada di Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir