bantuan pangan, pertukaran pangan, dan lain sebagainya. Selain dari dukungan sosial, kerawanan pangan berdasarkan akses sosial dapat dilihat dari tingkat
pendidikannya MacArthur dan John, 1998.
2.2.2 Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan adalah ketersediaan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan domestik, perdagangan pangan dan
bantuan pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok
yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah, dan bantuan pangan dari pemerintah atau organisasi lainnya World Food Programme, 2009.
Menurut Thomas Robert Malthus menyebutkan dalam teorinya bahwa pertumbuhan penduduk akan selalu mengikuti deret ukur, sedangkan ketersediaan
pangan akan mengikuti deret hitung. Teori tersebut terkenal dengan teori ledakan penduduk di suatu wilayah yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan
Wicaksono, 2011.
Teori Malthus menghendaki produksi pangan melebihi dari pertumbuhan penduduk, sehingga berdasarkan pada teori ini dapat diprediksikan bahwa suatu
saat lahan pertanian akan hilang. Disebabkan karena adanya perkembangan yang pesat pada pembukaan dan penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk
Kompasiana, 2012.
Ketersediaan pangan harus dikelola dengan baik, sehingga walaupun produksi pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah pangan yang
Universitas Sumatera Utara
tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya, serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu Suryana, 2004.
2.2.3 Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dalam pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak azasi manusia. Ketahanan
pangan juga merupakan bagian sangat penting dari ketahanan nasional. Secara nasional ketahanan pangan tidak identik dengan ketahanan rumah tangga sebab
tanpa memperhatikan unsur-unsur produksi, distribusi, harga dan pendapatan, mustahil ketahanan pangan tingkat rumah tangga dapat terwujud. Sungguhpun
demikian, rumah tangga sebagai unit masyarakat terkecil, merupakan penguat utama pilar ketahanan pangan nasional. Karenanya, membangun ketahanan
pangan merupakan bagian penting dari program ketahanan pangan Badan Ketahanan Pangan, 2012.
Ketahanan pangan terwujud bila dua kondisi terpenuhi yaitu : 1 setiap saat tersedia pangan yang cukup baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan
terjangkau dan 2 setiap rumah tangga, setiap saat, mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup
sehat dan produktif. Konsep ketahanan pangan nasional tersebut, memberi penekanan pada akses setiap rumah tangga dan individu terhadap pangan yang
cukup, bermutu, bergizi dan berimbang, dan harganya terjangkau, meskipun begitu setiap individu yang menjadi anggota keluarga dalam suatu rumah tangga
mendapat akses pangan yang sama sesuai kebutuhan individu tersebut Anonimous
2
, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Ketidakmampuan daerah tertentu dalam memenuhi kebutuhan pangan di wilayahnya termasuk dalam kasus golongan rawan pangan. Situasi seperti ini
menunjukkan bahwa daerah ataupun wilayah tersebut berada dalam kelompok yang mempunyai ketahanan pangan rendah. Ketahanan pangan sangat erat
kaitannya dengan faktor ketersediaan pangan yang ada di daerah tersebut. Ketersediaan pangan merupakan suatu ukuran pangan dimana pangan tersebut
secara fisik sudah atau akan tersedia selama satu periode Soetrisno, 1996.
2.3 Kerangka Pemikiran