5.1.6 Produk Domestik Regional Bruto PDRB ekonomi kerakyatan per kapita
Salah satu parameter atau indikator untuk mengukurmelihat daya beli masyarakat adalah pendapatan penduduk. Karena data pendapatan tidak tersedia maka sebagai
pendekatan dapat menggunakan data pengeluaran untuk pangan. Namun data pengeluaran untuk pangan yang tersedia di BPS hanya sampai level provinsi.
Sebagai alternatif, maka digunakan data Produk Domestik Regional Bruto PDRB per tahun atas dasar ekonomi kerakyatan. Data PDRB digunakan untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah tingkat pertumbuhan ekonomi daerah, pertumbuhan sektoral dan perkembangan ekonomi.
Mengingat data PDRB lebih bersifat kewilayahan pendapatan untuk daerah, sementara untuk mengukur tingkat akses pangan dilihat dari daya beli atau
pendapatan pendudukrumah tangga, maka sebagai pendekatan data PDRB yang digunakan hanya untuk sektor-sektor lapangan usaha yang dikelola oleh
masyarakat yang pemasukannya untuk masyarakat PDRB Ekonomi Kerakyatan. Untuk itu, maka lapangan usaha yang secara umum dimiliki oleh Negara BUMN
atau swasta tidak dimasukkan, yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas dan Air Bersih, serta Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan. Agar
diperoleh data per kapita maka data PDRB tersebut dibagi dengan jumlah penduduk PDRB per kapita ekonomi kerakyatan. Dengan demikian, data PDRB
Universitas Sumatera Utara
per kapita ekonomi kerakyatan per kapita dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui tingkat pendapatan penduduk di suatu wilayah.
Dalam penentuan batasan ranges untuk PDRB diasumsikan pendapatan minimum penduduk adalah 1 per hari. Penetapan nilai minimum tersebut didasarkan pada
standar pendapatan minimum yang ditetapkan FAO sebesar 2 per hari, namun karena nilai tersebut relatif tinggi jika diterapkan untuk tingkat pendapatan rata-
rata penduduk Indonesia maka diturunkan menjadi 1 per hari. Karena mengacu pada standar FAO maka nilai rupiah PDRB dikonversi ke dalam bentuk dollar ,
dalam hal ini diasumsikan nilai 1 dollar saat ini adalah Rp 11.000,-. Semakin tinggi tingkat pendapatan penduduknya, maka semakin baik kondisi akses
pangannya. Jika tingkat pendapatan penduduk lebih kecil dari 1095 per tahun, maka akses pangannya termasuk dalam kategori rendah.
Data PDRB ekonomi kerakyatan di 27 desakelurahan yang ada di Provinsi Sumatera Utara tidak dapat diperoleh karena belum pernah dilakukan survei oleh
instansi manapun, sehingga dengan demikian analisis indikator ini belum dapat dilakukan.
5.1.7 Persentase penduduk yang tidak tamat pendidikan dasar SD