Persentase desa yang tidak mempunyai pasar dan jarak terdekat pasar 3 km

kondisi akses pangan cukup rendah sampai sangat rendah dan 21 desa 77,78 berada pada kondisi akses cukup tinggi sampai sangat tinggi. Pada tahun 2010- 2012, sebanyak 5 desa 18,52 masuk ke dalam kondisi akses pangan cukup rendah sampai sangat rendah dan 22 desa 81,48 berada pada kondisi akses cukup tinggi sampai sangat tinggi. Kurangnya akses terhadap infrastruktur dapat menyebabkan kemiskinan lokal, dimana masyarakat yang tinggal di daerah terisolir atau terpencil dengan kondisi geografis yang sulit sehingga kurang memiliki kesempatan ekonomi dan pelayanan jasa yang memadai. Kelompok miskin ini masih kurang mendapat akses terhadap program pembangunan pemerintah. Kurang memadainya kualitas jalan atau bahkan tidak tersedianya akses jalan menunjukkan bahwa pembangunan jalan oleh pemerintah belum menjangkau daerah tersebut.

5.1.3 Persentase desa yang tidak mempunyai pasar dan jarak terdekat pasar 3 km

Ketahanan pangan penduduk atau rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh tersedianya pangan jumlah dan kualitas yang cukup memenuhi kebutuhan penduduk di suatu wilayah, tetapi ketahanan pangan yang nyata harus mencerminkan kemampuan penduduk untuk mengakses pangan baik di produsen maupun pasar yang ada. Ketersediaan pangan di suatu pasar tidak menjamin akan dapat dikonsumsi oleh penduduk di wilayah tersebut, hanya penduduk yang memiliki kekuatan daya beli yang cukup dapat mengakses secara ekonomis pangan yang dimaksud. Universitas Sumatera Utara Pasar merupakan sarana untuk memperoleh segala macam kebutuhan manusia termasuk pangan; sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli; serta tempat berlangsungnya kegiatan jual beli. Karena itu, akses pasar dan jarak terdekat ke pasar akan mempengaruhi tingkat akses pangan. Kepemilikan pasar suatu desa akan mempengaruhi rumah tanggawilayah dalam mengakses pangan. Jarak terdekat ke pasar lebih dari 3 km akan mempengaruhi waktu tempuh ke pasar yang juga akan mempengaruhi dalam mengakses pangan. Tabel 16. Frekuensi dan Persentase Desa Menurut Desa yang Tidak Mempunyai Pasar di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 - 2012 Tahun Kondisi Akses Pangan Sangat Rendah Rendah Cukup Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi =62,5 50 - 62,5 37,5 - 50 25 - 37,5 12,5 - 25 12,5 2008 Jumlah 24 - - - - 3 88,89 - - - - 11,11 2009 Jumlah 24 - - - - 3 88,89 - - - - 11,11 2010 Jumlah 24 - - - - 3 88,89 - - - - 11,11 2011 Jumlah 24 - - - - 3 88,89 - - - - 11,11 2012 Jumlah 24 - - - - 3 88,89 - - - - 11,11 Sumber: Data diolah dari Lampiran 10, 14, 18, 22, 26 Dari data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008-2012 distribusi kondisi akses pangan cukup rendah sampai sangat rendah dengan cukup tinggi sampai sangat tinggi untuk indikator persentase desa yang tidak memiliki pasar dapat dikatakan tidak merata, sebanyak 24 desa 88,89 masuk ke dalam kondisi akses Universitas Sumatera Utara pangan cukup rendah sampai sangat rendah dan 3 desa 11,11 berada pada kondisi akses cukup tinggi sampai sangat tinggi. Keberadaan pasar di desa-desa tersebut tidak mengalami penambahan maupun pengurangan dari tahun 2008- 2012. Kurangnya akses terhadap infrastruktur dapat menyebabkan kemiskinan lokal, dimana masyarakat yang tinggal di daerah terisolir atau terpencil dengan kondisi geografis yang sulit sehingga kurang memiliki kesempatan ekonomi dan pelayanan jasa yang memadai. Keterbelakangan infrastruktur yang lebih besar pada berbagai sektor, hal itu akan memberikan daya dorong terhadap penghidupan berkelanjutan. Perbaikan akses ke infrastruktur memerlukan investasi yang sangat besar dari pihak pemerintah. Topografi yang tidak ramah membuat pembangunan infrastruktur menjadi mahal. Pemerintah daerah harus mengekplorasi peluang- peluang baru untuk membuka sumber pendapatan baru agar dapat membangun infrastruktur dasar. Daya dorong ekonomi yang diperoleh sebagai hasil dari peningkatan infrastruktur akan memberikan peluang-peluang yang lebih besar kepada pemerintah untuk memperoleh lebih banyak pendapatan. Akses ke infrastruktur merupakan kunci bagi kesejahteraan ekonomi dan penurunan kemiskinan.

5.1.4 Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan