37 dipunyai anak, guru dapat memberikan bantuan berupa
“
clue
”huruf untuk membentuk suatu kata,
“
clue
” yang diberikan maksimal dua huruf untuk membantu anak membuat kata apabila anak mengalami kesulitan. Setelah
anak tunarungu dapat membentuk kata diatas papan permainan, kemudian anak membuat tulisan dalam lembar kerja siswa sesuai kata yang telah
dibentuk dalam permainan
Scrabble
tersebut. Prinsip pemberian nilai pada permainan
Scrabble
yang sudah dijelaskan di atas dapat diterapkan untuk anak tunarungu dan bentuk
modifikasi pemberian nilai untuk setiap pemain dalam permainan Scrabble, untuk anak tunarungu berupa pengurangan satu poin untuk
setiap satu bantuan “
clue
” huruf yang diberikan oleh guru. Adanya modifikasi baik dari segi peraturan ataupun pemberian nilai
dalam permainan
Scrabble
untuk anak tunarungu.Maka media permainan Scrabble dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan dan dengan
media tambahan berupa kartu bergambar dapat menigkatkan pemahaman anak tunarungu tentang artimakna kata yang ditulis.
D. Kerangka Pikir
Sebagian telah dipaparkan dalam kajian pustaka bahwa anak tunarungu adalah seseorang yang mengalami gangguan pada pendengaran atau
kehilangan kemampuan mendengar yang meliputi seluruh hambatan mendengar dari yang paling ringan, sedang, berat, sangat berat, dan
digolongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar. Dengan demikian dapat
38 diketahui bahwa anak tunarungu yang mengalami gangguan pada
pendengarannya akan mengalami hambatan pada segi berbahasa. Aspek tersebut akan mempengaruhi kemampuan menulisnya.
Anak tunarungu hendaknya memperoleh latihan khusus terkait dengan kemampuan menulis permulaan. Kemampuan menulis permulaan nantinya
akan bermanfaat bagi anak dalam keterampilan berbahasa yang berguna di kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menyebabkan perlunya latihan-latihan
kemampuan menulis permulaan diajarkan di sekolah. Proses pembelajaran anak tunarungu dalam hal meningkatkan
kemampuan menulis permulaan sangatlah penting sebab pembelajaran menulis permulaan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran menulis permulaan hendaknya diberikan sedini mungkin agar kemampaun tersebut dimiliki anak tunarungu dengan maksimal. Dalam
ketercapaiannya perlu adanya media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran meningkatkan kemampuan menulis permulaan.
Melihat permasalahan di atas peneliti memilih menggunakan media yang dapat digunakan dengan teknik bermain.Media tersebut ialah media
permainan Scrabble yang digunakan peneliti untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak tunarungu kelas dasar I di SLB Wiyata Dharma I
Sleman Yogyakarta. Menggunakan media permainan
Scrabble
dalam pembelajaran menulis permulaan sangat efektif, dilihat dari kelebihan
permainan
Scrabble
yang membuat kegembiraan anak-anak pada saat latihan menulis permulaan.Permainan tersebut dapat menjadikan siswa untuk
39 semangat belajar kembali saat siswa sudah mulai bosan dengan materi yang
disampaikan sebelumnya. Karena permainan
Scrabble
dapat memberikan stimulus agar siswa menjadi senang dan kembali belajar dengan upaya
meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak tunarungu kelas dasar I. Media permainan
Scrabble
merupakan permainan edukatif yang dapat dimainkan 2 sampai 4 orang dengan menggunakan kepingan huruf dan pemain
diharuskan untuk menyusun kepingan tersebut menjadi suatu kata di atas papan bermain. Sehingga diharapkan kemampuan menulis permulaan anak
tunarungu dapat meningkat. Media permainan
Scrabble
digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak tunarungu kelas dasar I di
SLB Wiyata Dharma I Sleman Yogyakarta. Dengan demikian materi menulis permulaan dibatasi pada menulis suatu kata yang bermakna dengan benar.
Kerangka pikir di atas dapat disimpulkan diagram kerangka pikir sebagai berikut:
Kondisi awal
Guru
Belum menggunakan
media Scrabble
Subyek
Rendahnya kemampuan menulis permulaan
Tindakan
Menggunakan media
Scrabble Menggunakan
media Scrabble
Kondisi akhir
Melalui media Scrabble Kemampuan
menulis permulaan meningkat
Gambar 1. Gambar Skema Kerangka Pikir
Berdasarkan skema kerangka pikir diatas dapat dideskripsikan sebagai berikut : pada kondisi awal belum menggunakan media permainan Scrabble
dan kemampuan menulis permulaan siswa rendah. Peneliti melakukan