Hipotesis Tindakan KAJIAN PUSTAKA

44 tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan sifat malas yang dimiliki subyek membuat prestasi belajarnya menurun. Kemudian penetapan kriteria subjek penelitian ini didasarkan atas beberapa kriteria yang digunakan, diantaranya: 1. Subjek penelitian merupakan siswa tunarungu kelas dasar 1 di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman Yogyakarta. 2. Subjek mengalami kesulitan dalam memahami bentuk dan urutan alphabet. 3. Subjek memiliki kemampuan dalam menulis huruf a-z namun masih terdapat beberapa huruf yang terbalik dalam penulisan.

C. Desain Penelitian

Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam desain penelitian tindakan kelas PTK, yaitu : 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Adapun model desain PTK menurut Suharsimi Arikunto dkk 2006:16 adalah sebagai berikut : Gambar 2. Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart Suharsimi Arikunto,dkk, 2006:16 45 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus-siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan merupakan tahapan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum dilaksanakan tindakan. Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sekaligus dilakukan observasi untuk memonitoring pelaksanaan tindakan. Hal yang diamati meliputi 2 hal yakni tingkah laku siswa saat proses pembelajaran dan kemampuan siswa saat pembelajaran menulis permulaan. Tahap terakhir dari siklus PTK adalah refleksi, yakni kegiatan meninjau kembali hasil pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan tindakan yang telah dilaksanakan. Kekurangan yang ditemukan akan diperbaiki pada tindakan siklus selanjutnya, sedangkan hal yang sudah baik tetap dipertahankan atau dimantapkan lagi. Tahap refleksi sangat penting dilakukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siklus PTK dihentikan setelah tujuan penelitian tercapai sesuai indikator yang sudah ditetapkan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan guru kelas dasar I SLB Wiyata Dharma I Sleman Yogyakarta. Guru kelas berperan sebagai penyaji materi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan Scrabble. Peneliti berperan sebagai

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MELALUI METODE BERMAIN UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS PERSIAPAN DI SLB WIYATA DHARMA 3 NGAGLIK.

0 0 133

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 1 (SATU) MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

6 17 136

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

0 8 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL MENGGUNAKAN BAHASA ISYARAT ANAK TUNARUNGU DI KELAS III SLB WIYATA DHARMA 1 TEMPEL SLEMAN.

0 4 131

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE PEER TUTORIAL (TUTOR SEBAYA) ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

0 0 199

EFEKTIVITAS MEDIA SEMPOA TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENGURANGAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS III SDLB DI SLB B WIYATA DHARMA I TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA.

0 2 138

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 3 SDLB WIYATA DHARMA I TEMPEL YOGYAKARTA.

0 0 216

PENINGKATAN PERBENDAHARAAN KATA ANAK TUNARUNGU PADA KELAS 1 MELALUI PEMBELAJARAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SLB B WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 2 213

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU KELAS VI SDLB MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PASARAN DI SLB-B WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 0 225