22 Sesuai pendapat di atas dapat diketahui bahwa kesulitan menulis
dapat ditemukan dengan mudah apabila kita mengetahui ciri-cirinya.Ciri- ciri tersebut sesuai dengan pendapat di atas bahwa kesulitan menulis dapat
dilihat dari reversal, inversi, bentuk, spasi, ketepatan dalam meletakkan tulisan huruf, dan ketebalan huruf.Maka dapat diketahui bahwa pemberian
latihan menulis yang dilakukan sejak dini dapat membantu kesiapan anak dalam melakukan aktivitas menulis.Aktivitas menulis yang diberikan sejak
dini dilakukan agar kesulitan menulis yang muncul pada anak dapat diminimalisir, serta kesulitan menulis yang dialami anak tidak menjadi
alasan untuk berhenti melakukan aktivitas menulis dalam artian anak bisa melakukan latihan menulis dengan mandiri.
4. Tahapan Menulis Permulaan
Keterampilan menulis permulaan pada dasarnya tidak hanya sebatas coretan pensil saja, melainkan adanya beberapa tahapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan tersebut. Adapun tahapan perkembangan
pre- writing skill
menurut Tri Gunadi 2003: 282-283, yaitu: “a Tahap inisial anak memasukkan krayon ke mulutmeremas
kertas, anak menusukkan krayon ke kertas,
scribble
secara acak, s
cribble
secara spontan dengan arah horizontal, s
cribble
secara spontan dengan arah vertical,
scribble
secara spontan dengan arah memutar, b Tahap imitasi dan mengkopi”.
Sesuai dengan pendapat di atas dapat diketahui bahwa melatih ketrampilan menulis permulaan hendaknya memeperhatikan tahap
perkembangan terlebih dahulu agar keterampilan menulis permulaan dapat diajarkan sesuai kebutuhan siswa.Tahap perkembangan yang harus
23 diperhatikan di sesuaikan dengan pendapat di atas bahwa tahap
perkembangan tersebut meliputi tahap inisial, dan tahap imitasi.Dengan demikian latihan menulis permulaan dapat diterapkan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Akan tetapi menurut Morrow dalam Sumiati, dkk. 2014: 2-3 mengemukakan bahwa kemampuan menulis anak dibagi menjadi
enam tahapan, yaitu: “a
writing via scribbling
tahapan mecoret, b
writing via drawing
tahap menulis melalui menggambar, c writing via making letter- like forms tahap menulis melalui membentuk gambar seperti
huruf,
writing via reproducing weel- learned unit or letter stings
tahap menulis dengan membuat huruf yang akan dipelajari, e
writing via invented spelling
tahap menulis melalui kegiatan menemukan ejaan, f
writing via connventional speling
tahap menulis melalui mengeja”.
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat ditegaskan bahwa tahapan menulis permulaan tidak hanya sebatas coretan pensil saja, perlu
adanya latihan menulis yang dilakukan sejak usia awal masuk sekolah dengan secara bertahap. Anak tunarungu mengalami hambatan pada
pendengaran, keterbatasan informasi menjadi salah satu faktor utama penyebab terlambatnya perkembangan bahasa termasuk dalam menulis.
Anak tunarungu juga mengalami hambatan perkembangan pada motoriknya, sehingga menyebabkan kurang optimalnya kemampuan dalam
menulis. Dengan demikian latihan dengan tahapan-tahapan dasar menulis permulaan harus dilakukan dengan dibantu melalui media yang
mendukung. Disini peneliti mencoba menggunakan salah satu media dari berbagai jenis media yang ada, yaitu dengan menggunakan media