11 awal masa kanak-kanak sebelum dapat berbicara dan berbahasa yang
diperlukan. Menurut Mangunsong 1998: 66, yang dimaksud dengan anak tunarungu adalah mereka yang pendengarannya tidak berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan luar biasa.
Tunarungu secara pedagogis dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan seseorang dalam memperoleh informasi secara lisan,
sehingga membutuhkan bimbingan dan layanan khusus dalam pembelajaran di kelas. Pengertian ini lebih menekankan pada upaya
peningkatan potensi penyandang tunarungu, melalui proses pendidikan khusus.
Dengan demikian
penyandang tunarungu
dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal dan bertanggung jawab dalam
kegiatan sehari-hari Suparno, 2009: 9.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang dalam
pendidikan atau perkembangannya dibutuhkan layanan khusus agar anak mampu mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
2. Klasifikasi Anak Tunarungu
Menurut Samuel A. Kirk dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati 1995: 29 klasifikasi tunarungu dibagi menjadi:
a. 0 dB: menunjukkan pendengaran yang optimal.
b. 0 – 26 dB: menunjukkan seseorang masih mempunyai pendengaran
yang normal.
12 c.
27 – 40 dB : mempunyai kesulitan mendengar bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang letaknya strategis dan memerlukan
terapi bicara tergolong tunarungu ringan. d.
41 – 55 dB : mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara
tergolong tunarungu sedang. e.
56 – 70 dB : hanya dapat mendengar suara dari jarak yang dekat, masih mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan
menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara yang khusus tergolong tunarungu agak berat.
f. 71 – 90 dB : hanya dapat mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang-
kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan luar biasa yang intensif, membutuhkan alat bantu mendengar dan latihan bicara secara
khusus tergolong tunarungu berat. g.
91 dB keatas: mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan daripada pendengaran
untuk proses menerima informasi, dan yang bersangkutan dianggap tuli tergolong tunarungu berat sekali.
Berdasarkan pendapat di atas, klasifikasi tunarungu sangatlah luas.Dapat dilihat untuk menentukan seseorang dalam kelompok
tunarungu tertentu berdasarkan tingkat kehilangan pendengarannya, jika dicermati sangat bervariasi dimana yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda.Seseorang dikatakan tuli apabila mengalami kehilangan