Persyaratan Masuk Menjadi Warga Binaan Panti Sosial Bina Karya
68 diharapkan. Dalam melaksanakan perencanaan tentunya harus di perlukan
beberapa persiapan supaya proses perencanaannya dapat berjalan dengan baik. Tahap dari proses perencanaan itu sendiri adalah mempersiapkan data yang
diperlukan dalam proses perencanaan. Dalam proses perencanaan semua pegawai
panti berperan dalam prosesnya yaitu dengan dilakukan rapat koordinasi oleh semua pekerja panti yang dilakuakn di aula panti sosial bina karya. Untuk
prosesnya dapat dilihat di lampiran hal 125.
Seperti yang disampakan oleh bap ak “WN” selaku pekerja sosial PSBK :
“dalam melakukan tahap perencanaan itu di lakukan di aula sini mas dan semua pekerja sosial itu di kumpulkan untuk rapat koordinasi membahas
ketrampilan yang akan diberikan nantinya dan program ketrampilan itu kami yang buat mas
dengan melibatkan semua pekerja sosial” Dalam perencanaan juga diungkapkan oleh bapak “AR” selaku pekerja
sosial di PSBK: “dalam proses perencanaan kami melakukan banyak sekali persiapan
diantaranya mempersiapkan bahan yang akan digunakan rapat dan juga persiapan ruangan yang akan digunakan untuk rapat karena hal tersebut
juga sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan nanti, karena pelaksanaannya di selenggarakan di aula PSBK jadi kami maksimalkan
untuk kebutuhan yang nantinya akan di gunakan. Untuk proses perencanaan nantinya dilakukan oleh seluruh pegawai panti, jadi seluruh
bagian nantinya akan ambil bagian dalam proses perencanaan.
” Hal senada disampaikan bapak “TR” selaku pekerja sosial PSBK:
“untuk persiapan yang kami lakukan dalam perencanaan pertama yang jelas adanya surat pemberitahuan kepada seluruh peksos dimana nantinya
kita beritahu akan diadakannya rapat untuk perencanaan program, selain itu juga penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
perencanaan nantinya.” Berdasarkan pendapat diatas dapat dilihat bahwa bahwa proses
perencanaan memerlukan persiapan yang matang dan juga terpenuhinya sarana
69 dan prasarana, dan untuk proses pelaksanaannya seluruh pegawai panti ikut
berperan dalam proses perencanaan, dan dalam pelaksanaan proses perencanaan dilakukan di aula PSBK.
Dalam proses perencanaan program pemberdayaan gelandangan dan pengemis di PSBK, dilakukan pada awal bulan yaitu pada bulan januari yang
dilakukan di aula PSBK, dengan di rapatkan dengan seluruh pegawai PSBK diharapkan program pemberdayaan bagi gelandangan dan pengemis melalui
pendidikan kecakapan hidup dapat berjalan dengan baik, dan pelaksanaannya sesuai dengan apa yang diharapkan kerena program pemberdayaan tersebut
adalah program yang dibuat oleh pihak PSBK dalam memberdayakan para gelandangan dan pengemis yang ada diseluruh wilayah Yogyakarta.
Seperti yang oleh bapak “AW” selaku pekerja sosial di PSBK, “untuk proses perencanaan di lakukan pada bulan januari mas, kita
lakukan diawal bulan yaitu sebelum proses pelaksanaan dimulai mas jadi kami punya banyak waktu untuk merencanakan program yang baik.”
Senada dengan bapak “JK” selaku pegawai sosial di PSBK: “waktu perencanaan dilakukan sebelum proses pelaksanaan dimulia mas,
kita ambil awal bulan sebagi proses perencanaan, karena dengan proses perencanaan yang tidak berjeda terlalui lama dengan pelaksanaan,
diharapkan bahwa apa yang kami rencanakan dapat dilaksanakan dan diter
apkan dengan baik.”
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa proses pelaksanaan dilakukan pada awal bulan yaitu pada bulan januari, diharapkan dengan waktu perencanaan yang
tidak berjeda terlalu lama dengan pelaksanaan nantinya program pemberdayaan GEPENG melalui kecakapan hidup dapat berjalan dengan baik.
70 Dalam proses perencanaan pihak panti merencanakan program
pemberdayaan GEPENG melalui pendidikan kecakapan hidup, karena diharapkan nantinya para gelandangan dan pengemis mempunyai ketrampilan
tambahan dimana nantinya diajarkan berbagai macam ketrampilan yang dapat menunjang peningkatan ekonomi dan tentunya dengan program pemberdayaan
melalui pendidikan kecakapan hidup ini diharapkan dapat mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis yang ada di Yogyakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AS” selaku kepala PSBK, “Kenapa kami membuat program pemberdayaan gelandangan dan
pengemis melalui pendidikan kecakapan hidup tentunya biar nanti para gelandangan dan pengemis tersebut mempunyai ketrampilan yang baru
dan ketrampilan tersebut dapat meanambah penghasilan mereka tentunya dengan cara yang baik, dan diharapkan setelah mereka
mengikuti program ini mereka tidak lagi menjadi gelandangan dan
pengemis.”
Hal senada juga diungkapakan oleh “AR” selaku pekerja sosial di PSBK, “kenapa kita merencanakan program pendidikan kecakapan hidup bagi
para GEPENG yang jelas biar mereka mempunyai ketrampilan dan keahlian pada bidang tertentu, jadi kita pikirkan dengan baik supaya
setelah para gelandangan dan pengemis mengikuti program ini itu tidak kembali ke pekerjaan yang semula, sehingga jumlah gelandangan dan
pengemis di jogja ini bisa berkurang.” Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pihak panti
merencanakan program pendidikan kecakapan hidup pada GEPENG karena ingin memberikan ketrampilan kepada para gelandangan dan pengemis, mereka
diajarkan berbagai macam ketrampilan yang nanntinya ketrampilan tersebut dapat meningkatkan keadaan ekonomi dan setelah mengikuti program