Jenis Bimbingan Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta
70 Dalam proses perencanaan pihak panti merencanakan program
pemberdayaan GEPENG melalui pendidikan kecakapan hidup, karena diharapkan nantinya para gelandangan dan pengemis mempunyai ketrampilan
tambahan dimana nantinya diajarkan berbagai macam ketrampilan yang dapat menunjang peningkatan ekonomi dan tentunya dengan program pemberdayaan
melalui pendidikan kecakapan hidup ini diharapkan dapat mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis yang ada di Yogyakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AS” selaku kepala PSBK, “Kenapa kami membuat program pemberdayaan gelandangan dan
pengemis melalui pendidikan kecakapan hidup tentunya biar nanti para gelandangan dan pengemis tersebut mempunyai ketrampilan yang baru
dan ketrampilan tersebut dapat meanambah penghasilan mereka tentunya dengan cara yang baik, dan diharapkan setelah mereka
mengikuti program ini mereka tidak lagi menjadi gelandangan dan
pengemis.”
Hal senada juga diungkapakan oleh “AR” selaku pekerja sosial di PSBK, “kenapa kita merencanakan program pendidikan kecakapan hidup bagi
para GEPENG yang jelas biar mereka mempunyai ketrampilan dan keahlian pada bidang tertentu, jadi kita pikirkan dengan baik supaya
setelah para gelandangan dan pengemis mengikuti program ini itu tidak kembali ke pekerjaan yang semula, sehingga jumlah gelandangan dan
pengemis di jogja ini bisa berkurang.” Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pihak panti
merencanakan program pendidikan kecakapan hidup pada GEPENG karena ingin memberikan ketrampilan kepada para gelandangan dan pengemis, mereka
diajarkan berbagai macam ketrampilan yang nanntinya ketrampilan tersebut dapat meningkatkan keadaan ekonomi dan setelah mengikuti program
71 pemberdayaan para gelandangan dan pengemis tidak kembali ke pekerjaan awal
mereka. Proses perencanaan berlangsung secara terstruktur dan juga dengan
mengacu pada permasalahan yang sedang dihadapinya, dengan merapatkan dengan seluruh pegawai panti, diharapkan proses pelaksanaan perencanaan dapat
berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh “AS” selaku kepala PSBK:
“dalam perencanaan yang kami lakukan kami selalu mengacu pada pedoman yang ada dan dalam perencanaannya kami sesuaikan dengan
kondisi yang sedang dialami para gepeng sehingga program yang kami buat dapat memecahkan permasalahan yang sedang mereka alami,
sehingga tujuan dari program yang kami buat dapat berjalana dengan baik dan sesuai dengan harapan dari dibentuknya program pemberdayaan
gepeng melalui pendidikan kecakapan hidup.” Seperti yang diuariakan oleh pekerja sosial “JK” dalam sebuah
perencanaan program selaku koordinator PSBK: “dalam proses perencanaan kami menentukan pokok-pokok yang ada
pada permasalahan GEPENG sehingga perencanaan yang kami buat bisa sesuai dengan apa yang dibutuhkan GEPENG saat ini dalam bidang
pengetahuan. Dengan memperhatikan tahap perencanaan secara benar. Dengan melalui rapat dan bertukar pikiran bersama seluruh pegawai panti
kami dapat menentukan program yang akan dilaksanakan” Berdasarkan pernyataan diatas terlihat jelas bahwa program yang
dirancang harus melibatkan berbagai belah pihak dan harus memperhatikan kebutuhan dari gepeng. Dalam merencanakan sebuah program tidak bisa hanya
melibatkan satu pemikiran saja, tetapi harus didiskusikan dengan berbagai belah pihak, sehingga sesuai dengan kondisi sasaran. Dalam merencanakan program
pemberdayaan perempuan perlu adanya beberapa tahap yaitu: 1
Identifikasi kebutuhan