57 bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang
dibuat yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. Sementara dari kesimpulan awal senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Untuk
prosesnya dilampiran hal 125-130.
G. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono 2007: 273, bahwa “trianggulasi merupakan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan
”. Data yang dikumpulkan diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian untuk dilakukan
pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi. Teknik trianggulasi adalah upaya memeriksa validitas data dengan memanfaatkan hak lain diluar data untuk
keperluan pengecakan atau pembanding. Keuntungan menggunakan metode triangulasi ini adalah dapat
mempertinggi validitas, mengukur kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data dari sumber pertama masih ada kekurangan. Agar data yang
diperoleh itu semakin dapat dipercaya maka data yang diperoleh tidak hanya dicari dari satu sumber saja tetapi juga dari sumber-sumber lain yang terkait
dengan subjek penelitian.
58 Disamping itu, agar data yang diperoleh dapat lebih dipercaya maka
informasi atau data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan pengecekan lagi melalui pengamatan. Sebaliknya data yang diperoleh dari pengamatan juga
dilakukan pengecekan lagi melalui wawancara atau menanyakan kepada responden. Misalnya, untuk mengetahui perencanan, pelaksanaan, evaluasi,
program pemberdayaan gelandangan dan pengemis melalui pelatihan kecakapan hidup, dan dampak dari pelaksanaan program pemberdayaan gelandangan dan
pengemis melalui pelatihan kecakapan hidup dalam hal ini peneliti tidak hanya menanyakan kepada penyelenggara Panti Sosial Bina Karya tetapi juga
menanyakan secara langsung kepada para warga belajar serta tutor pelatihan kecakapan hidup.
Bungin 2007: 256-257, “triangulasi dapat dilakukan dengan triangulasi
dengan metode ”. Peneliti menggunakan triangulasi ini untuk melakukan
pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang di dapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau
apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data
ketika di interview dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu,
tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.