Kelayakan modul oleh siswa

105 orang ahli materi diperoleh skor total 57. Hasil skor tersebut termasuk dalam kategori layak dengan presentase kelayakan 100. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis layak digunakan sebagai media pembelajaran karena memenuhi isi materi mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis.

c. Kelayakan modul oleh ahli evaluasi

Penilaian modul oleh ahli evaluasi diukur menggunakan skala Guttman dengan alternatif jawaban tegas yaitu “layak” dan “tidak layak”. Skor untuk jawaban layak adalah 1, dan tidak layak adalah 0. Berdasarkan hasil penilaian 1 orang ahli evaluasi diperoleh skor total 29. Hasil skor tersebut termasuk dalam kategori layak dengan presentase kelayakan 100. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis layak digunakan sebagai media pembelajaran karena soal-soal pada modul telah mencakup isi materi mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis.

d. Kelayakan modul oleh siswa

Penilaian modul oleh siswa diukur menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”. Skor untuk jawaban sangat setuju adalah 4, setuju adalah 3, tidak setuju adalah 2, dan sangat tidak setuju adalah 1. Berdasarkan hasil penilaian 10 responden pada uji coba lapangan skala kecil diperoleh skor total 1359. Hasil skor tersebut termasuk dalam kategori layak dengan presentase kelayakan 84,93. Pada uji lapangan skala besar dengan responden 36 siswa, diperoleh skor total 4757.Hasil skor tersebut termasuk dalam kategori layak dengan presentase kelayakan 82,58. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis sangat layak digunakan 106 sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis. 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengembangan modul pembelajaran kompetensi mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang dengan mengikuti prosedur pengembangan menurut Borg and Gall yang dikutip dalam Tim Puslitjaknov 2008:11 yang meliputi 5 tahap pengembangan yaitu: 1 analisis produk, meliputi kegiatan mengkaji kurikulum, penentuan standar kompetensi, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, analisis kebutuhan modul, dan menyusun draf modul, 2 tahap pengembangan, meliputi pengembangan modul dan pembuatan instrumen kelayakan modul, 3 tahap validasi kelayakan pada ahli media, ahli materi, dan ahli evaluasi, kemudian melakukan perbaikan apabila terdapat revisi dan saran dari para ahli, 4 tahap uji coba lapangan skala kecil pada 10 siswa kemudian melakukan revisi sesuai saran, 5 tahap uji coba lapangan skala besar pada 36 siswa. Hasil data tersebut dianalisis dan digunakan untuk menyempurnakan keseluruhan pengembangan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis sehingga dapat menghasilkan modul yang layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa. 2. Kelayakan modul pembelajaran kompetensi mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang ditinjau dari hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan ahli