Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

74 Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan program SPSS 16 for Windows, diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,919. Indeks reliabilitas 0,919 lebih besar dari 0,7 maka dapat diartikan semua pernyataan dalam instrumen tersebut reliabel. Apabila dilihat pada tabel 11, maka nilai tersebut berada dalam kategori sangat kuat yaitu antara 0,800 sampai dengan 1,000. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa tingkat reliabitas instrumen tersebut sangat kuat.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu menganalisa data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasinya Sugiyono, 2010:207. Pada tahap validasi pengembangan produk awal oleh para ahli, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari data yang diperoleh untuk mengetahui tingkat kelayakan modul. Pada tahap uji coba skala kecil dan uji coba skala besar, peneliti juga akan mendeskripsikan hasil dari data yang diperoleh dari siswa untuk mengetahui tingkat kelayakan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis. Melalui teknik ini peneliti mencari besarnya skor atau rata-rata meandan simpangan baku atau standar deviasi. Data tersebut dianalisis dengan uraian sebagai berikut.

1. Mean

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut Sugiyono, 2010:49. Rata-rata didapat dari jumlah data seluruh individu dalam kelompok, lalu dibagi dengan jumlah individu 75 yang ada di dalam kelompok tersebut. Rumus untuk menghitung mean adalah sebagai berikut. Keterangan : Me = Mean rata-rata = Nilai x ke i sampai ke n n = Jumlah individu Sugiyono, 2010: 49

2. Standar Deviasi

Secara matematik standar deviasi dibatasi sebagai “ akar dari jumlah deviasi kuadrat dibagi banyaknya individu” dalam distribusi Sutrisno Hadi, 2000:89. Rumus untuk menghitung standar deviasi adalah sebagai berikut: Keterangan : = simpangan baku populasi S = simpangan baku sampel n = jumlah sampel Sugiyono, 2010:57 Validasi pengembangan produk oleh para ahli akan dideskripsikan dengan skala Guttman. Penilaian untuk validasi para ahli tersebut disusun dengan cara mengelompokkan skor interval nilai. Setelah diperoleh hasil √ ∑ Me = ∑ 76 pengukuran dari tabulasi skor, langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Menentukan jumlah kelas interval yaitu 2 jawaban “layak” atau “tidak layak” b. Menentukan rentang skor yaitu skor maksimum dikurangi skor minimum. c. Menentukan panjang kelas p yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas. d. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar. Dari perkalian jumlah butir valid dikalikan nilai tertinggi diperoleh skor maksimum sedangkan dari perkalian butir valid dengan nilai terendah diperoleh skor minimum. Hasil skor diperoleh dengan menjumlahkan perkalian kategori dengan nilai yang diperoleh. Selanjutnya untuk menginterpretasikan data kelayakan modul oleh ahli, maka hasil skor yang diperoleh yaitu dengan menjumlahkan perkalian kategori dengan nilai yang diperoleh. Kriteria penilaian kelayakan modul adalah sebagai berikut. Tabel 12. Kriteria KelayakanModul oleh Para Ahli Kategori Penilaian Nilai Interval Nilai Layak 1 S kor min + p ≤ S ≤ Skor max Tidak layak S kor min≤ S ≤ Skor min + p - 1 Rumus diadaptasi dari Tesis Ibu Widihastuti 2007:126 Keterangan : S = skor yang diperoleh Skor min = skor minimum Skor max = skor maksimum p = panjang interval kelas 77 Interpretasi penilaian kelayakan modul oleh para ahli adalah sebagai berikut. Tabel 13. Interpretasi Penilaian Kelayakan Modul oleh Para Ahli Kategori Penilaian Interpretasi Layak Ahli media dan ahli materi menyatakan bahwa modul layak digunakan sebagai sumber belajar. Tidak Layak Ahli media dan ahli materi menyatakan modul tidak layak digunakan sebagai sumber belajar. Sedangkan untuk mengukur kelayakan modul oleh siswa menggunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut. a. Menentukan jumlah kelas interval yaitu 4 jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju” b. Menentukan rentang skor yaitu skor maksimum dikurangi skor minimum. c. Menentukan panjang kelas p yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas. d. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar. Setelah perhitungan di atas, maka tingkat kelayakan modul oleh siswa dapat diketahui dengan pedoman kriteria kelayakan modul oleh siswa pada tabel berikut. Tabel 14. Kriteria Penilaian Kelayakan Modul oleh Siswa Kategori Penilaian Nilai Interval Nilai Sangat Setuju 4 Skor min+3p ≤ S ≤ Skor max Setuju 3 Skor min+2p ≤ S ≤ Skor min+3p-1 Kurang Setuju 2 Skor min+p ≤ S ≤ Skor min+2p-1 Tidak Setuju 1 Skor min ≤ S ≤ Skor min+p-1 Rumus diadaptasi dari Tesis Ibu Widihastuti 2007:126 78 Keterangan: S = skor responden Skor min = skor minimum p = panjang kelas interval Skor max = skor maksimum Interpretasi penilaian kelayakan modul oleh oleh siswa sebagai berikut. Tabel 15. Interpretasi Kriteria Penilaian Kelayakan Modul oleh Siswa Kategori Penilaian Interpretasi Sangat Layak Siswa menyatakan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis sangat layak digunakan sebagai sumber belajar Layak Siswa menyatakan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis layak digunakan sebagai sumber belajar Tidak Layak Siswa menyatakan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis kurang layak digunakan sebagai sumber belajar Sangat Tidak Layak Siswa menyatakan modul mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis tidak layak digunakan sebagai sumber belajar 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Tata Busana di SMK Negeri 3 Magelang yang beralamat di Jalan Pierre Tendean No.1, Magelang, Jawa Tengah. Pemilihan sekolah di SMK Negeri 3 Magelang sebagai tempat penelitian karena adanya permasalahan-permasalahan yang ditemukan saat observasi pada pembelajaran memilih bahan baku busana. Kompetensi memilih bahan baku busana meliputi mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis, mengidentifikasi pemeliharaan bahan tekstil, dan menentukan bahan pelengkap. Permasalahan yang ditemukan diantaranya keterbatasan media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar memilih bahan baku busana, belum tersedia modul yang layak digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya media pembelajaran berupa modul sebagai panduan belajar siswa sehingga diharapkan setelah menggunakan modul ini siswa dapat belajar secara mandiri, dan memahami materi pembelajaran. Uji kelayakan modul memilih bahan utama dan bahan pelapis busana ini dilakukan melalui dua tahap yaitu uji kelayakan oleh para ahli dan tahap uji coba lapangan skala kecil dan skala besar. Uji coba lapangan skala kecil dilakukan pada 10 responden yang dipilih secara acak, sedangkan uji coba lapangan skala besar dilakukan pada seluruh siswa kelas XI Tata Busana 1 di SMK Negeri 3 Magelang yang berjumlah 36 siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.