24
berikutnya. Modul disajikan dalam bentuk yang bersifat self instructional. Masing- masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri.
Modul dalam Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2008 : 4, merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, yang memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Sedangkan menurut Nasution 2011: 205, modul dapat dirumuskan sebagai unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan definisi modul adalah satu paket pengajaran belajar mandiri yang
disusun secara sistematis, operasional dan terarah yang berisi seperangkat kegiatan belajar untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar.
b. Tujuan pengajaran modul
Tujuan dari pengajaran modul menurut Nasution 2011:205 adalah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-
masing. Siswa tidak dapat mencapai hasil yang sama dalam waktu sama dan tidak sedia mempelajari sesuatu pada waktu yang sama. Tujuan kedua yaitu
membuka kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara masing-masing karena setiap siswa memiliki teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan
masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing.
Tujuan ketiga yaitu pengajaran modul memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata pelajaran karena anggapan siswa tidak
25
mempunyai minat dan motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan keempat adalah memberi kesempatan pada siswa untuk mengenal
kelebihan dan kekurangan dan dapat memperbaikinya melalui modul remedial.
c. Keuntungan pengajaran modul
Keuntungan pengajaran modul bagi siswa menurut Nasution 2011: 206- 209 yaitu :
1 Balikan atau feedback Modul memberikan feedback yang banyak dan segera sehingga siswa
dapat mengetahui taraf hasil belajarnya dan dapat dengan segera memperbaiki kesalahannya.
2 Penguasaan tuntas atau mastery Pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal sebagai dasar
distribusi angka-angka. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
3 Tujuan Modul yang disusun sedemikian rupa dengan baik sehingga tujuannya
jelas, spesifik dan dapat dicapai oleh siswa. 4 Motivasi
Pengajaran yang membimbing siswa melalui langkah-langkah yang teratur dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berusaha.
5 Fleksibilitas Pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan karakter tiap
siswa dalam hal kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran.
26
6 Kerja sama Pengajaran modul mengurangi rasa persaingan diantara siswa sebab
semua dapat mencapai hasil tertinggi. Mereka tidak bersaing untuk mencapai rangking tertinggi karena tidak digunakannya kurva normal dalam penentuan
angka. Dengan sendirinya lebih terbuka jalan ke arah kerja sama. 7 Pengajaran remedial
Pengajaran modul memberi kesempatan untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan, atau kekurangan siswa yang dapat ditemukan dengan segera
berdasarkan evaluasi. Siswa tidak perlu mengulang seuruh pelajaran tetapi hanya pada bagian yang kurang atau salah tersebut.
Keuntungan pengajaran modul bagi pengajar yaitu : 1 Rasa kepuasan
Modul disusun untuk memudahkan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang baik pun lebih terjamin. Seorang pengajar akan merasa puas telah
melakukan pekerjaannya dengan baik. 2 Bantuan individual
Pengajaran modul memberikan kesempatan dan waktu yang lebih pada guru untuk membimbing dan memberikan perhatian individual setiap siswa tanpa
mengganggu seluruh kelas. 3 Pengayaan
Guru juga memiliki waktu lebih banyak untuk memberikan pelajaran tambahan sebagai pengayaan.
4 Kebebasan dari rutin Pengajaran modul membebaskan guru rutinitas persiapan pelajaran
karena semua telah disediakan oleh modul.
27
5 Mencegah kemubasiran Modul merupakan satuan pelajaran yang berdiri sendiri mengenai topik
tertentu dan dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Dengan demikian modul tersebut dapat digunakan oleh berbagai sekolah dan tak perlu disusun
kembali oleh pihak yang memerlukan. 6 Meningkatkan profesi keguruan
Pengajaran modul
menimbulkan pertanyaan
bagaimana guru
meningkatkan proses belajar sehingga merangsang guru untuk berpikir dan bersikap lebih ilmiah dalam pekerjaannya.
7 Evaluasi formatif Modul hanya meliputi bahan pelajaran yang terbatas dan dapat
dicobakan pada siswa yang kecil jumlahnya dalam taraf pengembangannya. Dengan mengadakan pre test dan post test dapat dinilai taraf hasil belajar siswa
sehingga dapat diketahui efektivitas bahan itu. Selain memiliki keuntungan modul juga memiliki beberapa kekurangan.
Menurut Suparman dalam Muchlisin, 2013, pembelajaran menggunakan modul mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1 Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama. 2 Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
3 Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang mendasar yaitu memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu
yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator. Untuk meminimalisir
28
kekurangan-kekurangan tersebut agar pembelajaran menggunakan modul tetap unggul dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1 Guru lebih tekun memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap siswa membutuhkan.
2 Penyusunan modul harus direncanakan atau dijadwalkan agar selesai tepat waktu.
3 Merencanakan anggaran dalam penyusunan modul agar dapat meminimalisir banyaknya biaya yang dibutuhkan.
d. Karakteristik Modul