2.7.1. Jenis – jenis Persediaan
Assauri 1980 membedakan persediaan berdasarkan fungsinya, yang terdiri atas :
1. Batch Stock atau Lot Size Inventor. Adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat
bahan – bahan barang – barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan
yang dilakukan untuk jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan bahan barang
yang dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan. 2. Fluctuation Stock.
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan
persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan
fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu. Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan ini fluctuation stock
dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
3. Anticipation Stock. Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang tedapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang
meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan – bahan sehingga tidak mengganggu
jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.
Handoko 1984 membedakan persediaan menurut jenis dan posisi barang, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku Raw Materials Stock Yaitu persediaan dari barang – barang berwujud yang digunakan dalam
proses produksi, seperti baja, kayu, dan komponen lainnya. Bahan mentah
dapat diperoleh dari sumber – sumber alam atau dibeli dari para supplier dan atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
selanjutnya. 2. Persediaan Komponen Rakitan Purchased Parts Component Stock
Yaitu persediaan barang – barang yang terdiri dari komponen – komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara tidak langsung dapat dirakit
menjadi suatu produk. Misalnya pabrik mobil, dimana dalam hal ini bagian – bagian parts dari mobil tersebut tidak diprodusir dalam pabrik mobil, tetapi
diprodusir oleh pabrik lain, dan kemudian diassembling menjadi barang jadi yakni mobil.
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong Supplies Yaitu persediaan barang – barang yang diperlukan dalam proses produksi
untuk membantu berhasilnya produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. Misalnya minyak solar dan minyak pelumas adalah
hanya merupakan bahan pembantu. 4. Persediaan Barang Dalam Proses Work In Process
Yaitu persediaan barang – barang yang merupakan keluaran dari tiap – tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk,
tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 5. Persediaan Barang Jadi Finished Goods Stock
Yaitu persediaan barang – barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
2.7.2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku