Perkembangan Peredaran Rotan Rotan 1. Morfologi Umum

INDUSTRI BARANG JADISETENGAH JADI PETANI PEMUNGUT PEDAGANG PENGUMPUL I II INDUSTRI PENGAWETAN ROTAN W S PEDAGANG ANTARPULAU PEDAGANG BESAR KONSUMSI DALAM NEGERI PEDAGANG KECIL EKSPOR SUMBER BAHAN BAKU Gambar 2 Alur Perdagangan Tata Niaga Rotan di Indonesia

2.4.6. Perkembangan Peredaran Rotan

1 Peredaran Dalam Negeri Data yang dihimpun pada tahun 1971 menunjukkan bahwa perdagangan rotan antarpulau atau dalam negeri sebagian besar dikuasai oleh daerah produsen yaitu Kalimantan sebesar 69 , Sulawesi 23 dan daerah lainnya 8 . Daerah yang menjadi tujuan perdagangan rotan antarpulau sebagian besar adalah Jawa sebesar 57 , Ujung Pandang sebesar 31 dan daerah lainnya sebesar 12 . Kondisi perdagangan rotan antarpulau dari daerah Kalimantan sejak tahun 1995 menurun drastis, yakni hanya 291,992 ton. Namun Kekurangan itu diisi oleh daerah Sulawesi sebesar 193.995,984 ton dan daerah lainnya 471,663 ton. Tabel 3 Perkembangan Antarpulau Bahan Baku Rotan Dalam Negeri Tahun 1995 dan 1996 Tahun 1995 Daerah Asal Jumlah ton Daerah Tujuan Jumlah Ton Kalimantan : 291,992 Surabaya 192.540,661 Kalsel 227,639 Jakarta 1.364,319 Kalbar 57,639 Daerah lain 814,659 Kaltim 6,377 Sulawesi : 193.995,984 Sulteng 65.069,388 Sultra 3.575,456 Sulut 65.275,058 Sulsel 60.036,082 Daerah lain 471,663 Jumlah 194.759,63 Jumlah 194.759,63 Tahun 1996 Daerah Asal Jumlah ton Daerah Tujuan Jumlah Ton Kalimantan : 99.118,391 Surabaya 230.707,004 Kalsel 99.041,167 Jakarta 26.359,402 Kalbar 69,571 Sampit Kalteng 49.384 Kaltim 7,653 Daerah lain 25.981,6 Sulawesi : 232.273,23 Sulteng 77.681 Sultra 4.218,547 Sulut 78.330,070 Sulsel 72.043,297 Daerah lain 547,071 Jumlah 332.432 Jumlah 332.432 Sumber : Januminro, 2000 Terjadinya perubahan perdagangan rotan antarpulau dari Kalimantan dikarenakan terjadinya perubahan aktivitas pengusahaan rotan itu sendiri. Kalimantan saat ini tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil rotan mentah, tetapi juga dikenal sebagai daerah industri pengolahan rotan mentah menjadi barang setengah jadi dan jadi untuk bahan ekspor. 2 Peredaran Rotan Luar Negeri Rotan Indonesia sampai dengan tahun 1980 telah memberikan kontribusi sebesar dalam memenuhi keperluan rotan dunia, yaitu sebesar 73,8 atau sebesar 81,26 ribu ton dari total 112,2 ribu ton perdagangan rotan dunia. Negara tujuan utama perdagangan rotan Indonesia adalah Hongkong, Singapura, Taiwan dan Negara maju lainnya. Pasokan bahan baku rotan dunia saat ini berasal dari Indonesia diperkirakan mencapai 90 , Malaysia sebesar 4 , dan Negara lainnya Thailand dan Filipina sebesar 6 . Tabel 4 Saham Perdagangan Rotan Dunia Tahun 1980 Negara Pengimpor Share Negara Pengekspor Negara Maju Hongkong Singapura Taiwan x 1000 ton Indonesia 11,35 41,64 19,16 9,11 81,26 73,8 Philipina 7,81 0,11 0,06 - 7,98 7,2 Thailand 6,32 2,46 0,16 - 8,94 8,2 Malaysia 5,99 0,26 0,26 1,05 9,46 8,6 Mexico 0,57 - - - 0,57 0,5 Lain – lain 1,91 - - - 1,91 1,7 Jumlah 33,95 44,47 21,44 10,26 11,12 100 Sumber : Januminro, 2000 Hongkong dan Singapura telah lama mengimpor rotan mentah dari Indonesia, kemudian, kedua Negara tersebut mengekspor hasil olahan rotan ke berbagai negara dengan keuntungan berlipat. Jumlah ekspor bahan baku produk rotan Indonesia sampai dengan tahun 1981 telah mencapai jumlah 65,5 ribu ton dengan perincian ekspor rotan asalan sebesar 70,34 , rotan setengah jadi sebesar 28 , dan barang jadi hanya sebesar 1, 47 . Begitu pula, tahun 1985 masih tampak bahwa ekspor rotan Indonesia masih berbentuk rotan asalan yang prosentasenya meningkat menjadi 76 , rotan setengah jadi dan jadi menurun menjadi sebesar 23 dan 1 Januminro, 2000. Berikut ini disajikan pula data ekspor rotan dan produk rotan Indonesia sejak tahun 2001 sampai dengan 2005. Tabel 5 Volume Ekspor Rotan dan Produk Rotan Tahun 2001 – 2005 Tahun Kg No Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 1 Mebel Rotan 96.955.526 111.695.155 115.866.950 119.867.898 113.449.672 2 Barang Anyaman Rotan 21.377.516 22.698.955 22.681.603 14.851.152 11.527.266 3 Rotan Setengah Jadi 24.115.713 22.999.118 32.745.778 34.794.927 19.794.721 Sumber : Dephut, 2006 2.5. Proses Pemungutan Rotan 2.5.1. Umur dan Ciri Rotan Siap Panen