II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Industri
Industri adalah sekolompok perusahaan yang menawarkan suatu produk atau kelas produk yang merupakan substitusi dekat satu sama lain. Sedangkan
perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan
jasa yang dibutuhkan masyarakat. Tujuan setiap perusahaan adalah meraih keuntungan semaksimal mungkin dan mempertahankan kelesatarian perusahaan
Kotler, 1998 dalam Hatta, 2003. Ensiklopedia Indonesia, 1982 mendefinisikan industri sebagai bagian dari
proses produksi yang tidak secara langsung mengambil atau mengerjakan bahan dasar atau bahan baku secara mekanis atau kimiawi sehingga menjadikannya lebih
berharga untuk dipakai manusia. Perusahaan yang mengambil bahan dasar dari alam, kemudian langsung mengolahnya melalui peralatan mekanik yang
kompleks, disebut industri. Selanjutnya Badan Pusat Statistik 1999 memberikan batasan bahwa
industri adalah suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu dan melakukan kegiatan untuk mengubah barang bahan baku baik secara
mekanis, kimia atau dengan tangan menjadi menjadi produk baru atau kegiatan mengubah barang yang kurang nilainya dengan maksud mendekatkan produk
tersebut kepada konsumen akhir.
2.2. Pengelompokan Industri
Di Indonesia pengelompokan industri dilakukan oleh berbagai instansi dengan menggunakan berbagai kriteria. Kriteria yang digunakan oleh beberapa
instansi untuk mengelompokkan industri adalah sebagai berikut :
1 Berdasarkan Tenaga Kerja
BPS 1984 mengelompokan industri Indonesia berdasarkan ukuran perusahaan yang besarnya tergantung jumlah karyawan tiap perusahaan, yang
ditetapkan menjadi empat golongan, yaitu :
a. Industri kerajinan, memiliki 1 – 4 karyawan
b. Industri kecil, memiliki 5 – 19 karyawan
c. Industri sedang, memiliki 20 – 99 karyawan
d. Industri besar, memiliki ≥ 100 karyawan
2 Berdasarkan Investasi
Depperindag juga mengeluarkan ketentuan sendiri tentang industri skala kecil menengah IKM yang dituangkan dalam Keputusan Menpperindag
Kepmenpperindag No.257MPPKep71997. Di dalam Kepmenpperindag tersebut disebutkan bahwa yang termasuk dengan IKM adalah usaha dengan nilai
investasi maksimal Rp. 5 miliar termasuk tanah dan bangunan.
3 Berdasarkan Hasil Penjualan
Menteri Negara Koperasi dan UKM menggolongkan Industri berdasarkan hasil penjualan, yaitu :
a. Industri dengan hasil penjualan sampai dengan Rp. 1 milyar digolongkan dalam Industri kecil.
b. Industri dengan hasil penjualan antara Rp. 1 - 50 milyar digolongkan dalam Industri menengah.
c. Industri dengan hasil penjualan lebih dari 50 milyar digolongkan dalam industri besar.
4 Berdasarkan Asset
Di dalam UU No. 91995, penggolongan IKM dikelompokkan dengan kriteria :
a. Industri Kecil memiliki asset bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b.
Industri Menengah memiliki asset bersih Rp. 200 juta - 10 miliar termasuk tanah dan bangunan.
2.3. Industri Rotan