Nilai koefisien penyebaran hasil analisis ini terdiri dari nilai-nilai yang lebih kecil dari satu dan yang lebih besar dari satu. Untuk nilai koefisien yang lebih besar
dari satu berarti sektor yang bersangkutan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk membangun industri hulunya secara keseluruhan atau dengan kata lain keterkaitan
dengan industri hulunya besar, berlaku sebaliknya bagi yang bernilai lebih kecil dari satu Bulmer Thomas dalam Budiharsono, 2001. Berdasarkan teori ini, maka dapat
dikatakan bahwa industri makanan dan minuman mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan output sektor hulunya.
Tabel 5.14. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian di Kabupaten Tangerang Tahun 2000
Sektor Koefisien Penyebaran
Kepekaan Penyebaran
T. Pangan 0,960
0,867 Perkebunan 0,831 0,719
Peternakan 0,924 0,853 Perikanan 0,793 0,747
PertambGali 0,796 0,691
Ind MakMin 1,043
1,489 Ind Lainnya
1,193 3,053
Listrk,GasAir 1,035 1,188
Bangunan 1,227 0,846 Perd.Besar 1,216 1,038
Perd.Eceran 1,202 0,836 RestRmh mkn
1,032 0,988
Hotel 1,029 0,686
Transportasi 0,998 0,980 Komunikasi 0,968 0,736
KeuJs.Per Lain 0,807
0,952 Js.Sosmasy 1,007
0,734 Js.perorangRT 1,020
0,907 Js.Lainnya 1,019 0,691
Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Tangerang tahun 2000 Klasifikasi 19 Sektor diolah
5.4.2. Kepekaan Penyebaran
Kepekaan penyebaran merupakan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam
perekonomian Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001. Kepekaan penyebaran sering disebut juga sebagai daya penyebaran ke depan,
yaitu suatu indeks yang menunjukkan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan suatu sektor yang akan menimbulkan perubahan output sektor-sektor lain yang
menggunakan output dari sektor tersebut baik langsung maupun tidak langsung. Kepekaaan penyebaran ini merupakan keterkaitan output langsung dan tidak langsung
ke depan yang diboboti dengan jumlah sektor yang ada dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor.
Berdasarkan Tabel 5.14, dapat dilihat bahwa industri makanan dan minuman memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar kedua setelah sektor industri lainnya
dengan nilai sebesar 1,489. Kondisi ini menunjukkan bahwa output subsektor tersebut pada umumnya merupakan komoditi antara intermediate atau komoditi yang
dipakai sebagai input untuk proses produksi lebih lanjut bagi sektor-sektor ekonomi lainnya.
Sektor-sektor yang memiliki nilai kepekaan kurang dari satu menunjukkan bahwa produk dari sektor tersebut cenderung digunakan sebagai konsumsi langsung.
Sebaliknya apabila indeks kepekaan penyebaran lebih besar dari 1, berarti pengaruh sektor tersebut terhadap sektor lainnya juga tinggi Bulmer Thomas dalam
Budiharsono, 2001. Maka berdasarkan teori ini pula, dapat dikatakan bahwa industri makanan dan minuman memiliki kemampuan yang tinggi dalam mendorong dan
meningkatkan pertumbuhan output sektor hilirnya.
5.4.3. Analisis Penetapan Prioritas Sektor