Kabupaten Tangerang pada tahun 2005. Di urutan kedua adalah subsektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar Rp 2.230.644 juta.
Subsektor industri makanan, minuman dan tembakau menempati urutan ketiga dengan sumbangan sebesar Rp 642.495 juta atau 7,15 persen dari seluruh
kontribusi sektor industri. Terlihat pula bahwa laju pertumbuhan kontribusi subsektor indutri makanan terhadap PDRB dari tahun 2002 hingga 2005 selalu menunjukkan
angka pertumbuhan yang positif, bahkan pada tahun 2003 laju pertumbuhan kontribusi subsektor industri makanan dan minuman adalah yang tertinggi bila
dibandingkan dengan subsektor industri lainnya yakni sebesar 72,23 persen. Perlu diketahui bahwa di Kabupaten Tangerang tidak terdapat industri tembakau sehingga
pengklasifikasian subsektor industri makanan, minuman dan tembakau pada tabel PDRB pada dasarnya hanya merupakan subsektor industri makanan dan minuman
saja BPS Kabupaten Tangerang, 2005.
4.1. Kondisi Tenaga Kerja
Tabel 4.4 menyajikan informasi mengenai jumlah penyerapan tenaga kerja penduduk usia 10 tahun ke atas menurut sembilan lapangan usaha utama di
Kabupaten Tangerang pada tahun 2005. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel tersebut, sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah sektor industri yakni
sebanyak 370.867 orang atau 28,64 persen dari penyerapan tenaga kerja total usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Tangerang. Penyerapan tenaga kerja terbesar kedua
dipegang oleh sektor perdagangan dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 282.314 orang atau 21,80 persen dari jumlah keseluruhan penyerapan tenaga kerja
usia 10 tahun ke atas. Merujuk pada informasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
sektor industri dan sektor perdagangan merupakan dua sektor andalan utama dalam perekonomian Kabupaten Tangerang oleh karena andilnya yang terbesar dalam hal
penyerapan tenaga kerja khususnya tenaga kerja usia 10 tahun ke atas.
Tabel 4.4. Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2005
No Lapangan Usaha Utama
Tenaga Kerja Persentase
1. Pertanian 85.571
6,61 2. Pertambangan
dan Galian
10.996 0,85
3. Industri 370.867
28,64 4.
Listrik, Gas dan Air 3.464
0,27 5. Konstruksi
61.586 4,76
6. Perdagangan 282.314
21,80 7.
Transportasi dan Komunikasi 138.720
10,71 8. Keuangan
85.170 6,58
9. Jasa 256.214
19,79 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja
1.294.902 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2005
Berdasarkan Tabel 4.5, jumlah perusahaan yang terdapat di Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 berjumlah 3.659 perusahaan. 2.341 diataranya
merupakan perusahaan swasta nasional, 530 perusahaan PMA, 459 perusahaan PMDN dan sisanya 329 merupakan perusahaan perseorangan.
Tabel 4.5. Jumlah Perusahaan berdasarkan Status Perusahaan dan Tenaga Kerja pada Tahun 2005
Tenaga Kerja No Status
Perusahaan Jumlah Perusahaan
WNI WNA Jumlah 1.
PMA 530 71.607
858 72.465 2.
PMDN 459 75.292
189 75.481 3.
Swasta Nasional
2.341 162.889 533 163.422
4. Perorangan
329 11.215 6 11.221
Jumlah seluruh
perusahaan 3.659 321.003
1.586 322.589 Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang 2005
Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, perusahaan swasta nasional juga memberikan andil terbesar yakni sebanyak 163.422 orang atau lebih dari 50 persen
terhadap penyerapan tenaga kerja total berdasarkan status perusahaannya. Sementara
itu, perusahaan-perusahaan yang berstatuskan Penanam Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang tergolong sebagai perusahaan
fasilitas memiliki kontribusi sebesar 45,86 persen. Menurut Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, jumlah pencari kerja
pada tahun 2005 sebanyak 39.858 orang. Sebagian besar adalah tamat SLTA sebanyak 24.919 orang atau sekitar 62,52 persen dari total pencari kerja. Jumlah
pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 1.789 orang 750 laki-laki dan 1.039 perempuan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kontribusi Industri Makanan dan Minuman dalam Perekonomian
Kabupaten Tangerang Tahun 2000
Sebagai salah satu instrumen data yang bersifat lengkap dan komprehensif, Tabel Input-Output Kabupaten Tangerang 2000 mampu memberikan besaran
kontribusi industri makanan dan minuman terhadap komponen pembentuk struktur perekonomian Kabupaten Tangerang. Pada tabel I-O tersebut, terdapat beberapa
variabel yang menyusun struktur ekonomi Kabupaten Tangerang yakni struktur permintaan, ekspor dan impor, struktur nilai tambah bruto serta struktur output. Hal
ini sekaligus dapat memberikan gambaran mengenai kontribusi industri makanan dan minuman dalam perekonomian Kabupaten Tangerang.
5.1.1. Struktur Permintaan
Sesuai dengan data yang tertera pada Tabel 5.1, total permintaan terhadap barang dan jasa domestik yang dihasilkan oleh Kabupaten Tangerang pada tahun
2000 adalah sebesar Rp 32.108.646 juta. Permintaan barang dan jasa oleh sektor produksi dalam rangka kegiatan produksinya biasa disebut permintaan antara
mencapai Rp 12.660.784 juta atau sekitar 28,28 persen dari seluruh permintaannya. Sektor industri memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan permintaan antara.
Kontribusi sektor ini mencapai 65,75 persen. Industri makanan dan minuman menyumbang 11,91 persen terhadap pembentukan permintaan antara sektor industri
tersebut, dan 7,83 persen terhadap pembentukan permintaan antara total domestik. Tingginya permintaan antara terhadap sektor industri menunjukkan kecenderungan
digunakannya output yang dihasilkan sektor industri untuk digunakan sebagai input