makanan dan minuman sebesar satu-satuan, maka kenaikan output dari industri makanan dan minuman yang dialokasikan baik kepada sektor itu sendiri maupun
kepada sektor-sektor lain secara langsung dan tidak langsung akan meningkat sebesar 2,169 satuan.
5.2.2. Keterkaitan ke Belakang
Berdasarkan Tabel 5.9, industri makanan dan minuman menempati peringkat lima besar dalam hal keterkaitan langsung ke belakang dengan nilai sebesar 0,354.
Nilai ini 0,354 dapat diartikan bahwa setiap perubahan atau kenaikan permintaan akhir sebesar satu-satuan pada industri makanan dan minuman akan membutuhkan
input sebesar 0,354 dari sektor-sektor lain yang menyediakan input secara langsung termasuk dari sektor itu sendiri. Dengan kata lain industri makanan dan minuman
memiliki kemampuan yang cukup besar dalam menarik industri hulunya yaitu sebesar 0,354 setiap satu-satuan kenaikan permintaan akhirnya.
Bila dikaitkan dengan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, industri makanan dan minuman juga berada peringkat kelima dengan nilai 1,520.
Nilai tersebut 1,520 menunjukkan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu-satuan pada industri makanan dan minuman, maka akan dibutuhkan
input untuk proses produksi yang disediakan secara langsung dan tidak langsung dari sektor lainnya maupun industri makanan dan minuman sendiri sebesar nilai
keterkaitannya itu. Salah satu sektor penyedia input produksi bagi industri makanan dan
minuman adalah sektor pertanian. Berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Tangerang tahun 2000 klasifikasi 19 sektor, jumlah distribusi output sektor pertanian untuk
memenuhi proses produksi seluruh sektor ekonomi termasuk sektor pertanian sendiri adalah Rp 711.554 juta. Meskipun dalam hal keterkaitan ke belakang, industri
makanan dan minuman menempati peringkat kelima namun dapat dikatakan bahwa industri makanan dan minuman memiliki kemampuan yang paling tinggi dalam hal
mengembangkan sektor pertanian dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Kondisi ini dibuktikan oleh distribusi output sektor pertanian kepada industri
makanan dan minuman merupakan yang terbesar dibandingkan sektor-sektor perekonomian lainnya yakni sebesar Rp 507.306 juta atau sekitar 71 persen. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Distribusi Output Sektor Pertanian terhadap Sektor Industri di Kabupaten Tangerang Tahun 2000 Juta Rupiah
Subsektor Pertanian i
Ind.Makanan Minuman j
Ind.Lainnya j
Tanaman Pangan 218.228
246 Perkebunan
37.439 24.548
Peternakan 207.735 26.611
Perikanan 43.904 1.105
Total 507.306
Xij 52.510
Xij Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Tangerang tahun 2000 Klasifikasi 19 Sektor diolah
Keterangan: i = sektor i pertanian j = sektor j industri makanan dan minuman
j = sektor j industri lainnya Xij = banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input oleh sektor j
Pada tabel di atas dapat dilihat pula perbandingan relatif antara industri makanan dan minuman dengan gabungan subsektor industri lainnya yang terdapat di
Kabupaten Tangerang berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Tangerang tahun 2000 klasifikasi 19 Sektor. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel tersebut,
penyerapan output dari sektor pertanian oleh industri makanan dan minuman adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan penyerapan output sektor pertanian oleh
gabungan subsektor industri lainnya. Industri makanan dan minuman menyerap 90,62 persen dari output sektor pertanian yang dialokasikan kepada sektor industri secara
keseluruhan. Subsektor pertanian yang merupakan sumber input utama bagi industri
makanan dan minuman adalah subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan, masing-masing dengan nilai output yang disalurkan kepada subsektor industri
makanan dan minuman sebesar Rp 218.228 juta dan Rp 207.735 juta. Dari realita fakta yang tersajikan melalui data bahwa dalam konteks perekonomian wilayah
Kabupaten Tangerang dapat dikatakan bahwa industri makanan dan minuman di Kabupaten Tangerang bukan merupakan suatu footloose industry karena industri
tersebut memiliki support atau dukungan yang relatif bagus terhadap salah satu sektor penyedia inputnya hulu tersebut. Dengan kata lain, industri makanan dan minuman
di Kabupaten Tangerang merupakan subsektor industri yang paling berpotensi dalam hal membangun dan mendayagunakan sektor pertanian di Kabupaten Tangerang.
5.3. Analisis Pengganda Multiplier