4.1.2. PDRB dari Sisi Sektoral
Struktur ekonomi Kabupaten Tangerang tahun 2005 didominasi oleh tiga sektor utama yakni sektor industri sebagai motor penggerak utama perekonomian
Kabupaten Tangerang dengan kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar 55,54 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran yang
menyumbang 12,53 persen serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan kontribusi 9,43 persen. Pertumbuhan sektor industri menjadi Rp 16,19 triliun pada
tahun 2005 atau meningkat Rp 1,11 triliun dari tahun 2004 dan peranannya sebesar 55,54 persen terhadap total Nilai Tambah Bruto NTB klasifikasi sembilan lapangan
usaha menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang pada tahun 2005 mencapai 7,40 persen.
Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tangerang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2002 hingga 2005 Juta Rupiah
Lapangan Usaha 2002
2003 2004
2005 Pertanian
1.396.758,73 1.415.559,75 1.470.644 1.527.190 Pertambangan
galian 11.180,75 12.252,30 12.597 12.859
Industri Pengolahan
7.629.597,04 7.935.598,41 8.370.263 8.990.704 Listrik, Gas, Air
826.570,46 878.553,03
946.300 1.001.925
Bangunan 246.700,01 263.621,22 285.067 306.272
Perdagangan, Hotel,
Restoran 1.667.879,91 1.730.386,88 1.878.403 2.027.500
Angkutan Komunikasi 910.554,83
984.677,21 1.084.697
1.178.599 Keuangan, Sewa, Jasa
Perusahaan 323.720,47 345.471,66 381.079 422.546
Jasa-jasa 549.201,87 597.765,27 641.731 718.865
PDRB 13.562.623,92 14.164.885,72 15.070.780 16.186.459
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2005 Angka Sementara
Angka Perbaikan
Di Kabupaten Tangerang tidak terdapat industri migas minyak dan gas dan hanya terdiri dari industri-industri tanpa migas manufaktur. Seperti yang telah
dijelaskan, sumbangan sektor industri menyumbang lebih dari setengah bagian
terhadap pembentukan Nilai Tambah Bruto NTB total pada tahun 2005. Oleh karena itu, dapat dikatakan pula bahwa sektor industri merupakan tulang punggung
perekonomian Kabupaten Tangerang.
Tabel 4.3. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tangerang Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2002 hingga 2005
Juta Rupiah dan Persen
Subsektor 2002 2003
2004 2005
Makanan,MinumanTembakau 307.002
- 528.747
72,23 551.427
4,29 642.495
16,51 Tekstil,Brg KulitAlas Kaki
3.349.792 -
3.389.681 1,19
3.397.273 0,22
3.486.267 2,62
Brg KayuHsl Hutan Lainnya 138.154
- 192.992
39,69 202.958
5,16 305.702
50,62 KertasBrg Cetakan
287.530 -
374.616 30,29
390.570 4,26
449.134 14,99
Pupuk, KimiaBrg dr Karet 2.256.847
- 2.006.505
-11,09 2.096.467
4,48 2.230.644
6,40 SemenBrg Galian non Logam
210.691 -
307.404 45,90
320.248 4,18
473.068 47,72
Logam Dasar,BesiBaja 426.599
- 513.077
20,27 548.812
6,96 600.565
9,43 Alat Angk.Mesin,Peralatannya 471.904
- 551.111
16,78 575.343
4,40 586.853
2,00 Barang Lainnya
181.079 -
271.464 49,91
287.166 5,78
215.976 -24,79
Total 7.629.597 3,04
7.935.598 4,01
8.370.263 5,48
8.990.704 7,41
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2005 Angka Sementara
Angka Perbaikan Laju Pertumbuhan PDRB dalam Persentase
Tabel 4.3 memuat data mengenai sumbangan masing-masing subsektor industri dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tangerang dari tahun 2002 hingga
2005. Subsektor industri yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB dari tahun ke tahun adalah subsektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas
kaki yang pada tahun 2005 menyumbang Rp 3.486.267 juta atau menyumbang 38,78 persen dari seluruh kontribusi sektor industri terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Tangerang pada tahun 2005. Di urutan kedua adalah subsektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar Rp 2.230.644 juta.
Subsektor industri makanan, minuman dan tembakau menempati urutan ketiga dengan sumbangan sebesar Rp 642.495 juta atau 7,15 persen dari seluruh
kontribusi sektor industri. Terlihat pula bahwa laju pertumbuhan kontribusi subsektor indutri makanan terhadap PDRB dari tahun 2002 hingga 2005 selalu menunjukkan
angka pertumbuhan yang positif, bahkan pada tahun 2003 laju pertumbuhan kontribusi subsektor industri makanan dan minuman adalah yang tertinggi bila
dibandingkan dengan subsektor industri lainnya yakni sebesar 72,23 persen. Perlu diketahui bahwa di Kabupaten Tangerang tidak terdapat industri tembakau sehingga
pengklasifikasian subsektor industri makanan, minuman dan tembakau pada tabel PDRB pada dasarnya hanya merupakan subsektor industri makanan dan minuman
saja BPS Kabupaten Tangerang, 2005.
4.1. Kondisi Tenaga Kerja