investasi. Analisis perkembangan penyerapan tenaga kerja dimaksudkan untuk melihat perkembangan penyerapan tenaga kerja seiring dengan penanaman modal
atau investasi yang ditanamkan di Kabupaten Tangerang. Data yang digunakan dalam pembahasan berikut adalah data resmi hasil monitoring Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah BKPMD Kabupaten Tangerang dari periode 2000 hingga 2006 terhadap perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang masih eksis serta
memiliki izin usaha tetap IUT. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan makanan dan minuman dalam pembahasan ini merupakan perusahaan yang memiliki legalitas
dan sah secara hukum untuk melakukan kegiatan produksi di Kabupaten Tangerang.
5.5.1. Perkembangan Δ Investasi
Dilihat dari sisi perkembangan realisasi investasi dari periode 2000 hingga 2006, industri makanan dan minuman terus mengalami pertumbuhan meski nilainya
cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Data yang tertera pada Tabel 5.17 menunjukkan bahwa secara statistik, terjadi perkembangan nilai investasi yang sangat
signifikan pada tahun 2001, 2004 dan 2005. Pertumbuhan investasi pada ketiga tahun tersebut terhadap total pertumbuhan investasi industri makanan dan minuman adalah
31,1 persen tahun 2001, 25,3 persen tahun 2002 dan 48,1 persen tahun 2005. Pada tahun 2006, pertumbuhan investasi menurun secara drastis, yaitu sekitar 7,5 kali
lebih rendah dari tahun 2005 dengan pertumbuhan sekitar Rp 18,3 miliar. Penurunan pertumbuhan investasi pada tahun 2006 tidak hanya terjadi pada
industri makanan dan minuman, namun juga terjadi pada subsektor-subsektor industri lainnya BKPMD Kabupaten Tangerang, 2006. Kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak BBM sebanyak dua kali pada tahun 2005 industri diduga merupakan salah
satu penyebab penurunan pertumbuhan investasi ini. Tingginya tarif listrik industri juga merupakan penyebab tambahan investasi baru di Kabupaten Tangerang pada
beberapa industri makanan dan minuman terhambat. Salah satu dari beberapa investasi yang terhambat tersebut adalah pabrik minuman ringan di Kabupaten
Tangerang GAPMMI, 2006.
Tabel 5.17. Perkembangan Δ Nilai Investasi Industri Makanan dan Minuman
Berdasarkan Skala Investasi Perusahaan Tahun 2000 hingga 2006 Juta Rupiah
Δ Nilai Investasi No Tahun
Kecil Sedang Besar
Δ Nilai Investasi Total
1. 2000 381,8
- -
381,8 2. 2001
389,4 - 81.166
81.555,4 3. 2002
972,5 - 16.000
16.972,5 4. 2003
1.459,9 - 10.942
12.401,9 5. 2004
2.848,6 1.028 62.669,4
66.546,0 6. 2005
2.360,2 - 123.939,3 126.299,5
7. 2006 2.264,4
352 15.747,3 18.363,7
Pertumbuhan 10.676,8 1.380
310.464 322.520,8
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah BKPMD Kabupaten Tangerang 2006 Keterangan:
Investasi Kecil = Nilai investasi perusahaan di bawah 200 juta Rupiah. Investasi Sedang = Nilai investasi perusahaan antara 201-500 juta Rupiah.
Investasi Besar = Nilai investasi perusahaan di atas 500 juta Rupiah. - = Tidak ada kosong
Total nilai pertumbuhan investasi industri makanan dan minuman berada pada posisi atau nilai terendah yakni sebesar Rp 381,8 juta pada tahun 2000. Nilai
pertumbuhan investasi tersebut hanya disumbangkan oleh industri skala investasi kecil usaha rakyat tanpa adanya investasi dari industri skala investasi sedang dan
besar. Hal ini diduga karena belum pulihnya kondisi perekonomian di Kabupaten Tangerang pasca krisis ekonomi yang bermula melanda Indonesia pada pertengahan
tahun 1997. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa industri kecil ataupun rumah tangga memiliki daya tahan atau resistensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
industri-industri yang bermodalkan sedang dan besar. Terbukti pada awal-awal krisis ekonomi terjadi, tidak sedikit perusahaan besar harus mengurangi produksinya untuk
sementara waktu yang berakibat pada pemutusan hubungan kerja secara besar- besaran di Kabupaten Tangerang Profil Daerah Kabupaten dan Kota Jilid 2: 215-
218. Akan tetapi, seiring dengan membaiknya iklim investasi dan pulihnya perekonomian Kabupaten Tangerang, investasi pada industri makanan dan minuman
terus mengalami peningkatan yang sangat berarti hingga tahun 2005. Pada umumnya, pertumbuhan investasi pada industri makanan dan
minuman di Kabupaten Tangerang lebih didominasi oleh pertumbuhan investasi skala besar ketimbang investasi skala kecil dan sedang. Hal ini berarti bahwa industri
makanan dan minuman skala investasi besar lebih berperan dalam hal pembentukan PDRB added value Kabupaten Tangerang dibandingkan dengan industi makanan
dan minuman skala investasi kecil dan sedang. Namun, dapat dilihat pada Tabel 5.17 bahwa pertumbuhan industri makanan dan minuman skala investasi kecil lebih
menunjukkan suatu kenaikan secara teratur dan proporsional dibandingkan dengan industri makanan dan minuman skala investasi sedang dan besar yang cenderung
berfluktuatif secara cepat volatile dari tahun ke tahun. Kondisi ini juga menandakan bahwa dari segi ketahanan dan kesinambungan, industri makanan dan minuman skala
investasi kecil lebih tahan terhadap berbagai guncangan ekonomi dari dalam maupun luar negeri dibandingkan industri makanan dan minuman skala investasi sedang dan
besar. Investasi pada subsektor industri makanan dan minuman skala kecil dari tahun 2000 hingga tahun 2004 terus mengalami peningkatan dan hanya sedikit mengalami
penurunan pada tahun 2005 dan 2006.
5.5.2. Perkembangan Δ Penyerapan Tenaga Kerja