Kepekaan Penyebaran sensitivity of dispersion

jumlah seluruh koefisien matriks kebalikan Leontif Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001 secara matematis dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut: Dimana: Bd j = koefisien penyebaran sektor ke j C ij = unsur matriks kebalikan Leontif terbuka

3.2.4.2. Kepekaan Penyebaran sensitivity of dispersion

Kepekaan penyebaran ini merupakan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam perekonomian. Kepekaan penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tak langsung ke depan yang dinormalkan dengan jumlah sektor dan jumlah seluruh koefisien matriks kebalikan Leontif Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001 secara matematik dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut: Dimana: Fd i = kepekaan penyebaran sektor ke i Apabila nilai indeks Bd dari sektor i 1, hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut memperoleh pengaruh dari sektor lainnya tinggi. Dengan kata lain, sektor tersebut peka terhadap pengaruh sektor lain sedangkan apabila indeks Fd dari sektor j 1, berarti pengaruh sektor tersebut terhadap sektor lainnya tinggi Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001. ∑∑ ∑ = = = = n i n j ij n i ij j C C n Bd 1 1 1 ∑∑ ∑ = = = = n i n j ij n j ij i C C n Fd 1 1 1

IV. GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG

Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Propinsi Banten tepatnya 106°20 -106°43 bujur timur dan 6°00 – 6°20 lintang selatan. Kabupaten yang secara administratif berada di bawah Propinsi Banten mempunyai pemerintahan yang sama dengan kabupaten lainnya. Unit pemerintahan di bawah kabupaten adalah kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri atas beberapa kelurahan dan desa. Kabupaten Tangerang terdiri dari 26 kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak 77 dan desa sebanyak 251 serta 2.285 RW dan 10.223 RT BPS Kabupaten Tangerang, 2005. 4.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB 4.1.1. PDRB Menurut Komponen Penggunaan Produk Domestik Regional Bruto PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah dalam menciptakan output nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat dilihat dari 2 sisi pendekatan, yaitu sektoral dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber pendapatan dan menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya, sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut BPS Kabupaten Tangerang, 2005. PDRB menurut komponen penggunaan terdiri dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap investasi, ekspor dan impor barang dan jasa. Dilihat dari jenis penggunaan terhadap PDRB berdasarkan atas harga