Alat Pengumpul Data Metode dan Alat Pengumpul Data

digunakan untuk mengetahui apakah ada perubahan gejala atau perkembangan tingkat kemampuan manajemen konflik sebelum dan setelah diberikan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving

3.4.2 Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data non tes, yaitu berupa skala psikologis dan alat pengumpul data yang digunakan berupa skala kemampuan manajemen konflik. Skala kemampuan manajemen konflik digunakan untuk mengukur sikap atau perilaku manajemen konflik siswa. Skala kemampuan manajemen konflik diberikan pada awal eksperimen untuk semua populasi pre test. Pre test digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen konflik anggota Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 11 Semarang tahun 2014 sebelum diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok teknik problem solving. Skala kemampuan manajemen konflik Anggota Kelompok Ilmiah Remaja diberikan lagi kepada sampel yaitu 10 orang siswa yang memiliki tingkat kemampuan manajemen konflik dengan rata-rata secara keseluruhan kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah yang telah mendapat perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok teknik problem solving post test Cara yang digunakan untuk menyatakan item serta merespon skala tersebut melalui skala likert. Sugiyono 2010:134 menjelaskan bahwa “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Skala ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang menunjukkan sikap tentang suatu obyek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Untuk setiap pernyataan disediakan sejumlah alternatif jawaban sebagai berikut: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Responden bebas untuk memilih salah satu jawaban dari empat alternatif jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang X sesuai keadaan sebenarnya dari masing-masing responden. Skala kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif dan negatif mempunyai skor yang berbeda. Berikut ini adalah penskoran pernyataan positif dan negatif yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja. Tabel 3.1 Penskoran Item Kategori Pernyataan Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor Positif Negatif 1 Sangat Setuju SS 4 1 2 Setuju S 3 2 4 Tidak Setuju TS 2 3 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Untuk menginterpretasikan tingkat kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja yang memiliki rentang skor 1-4, skor jawaban skala kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja ditentukan berdasarkan skor item positif dan skor negatif. Seluruh skor jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan 100. Persentase skor tersebut dibandingkan dengan kategori tingkat kemampuan manajemen konflik dan akan diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkat kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja dengan cara sebagai berikut: Persentase skor tertinggi : 4:4 x 100 = 100 Persentase skor terendah : 1:4 x 100 = 25 Rentang pesentase : 100 - 25 = 75 Interval persentase : 75 5 = 15 Hasil perhitungan di atas menunjukkan rentang interval 25 dan persentase skor terendah 25, maka dapat ditentukan kategori tingkat kemampuan manajemen konflik anggota kelompok ilmiah remaja sebagai berikut: Tabel 3.2 Kategori tingkatan Skala Kemampuan Manajemen Konflik Persentase Kategori 86 - 100 Sangat Tinggi 71 - 85 Tinggi 56 - 70 Sedang 41 -55 Rendah 25 - 40 Sangat Rendah Dalam pemberian skor masing-masing item, bergerak dari nilai-nilai yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah atau sebaliknya. Untuk pernyataan positif, jawaban SS diberi skor 4, jawaban S diberi skor 3, jawaban TS diberi skor 2, dan jawaban STS diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban SS diberi skor 1, jawaban S diberi skor 2, jawaban TS diberi skor3, dan jawaban STS diberi skor 4.

3.4.3 Penyusunan Instrumen

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PERILAKU BOLOS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 HARIAN T.A 2015/2016.

0 2 27

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DI SMA YAYASAN SINAR HUSNI TA. 2015/2016.

0 1 27

PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU HEMAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TIGALINGGA TAHUN AJARAN 2014-2015.

0 2 19

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DALAM BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 21

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PENGENALAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TAKENGON TAHUN AJARAN 2014/215.

0 2 23

PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP KEPEMIMPINAN KETUA KELAS SMA NEGERI 11 MEDAN TA. 2014/2015.

0 2 23

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLATING TERHADAP PENGURANGAN RASA MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

1 1 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

1 1 22