Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Manajemen Konflik

2.2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Manajemen Konflik

Setiap orang yang menghadapi konflik akan menggunakan strategi penyelesaian konflik yang berbeda-beda. Strategi manajemen konflik yang digunakan pihak-pihak yang terlibat konflik dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Menurut Wirawan 2013: 135-138 faktor-faktor yang memengaruhi manajemen konflik antara lain sebagai berikut: 1 Asumsi mengenai konflik Seseorang yang berpendapat konflik merupakan sesuatu yang buruk akan berusaha untuk menekan lawan konfliknya dengan menggunakan gaya manajemen konflik kompetisi. Sebaliknya, seseorang yang menganggap konflik adalah baik dan toleran terhadap konflik akan menggunakan gaya manajemen konflik kompromi atau kolaborasi dalam memanajemeni konflik. 2 Persepsi mengenai penyebab konflik Persepsi seseorang yang menganggap penyebab konflik menentukan kehidupan atau harga dirinya akan berupaya untuk berkompetisi dan menenangkan konflik. Jika seseorang menanggap penyebab konflik tidak penting bagi kehidupan dan harga dirinya, maka orang tersebut akan menggunakan strategi menghindar dalam menghadapi konflik. 3 Ekspektasi atas lawan konfliknya Seseorang yang menyadari bahwa dalam menghadapi konflik perlu menyusun strategi dan taktik untuk menghadapi lawan konfliknya. Jika orang tersebut memprediksi bahwa lawan konfliknya akan menggunakan strategi kompetisi dan agresi sedangkan objek konfliknya sangat esensial bagi karirnya maka orang tersebut akan menghadapinya dengan strategikompetisi dan melawan agresi lawan konfliknya. 4 Pola komunikasi dalam interaksi konflik Jika proses komunikasiantara pihak yang berkonflik berjalan dengan baik, dan pesan dapat dimengerti dan diterima secara persuasif, kemungkinan yang besar bahwa kedua belah pihak akan menggunakan gaya manajemen konflik kolaborasi dan kompromi. Sebaliknya, jika komunikasi kedua belah pihak tidak berjalan dengan baik atau menggunakan kata-kata keras dan kotor serta agresif ada kemungkinan kedua belah pihak akan menggunakan gaya manajemen konflik kompetisi. 5 Kekuasaan yang dimiliki Jika pihak yang terlibat konflik merasa mempunyai kekuasaan lebih besar dari lawan konfliknya, kemungkinan besar pihak itu tidak mau mengalah dalam konflik. Sebaliknya, jika pihak yang terlibat memiliki kekuasaan lebih rendah dan memprediksikan tidak bisa menang dalam konflik, pihak ituakan menggunakan gaya manajemen konflik kompromi, akomodasi atau menghindar. 6 Pengalaman menghadapi situasi konflik Strategi yang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dipengaruhi oleh pengalaman mereka dalam menghadapi konflik dan menggunakan gaya manajemen konflik tertentu. Pengalaman memberikan kontribusi terhadap kemampuan bagi seseorang untuk menggunakan strategi manajemen konflik. 7 Sumber yang dimiliki Sumber-sumber yang dimiliki meliputi: kekuasaan, pengetahuan, pengalaman, dan uang. Strategi kompetisi kecil kemungkinannya untuk digunakan bagi seseorang yang tidak mempunyai sumber-sumber tersebut. Seseorang yang memiliki sedikit sumber-sumber tersebut akan menggunakan strategi menghindar atau akomodasi. 8 Jenis kelamin Menurut Wirawan 2013: 136, sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa strategi manajemen konflik wanita berbeda dengan laki-laki, walaupun ada wanita yang tangguh. 9 Kecerdasan emosional Kesuksesan manajemen konflik memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional. Strategi manajemen konflik integrating dan compromisinglebih sering digunakan oleh seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. 10 Kepribadian Seseorang yang punya pribadi pemberani, tidak sabar, dan berambisi untuk menang cenderung memilih strategi berkompetisi. Sedangkan, orang yang penakut dan pasif cenderung meghindari konflik. 11 Budaya organisasi sistem sosial Budaya dan normaorganisasi yang berbeda menyebabkan anggota memiliki strategi manajemen konflik yang berbeda. Pada masyarakat barat, anak diajarkan untuk berkompetisi. Sedangkan, di Indonesia, anak diajarkan untuk berkompromi atau menghindari konflik. 12 Prosedur yang mengatur pengambilan keputusan jika terjadi konflik Organisasi yang sudah mapan umumnya mempunyai prosedur untuk menyelesaikan konflik. Pada prosedur tersebut, strategi manajemen konflik pimpinan dan anggota organisasi akan tercermin. 13 Situasi konflik dan posisi dalam konflik Seseorang dengan kecenderungan berstrategikompetisi akan mengubah strateginya jika menghadapi konflik yang tidak mungkin dimenangkan. Strateginya bisa berubah menjadi strategi kompromi dan kolaborasi. Demikian juga, apabila konflik terjadi dengan atasan, maka kemungkina orang tersebut menggunakan strategi menghindar atau akomodasi. 14 Pengalaman menggunakan salah satu gaya manajemen konflik Jika seseorang terlibat konflik dengan beberapa orangdan memenangkan konflik dengan menggunakan strategi tertentu, maka orang tersebut memiliki kecenderungan untuk menggunakan strategi yang sama jika terlibat konflik dengan orang orang lain. 15 Keterampilan berkomunikasi Seseorang yang ketrampilan komunikasinya rendah, akan mengalami kesulitan jika menggunakan strategi kompetisi, akomodasi atau kompromi. karena memerlukan kemampuan komunikasi yang tinggi untuk berdebat dan bernegosiasi dengan lawan konflik. Sedangkan, strategi menghindar dan akomodasi tidak memerlukan banyak debat dan argumentasi sehingga ketrampilan komunikasi yang tinggi tidak banyak diperlukan. Manajemen konflik yang dimiliki seseorang akan berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor baik faktor internal seperti kecerdasan emosi, keterampilan komunikasi dan pengalaman pribadi; atau faktor eksternal seperti prosedur dan norma dalam organisasi atau budaya pada lingkungan orang tersebut berada. Faktor-faktor manajemen konflik yang telah dijelaskan di atas memberikan wawasan pengetahuan terhadap penelitian yang akan dilakukan peneliti sehingga akan dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam memberikan perlakuan treatment.

2.2.2 Kelompok Ilmiah Remaja

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PERILAKU BOLOS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 HARIAN T.A 2015/2016.

0 2 27

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DI SMA YAYASAN SINAR HUSNI TA. 2015/2016.

0 1 27

PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU HEMAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TIGALINGGA TAHUN AJARAN 2014-2015.

0 2 19

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DALAM BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 21

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PENGENALAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TAKENGON TAHUN AJARAN 2014/215.

0 2 23

PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP KEPEMIMPINAN KETUA KELAS SMA NEGERI 11 MEDAN TA. 2014/2015.

0 2 23

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLATING TERHADAP PENGURANGAN RASA MALU SISWA DI SMA NEGERI 1 AIR PUTIH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

1 1 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

1 1 22