2.2 Strategi Manajemen Konflik Anggota Kelompok Ilmiah
Remaja
2.2.1 Strategi Manajemen Konflik
2.2.1.1 Pengertian Konflik
Konflik berasal dari bahasa latin conflictus , yang berarti “menyerang
dengan sekuat tenaga secara bersamaan. ” Konflik diartikan sebagai pertarungan,
perjuangan, pertempuran ketidaksetujuan, perselisihan, atau pertengkaran. Konflik adalah situasi di mana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi,
menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Menurut Usman 2008: 435 konflik ialah 1 pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau lebih
dengan sesama anggota organisasi atau dengan organisasi lain, dan 2 pertentangan dengan hati nurani sendiri. Pengertian yang disampaikan Usman
tersebut, konflik dapat diartikan sebagai pertentangan yang dialami individu baik dengan dirinya sendiri atau orang lain bahkan kelompok tertentu, atau antara
kelompok dengan individu atau kelompok itu sendiri atau kelompok lain terhadap sesuatu hal. Menurut Hendricks 2008: 2. Konflik merupakan hal yang tidak
perlu diartikan sebagai bencana yang akan datang, karena dalam konflik itu sendiri terkandung kesempatan. Dari pengertian tersebut, konflik diartikan sebagai
suatu hal yang merupakan kesempatan bukan bencana, tentunya dikarenakan konflik tersebut dapat dikelola dengan baik. Dari beberapa pengertian konflik di
atas, maka disimpulkan bahwa konflik merupakan pertentangan yang dialami individu baik dengan dirinya sendiri atau orang lain bahkan kelompok tertentu,
atau antara kelompok dengan individu atau kelompok itu sendiri atau kelompok lain terhadap sesuatu hal dan akan menjadi berguna serta menjadikan kesempatan
jika konflik tersebut dapat dikelola dengan baik.
Setiap konflik berpotensi memiliki hasil yang bersifat merusak atau membangun Johnson Johnson, 2005: 246. Hasil konflik yang bersifat merusak
dapat menciptakan kesedihan, kemarahan, permusuhan, sakit hati, kebencian yang berlanjut, kekerasan, perpisahan, perceraian, peperangan danatau harus berakhir
pada penyelesaian jalur hukum. Konflik akan membawa hasil yang bersifat merusak atau membangun sangat tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola
bukan dikarenakan kehadiran konflik dalam kehidupan seseorang.Konflik yang bersifat merusak harus dicegah karena dapatmenimbulkan keretakan hubungan
antar individu atau kelompok, menurunkan tingkat produktivitas dan kinerja seseorang, yang dapat menghambatpencapaian tujuan yang diharapkan seperti
rasa aman. Konflik yang bersifat merusak dikarenakan adanya pengelolaan konflik yang buruk.Di sisi lain, konflik juga dapat membawa hasil akhir yang
positif. Adanya konflik dapat menjadikan seseorang menjalin hubungan yang lebih dekat baik dengan orang lain yang lebih peduli dan berkomitmen untuk
menyelesaikan konflik. Keberadaan konflik sesungguhnya memiliki potensi untuk menunjang perkembangan diri maupun perkembangan relasi dengan orang lain
yaitu dengan cara mampu menghadapi dan memecahkan konflik-konflik yang dialami secara konstruktif membangun bukan destruktifmerusak.
2.2.1.2 Pengertian Strategi Manajemen Konflik