V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konsep Ideal Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Lumut
Pengelolaan hutan lindung menurut PP No. 25 tahun 2000 tentang Perencanaan Kehutanan menyatakan bahwa wewenang pengelolaan kawasan hutan
lindung ada di tangan di tangan Pemerintah Kabupaten. Untuk itulah Pemerintah Kabupaten Pasir membentuk Dinas Kehutanan Pasir pada tahun 2001 sebagai instansi
yang berada langsung di bawah Bupati Pasir yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan setiap kawasan hutan kecuali cagar alam.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, studi pustaka, dan wawancara mendalam dapat diketahui sampai dengan sekarang kawasan HLGL masih berada
dalam tanggung jawab Dinas Kehutanan Pasir. Hal ini ini tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. Mengacu pada PP No. 44 tahun 2004 tentang
Perencanaan Hutan, yang bertanggung jawab terhadap setiap pengelolaan kawasan hutan lindung adalah sebuah unit pengelolaan yang khusus mengelola satu kawasan
hutan lindung atau Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KPHL yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Pasir.
Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999, pengelolaan hutan meliputi kegiatan: 1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan.
2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan 3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan
4. Perlindungan dan konservasi hutan Menurut PP No. 44 tahun 2004 ayat 1 kegiatan yang perencanaan hutan
meliputi: 1. Inventarisasi hutan
2. Pengukuhan kawasan hutan 3. Penatagunaan kawasan hutan
4. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan 5. Penyusunan rencana kehutanan
Kawasan HLGL memerlukan satu unit pengelola karena dari sekian banyaknya stakeholder HLGL tidak ada satu pun yang melakukan kegiatan
pengelolaan secara menyeluruh. Stakeholder HLGL hanya melakukan hanya di salah satu kegiatan pengelolaan hutan.
Kaitannya dalam
pembentukan satu unit pengelola, Pemerintah Kabupaten Pasir mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Pasir No. 340 tahun 2005 tentang
pembentukan kelompok kerja pengelolaan hutan lindung gunung lumut dan Surat Keputusan Bupati pasir No. 357 tahun 2005 tentang pembentukan tim forum sistem
informasi geografis pasir dalam kegiatan penyusunan basis data spasial Kabupaten Pasir. Kebijakan di atas dapat digunakan sebagai langkah awal dari pelibatan seluruh
stakeholder Kabupaten Pasir dalam mengelola kawasan HLGL secara keseluruhan. Melalui kebijakan tersebut Pemerintah Kabupaten Pasir diharapkan mampu
membentuk suatu unit pengelola khusus atau KPHL HLGL yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati Pasir.
B. Karakteristik Stakeholder Pengelolaan HLGL B.1. Masyarakat Desa Rantau Layung