Pengertian Kebijakan Publik Tinjauan Pustaka

Stakeholder sekunder tidak mempunyai hubungan langsung dalam suatu kegiatan tetapi mereka mempunyai pengaruh yang penting untuk suatu yang sejalan dengan tujuan dari mereka sendiri. Yang termasuk ke dalam stakeholder sekunder adalah pemerintah, pelanggan, investor, lembaga non-pemerintah, dan lain-lain Canadian Society of Association Executives, 2006 8 . Stakeholder kunci adalah orang atau kelompok yang mampu mempengaruhi influence atau orang atau kelompok yang penting important dari stakeholder untuk mencapai keberhasilan dari suatu kegiatan. Pengaruh influence tersebut mengacu pada seberapa kuatnya pengaruh dari stakeholder. Kepentingan importance mengacu pada para stakeholder yang masalah, kebutuhan, dan kepentingannya menjadi prioritas dalam perencanaan kegiatan – jika stakeholder yang penting tersebut tidak terbantu maka kegaitan tersebut tidak dapat berhasil Association of Social Anthropologist of UK and Commonwealth, 2006 9 .

C. Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan- pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah Dunn, 2003. Kebijakan publik merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan 1 apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah, 2 dan apa yang menyebabkan dan mempengaruhinya, 3 apa pengaruh dan dampak dari kebijakan publik tersebut Kartasasmita, 1997. Kebijakan kehutanan adalah pendirian atau sikap masyarakat, golongan, atau pemerintah yang bertujuan sedemikian rupa sehingga manfaat-manfaat yang senantiasa diharapkan dari sumberdaya hutan ini tetap dapat diperoleh masyarakat dengan optimal dan lestari. Basjarudin, 1976. Kebijakan pengelolaan hutan berwawasan lingkungan merupakan arahan- arahan pokok yang memuat cara, maupun tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mengelola hutan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pertimbangan untuk tetap menjaga keberadaan sumberdaya 8 Melalui publikasi internet pada Http:www.csea.com . Diakses pada tanggal 9 Mei 2006. 9 Melalui publikasi internet pada Http:www.theasa.org . Diakses pada tanggal 9 Mei 2006 hutan dan mutu lingkungan hidup, serta kelangsungan dan kesinambungan pemanfaatan sumberdaya hutan dan kehutanan di masa mendatang baik dalam aspek ekologi, ekonomi, teknologi, politik, maupun sosial budaya Anonymus, 1986. Tahap-tahap dalam proses pembuatan kebijakan meliputi perumusan masalah peramalan, rekomendasi, pemantauan dan evaluasi Dunn, 2003. Gambar 2. Proses pembuatan kebijakan Perumusan masalah adalah fase di dalam proses pengkajian dimana analis yang dihadapkan pada informasi mengenai konsekuensi beberapa kebijakan, mengalami suatu ”situasi yang menyulitkan, membingungkan, dimana kesulitan memang tersebar ke seluruh situasi, yang kesemuanya membentuk keutuhan kesatuan masalah”. Peramalan adalah fase dimana memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi tentang nilai atau kegunaan dari kebijakan yang lalu atau yang akan datang. Rekomendasi adalah fase yang memungkinkan kita untuk menghasilkan tentang kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang akan datang akan mendatangkan akibat-akibat yang bernilai. Pemantauan adalah fase yang memungkinakan kita menghasilkan informasi tentang sebab-sebab masa lalu dan akibat dari kebijakan yang diterapkan. Evaluasi adalah fase yang mencakup Evaluasi Perumusan masalah Pemantauan Rekomendasi Peramalan Penyusunan Agenda Formulasi Kebijakan Adopsi Kebijakan Implementasi Kebijakan Penilaian Kebijakan informasi tentang nilai atau kegunaan dari kebijakan masa lalu atau kebijakan yang akan datang. Masalah kebijakan adalah nilai, kebutuhan, atau kesempatan yang belum terpenuhi, yang dapat diidenitfikasi, untuk kemudian diperbaiki atau dicapai melalui tindakan publik Dunn, 2003. Analis kebijakan, dengan demikian, adalah salah satu diantara sejumlah banyak aktor lain di dalam sistem kebijakan. Suatu sistem kebijakan policy system, atau seluruh institusional dimana di dalamnya kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik diantara tiga unsur, yaitu kebijakan publik, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan. Kebijakan publik public policy merupakan rangkaian pilihan yang saling berhubungan termasuk keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah, yang diformulasikan di dalam berbagai bidang issue dari pertahanan, energi, dan kesehatan hingga ke pendidikan, kesejahteraan, dan lain-lain. Gambar 3. Tiga elemen sistem kebijakan Dunn, 2003 Kriteria dalam penyusunan rekomendasi kebijakan publik dalam Dunn 2003 adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas effectiveness; kaitannya dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil akibat yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan 2. Efisiensi efficiency; kaitannya dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efisiensi tertentu. 3. Kecukupan adequacy; berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan. Pelaku kebijakan Lingkungan kebijakan Kebijakan publik 4. Perataankesamaan equity; erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usahanya yang secara adil didistribusikan 5. Responsivitas responsiveness; berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok masyarakat tertentu. Kebijakan dapat memenuhi kriteria efektivitas, efisiensi, dan perataan tetapi jika belum dapat menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya perumusan suatu kebijakan. 6. Ketepatan appropriateness; biasanya bersifat terbuka, karena definisi per kriteria ini dimaksudkan untuk menjangkau keluar kriteria yang sudah ada. Oleh karenanya tidak ada dan tidak dapat dibuat definisi baku mengenai kriteria kelayakan.

D. Pengelolaan Hutan Lindung