3. Hidrologi 4 Tanah dan Geologi Kondisi Biologi 1. Keanekaragaman Flora 2. Keanekaragaman Fauna

Gambar 6. Peta Lokasi HLGL Sumber: Tropenbos Internasional Indonesia

B. 2. Iklim

Kawasan HLGL berdasarkan data iklim tahun 1994-1998, berdasarkan sistem klasifikasi Scmidth dan Ferguson 1951 termasuk dalam tipe iklim A atau sangat basah. Kawasan ini memiliki rata-rata curah hujan pada tahun 1982-1993 sebesar 165,83 mmbulan dengan 8,92 hari hujan dan pada tahun 1994-1998 rata- rata curah hujan sebesar 216,38 mmbulan dengan 10,36 hari hujan.

B. 3. Hidrologi

HLGL merupakan merupakan bagian hulu dari sungai-sungai yang akan mengalir ke daerah permukiman dan pertanian di daerah hilir sehingga berperan sangat penting sebagai daerah tangkapan air dan melindungi sistem tata air di kawasan tersebut. Hutan lindung tersebut merupakan daerah tangkapan air untuk dua DAS besar yaitu DAS Kendilo dengan anak sungai Sungai Busui 20 km dan DAS Telake.

B. 4 Tanah dan Geologi

Jenis tanah yang ada di wilayah HLGL meliputi jenis tanah Ultisol dan Inceptisol. Jenis Ultisol berasal dari lithologi batuan sedimen yang mengandung mineral felsic dan mineral campuran. Tekstur tanah bervariasi dari kasar, cukup halus sampai halus dengan drainase menunjukkan kelas baik. Jenis tanah Ultisol terdiri dari 2 kelompok besar tanah yaitu Tropudults dan Kandiudults. Sedangkan formasi geologi yang membangun HLGL adalah tiga formasi batuan yaitu Pemaluan Bed, Palaogene dan Pulau Balang Bed. C. Kondisi Biologi C. 1. Keanekaragaman Flora Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Mulawarman 1999 dalam Aipassa 2004, menyatakan bahwa vegetasi yang ada pada kawasan HLGL terdiri dari hutan primer dan hutan sekunder dengan berbagai keanekaragaman jenis flora. Jenis sungkai Peronema canescens, mali-mali Leea indica dan buta ketiap Milletia sp merupakan jenis-jenis tumbuhan dominan pada komunitas hutan primer selain dijumpai pula asosiasi beberapa jenis yang tergolong suku Dipterocarpaceae, seperti Shorea laevis bangkirai dan jenis-jenis keruing Dipterocarpus spp. Pada komunitas hutan sekunder jenis mahang Macaranga sp. merupakan jenis dominan. Hasil hutan non kayu yang ada antara lain adalah rotan, madu, damar, gaharu, tumbuhan obat, serta sarang burung walet.

C. 2. Keanekaragaman Fauna

Kawasan HLGL memiliki keanekaragaman satwaliar yang cukup tinggi, diantaranya dari kelompok mamalia adalah babi jenggot Sus barbatus, kijang kuning Muntiacus atherodes, beruang madu Helarctos malayanus, pelanduk napu Tragulus napu, rusa sambar Cervus unicolor, tenggalung malaya Viverra tangalunga, landak raya Hystrix brachyura, sero ambrang Aonys cinerea, tupai tanah Tupaia tana, bajing kecil telinga hitam Nannosciurus melanotis, dan bajing tanah ekor-tegak Rheithrosciurus macrotis. Untuk jenis mamalia primata antara lain lutung dahi-putih Presbytis frontata, lutung merah Presbytis rubicunda, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, beruk Macaca nemestrina, kukang Nycticebus coucang, bekantan Nasalis larvatus dan owa kelawat Hylobates muelleri. Owa kelawat ditemukan pada komunitas hutan primer dan merupakan jenis yang peka terhadap gangguan berupa perubahan struktur dan komposisi hutan dan sekaligus merupakan indikator masih utuhnya kawasan hutan di daerah tersebut PPLH Universitas Mulawarman, 1999 dalam Aipassa, 2004. Dari semua jenis mamalia yang telah teridentifikasi, terdapat dua jenis yang termasuk kategori lower risk beresiko rendah yaitu babi jenggot Sus barbatus dan owa kelawat Hylobates muelleri. Untuk kelompok burung aves, dalam kawasan HLGL keanekaragaman jenisnya tergolong tinggi diantaranya jenis yang endemik di Pulau Kalimantan adalah bondol kalimantan Lonchura fuscans, tiong batu kalimantan Pityriasis gymnocephala, sikatan kalimantan Cyornis superbus dan pentis kalimantan Prionochilos xanthopyangius. Jenis-jenis enggang seperti julang emas Aceros undulatus, rangkong badak Buceros rhinoceros, enggang jambul Aceros comatus, enggang klihingan Anorrhinus galeritus, julang jambul hitam Aceros corrugatus dan rangkong gading Buceros vigil, kacembang gading Irena puella, luntur diard Harpactes diardii, kucica hutan Copsychus malabaricus, tukik tikus Sasia abnormis, sempur hujan sungai Cymbirhynchus macrorhynchos, paok delima Pitta granatina, kuau raja Argusianus argus, elang ular Spilornis cheela palidus, seriwang asia Tersiphone paradisi dan lain sebagainya. Sedangkan dari kelompok reptilia dan amphibi jenis yang terdapat di kawasan HLGL diantaranya Ular cincin emas Boiga dendrophilia dan katak tanduk Megophrys nasuta.

D. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat