F. Desentralisasi dan peran serta masyarakat di dalam pengelolaan hutan
Desentralisasi adalah penyelengaraan pemerintahan yang memberikan kekuasaan lebih besar kepada daerah, baik dalam penyerahan tugas, kewajiban,
kewenangan maupun maupun tanggung jawab tertentu. Desentralisasi dimaksudkan untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri Yusuf, 1996. Sebenarnya, desentralisasi adalah alat atau cara untuk mencapai
pemerintahan yang sebaik-baiknya, dan bukanlah desentralisasi itu sendiri yang menjadi tujuan. Pengelolaan sumberdaya alam maupun kawasan konservasi bisa
saja dilakukan oleh pemerintah pusat. Tetapi, hal tersebut sangat tergantung dari kemapuan pemerintah pusat itu sendiri, adanya sistem pemerintahan yang baik
good governance serta tersedianya sumberdaya, baik sumberdaya manusia, maupun sumberdaya lainnya dari segi kuantitas maupun kualitas. Disamping itu
juga terdapat berbagai prasyarat lainnya seperti pengelolaan yang adil, transparan, akuntabilitas dan peran serta masyarakat Anonymous, 2003.
Peran serta masyarakat menurut Arimbi dalam Anonymous 1993 adalah proses komunikasi dua arah yang terus-menerus untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat secara penuh atas proses pengelolaan kawasan konservasi. Peran serta didefinisikan sebagai komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat tentang
suatu kebijakan feed-forward information dan komunikasi dari masyarakat kepada pemerintah tentang atas kebijakan tersebut feedback information.
Peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan sifatnya, yaitu yang pertama, peran serta masyrakat yang bersifat konsultatif,
dimana anggota masyarakat mempunyai hak untuk didengar pendapatnya dan untuk diberitahu, akan tetapi keputusan akhir tetap berada di tangan pejabat yang
mengambil keputusan. Kedua, adalah peran serta masyarakat yang bersifat kemitraan, dimana masyarakat dan dan pejabat pembuat keputusan berunding
untuk mendapatkan pemecahan masalah dan secara bersama pula membuat keputusan Arimbi dan Santosa, 1993.
Menurut Santosa dan Arimbi 1993 manfaat lain dari peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan, yaitu:
1. Sebagai proses pembuatan suatu kebijakan; karena masyarakat sebagai kelompok yang berpotensi menanggung akibat dari suatu kebijakan,
memiliki hak untuk dikonsultasi rights to consult 2. Sebagai suatu strategi; dimana melalui peran serta masyarakat suatu
kebijakan pemerintah akan mendapatkan dukungan dari masyarakat, sehingga keputusan tersebut memiliki kredibilitas credible
3. Peran serta masyarakat juga ditujukan sebagai alat komunikasi bagi pemerintah – yang dirancang untuk melayani pemerintah – untuk
mendapatkan informasi dan dalam pengambilan keputusan, sehingga mendapatkan keputusan yang responsif
4. Peran serta masyarakat dalam penyelesaian konflik atau masalah; didayagunakan sebagai sutau cara untuk mengurangi atau meredakan
konflik melalui usaha pencapaian konsesus dari pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang melandasi persepsi tersebut adalah, dengan
bertukar pikiran maupun pandangan dapat meningkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi ketidakpercayaan mistrust dan
kerancuan blases. Pasal 36 Keppres No. 32 tahun 1990 menyinggung tentang pengelolaan
kawasan lindung tentang keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung sebagai berikut:
1. Pemerintah tingkat II mengupayakan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya terhadap kawasan lindung
2. Pemerintah tingkat I dan II mengumumkan kawasan-kawasan lindung sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 34 kepada masyarakat.
Menurut Anonymous 2003, peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung dapat dilihat dari faktor-faktor berikut:
1.
Kedekatan masyarakat dengan kawasan
2.
Adanya faktor kepentingan, baik secara historis, sosial-religi, ekologi maupun ekonomi masyarakat lokal adat
3.
Adanya kepedulian dan komitmen seperti yang ditunjukkan oleh lembaga swadaya pemerintah lingkungan maupun oleh kelompok
pecinta lingkungan hidup
III. Kondisi Umum Lokasi Penelitian