4.2. Partisipasi Anggota dalam Mengikuti Program UPK Ikhtiar
Data perkembangan anggota UPK Ikhtiar bulan Maret 2006 di Desa Ciaruteun Ilir mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Jumlah
anggota pada akhir Maret 2006 tercatat 447 orang yang meningkat dibandingkan pada tahun 2005 sebanyak 125 orang. Jumlah majelis pada
tahun 2005 sebanyak 9 majelis dan meningkat menjadi 32 majelis pada akhir Maret 2006. Data ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan
jumlah anggota dan majelis setiap tahunnya masing-masing sebesar 257,6 persen dan 255,56 persen, dengan begitu jumlah anggota yang meminjam
uang dan menabung untuk kebutuhan mereka juga meningkat secara signifikan.
Total jumlah dana yang disalurkan untuk pembiayaan juga menunjukan peningkatan. Penyaluran dana sampai dengan bulan Desember
2005 sebesar Rp 27.400.000 dan meningkat sampai dengan akhir Maret 2006 sebesar Rp 44.700.000. Jumlah ini menunjukan peningkatan 63,14
persen dari penyaluran dana pembiayaan tahun sebelumnya Lampiran 6. Penyaluran dana ini juga tidak sepenuhnya untuk pembiayaan yang jumlah
pinjaman pokoknya harus dikembalikan dan keuntungannya di bagi bersama sesuai prinsip syariah. Sebab ada juga penyaluran dana ini untuk kebajikan
yang hanya besar pinjaman pokoknya saja yang dikembalikan, yang disebut penyaluran dana Qordun Hasan QH. Sedangkan penyaluran dana dengan
pembiayaan yang pengembaliannya berdasarkan aqad dan dibebankan pembagian keuntungan disebut dengan pembiayaan Murabahah MBA.
Total penyaluran dana untuk pembiayaan QH dan MBA sampai akhir Maret 2006 sebesar Rp 10.900.000. Di mana penyaluran dana untuk QH
sampai akhir Maret 2006 Rp 9.800.000 sedangkan untuk pembiayaan MBA sebesar Rp 1.100.000. Data ini menunjukkan bahwa partisipasi anggota
dalam meminjam melalui program UPK Ikhtiar memang beragam, ada yang meminjam melalui pembiayaan QH dan MBA Lampiran 6.
Perolehan sumbangan dana UPK Ikhtiar untuk Desa Ciaruteun Ilir berasal dari Yayasan Peramu dan Baitul Mal Bogor. Sampai dengan periode
bulan Desember 2005 kedua lembaga tersebut menyumbang dana sejumlah
Rp 14.800.000 dan sampai dengan bulan Maret 2006 sumbangan yang diberikan tidak ada perubahan sejumlah Rp 14.800.000. Data ini
mengindikasikan bahwa kedua lembaga tersebut menyalurkan dana untuk UPK Ikhtiar yang dikhususkan untuk para anggota di Desa Ciaruteun Ilir
yang mata pencahariannya adalah sebagai petani dan pedagang sayuran. Biasanya dana yang mereka pinjam untuk keperluan membiayai usaha
mereka, seperti modal untuk menanam sayuran, berdagang, dan sebagainya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12 di bawah ini.
Gambar 12. Skim pembiayaan UPK Ikhtiar Des 2005-Mei 2006 Gambar tersebut menunjukkan bahwa skim pembiayaan sangat
beragam untuk berbagai sektor. Pada sektor pertanian dalam periode Desember 2005 sampai Mei 2006 menempati skim pembiayaan tinggi
dibandingkan dengan sektor yang lain dengan jumlah 54 kali. Kemudian sektor perdagangan menempati urutan kedua dari skim pembiayaan dengan
jumlah 49 kali. Sedangkan untuk sektor lainnya adalah seperti pendidikan, kesehatan, bayar utang dan keperluan operasional berada pada urutan ketiga
dengan jumlah pembiayaan 23 kali. Selanjutnya pada urutan keempat dan kelima skim pembiayaan untuk sektor jasa dan usaha kecil dengan jumlah
17 dan 4 Lampiran 7. Dari segi jumlah anggota yang meminjam dan akad yang disepakati
bersama dengan UPK Ikhtiar sangat fluktuatif. Jika dilihat lebih dalam bahwa banyak juga anggota yang meminjam uang melalui pembiayaan QH,
10 20
30 40
50 60
P er
da g
an ga
n P
er ta
nia n
Ja sa
U sa
ha K
ec il
La in
ny a
Sektor Ju
m lah
k al
i
dimana bentuk pinjamannya hanya berupa dana kebajikan yang pengembaliannya sebatas jumlah dana pokoknya saja. Sedangkan pinjaman
MBA relatif sedikit, sebab anggota belum bisa menjamin untuk membagi keuntungan dengan pihak UPK yang memang usaha mereka rata-rata
bertani sayuran dengan risiko yang cukup besar. Pada bulan Desember 2005, jumlah anggota yang meminjam dari
UPK Ikhtiar sebanyak 15 orang dengan akad 12 MBA dan 3 QH. Kemudian pada bulan Januari 2006, jumlah anggota yang meminjam sebanyak 28
orang dengan akad semuanya untuk pembiayaan kebajikan QH. Pada bulan Februari 2006 jumlah pembiayaan cukup rendah dengan akad QH yang
sama jumlahnya dengan jumlah peminjam yaitu sebanyak 3 orang. Pembiayaan yang paling tinggi adalah pada bulan Maret 2006 dengan
jumlah peminjam 48 orang dengan akad 45 QH dan 3 MBA Lampiran 8. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 13 dibawah ini.
Gambar 13. Jumlah pinjaman dana dan akad Des 2005-Mei 2006 Di samping meminjam uang, anggota UPK Ikhtiar juga diwajibkan
untuk menabung. Data tabungan sukarela pada akhir Maret 2006 di Desa Ciaruteun sebesar Rp 64.300.000. Jumlah tabungan ini cukup besar
dibandingkan pada tahun sebelumnya 2005 hanya sebesar Rp 11.227.500 yang mengalami peningkatan 472,7 persen. Sedangkan untuk tabungan
wajib dan tabungan kelompok pada bulan Maret 2006 sebesar Rp 1.276.900 dan Rp 1.444.800. Jumlah ini cukup besar dibandingkan tahun 2005 yaitu
masing-masing sebesar Rp 243.300 dan Rp 351.450 Lampiran 6. Data ini menunjukkan bahwa semakin banyak anggota yang meminjam uang dari
UPK Ikhtiar, maka tingkat menabung anggota juga semakin meningkat. Hal
10 20
30 40
50 60
Des-05 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Waktu
Ju m
la h
Peminjam MBA
QH
ini disebabkan oleh komitmen anggota bersama pihak UPK Ikhtiar untuk selalu konsisten dalam menyisihkan uang setiap minggunya seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 14 berikut ini.
Gambar 14. Data perkembangan tabungan Tahun 2005-Maret 2006 Gambar di atas menjelaskan bahwa terjadi peningkatan jumlah
tabungan sukarela yang sangat signifikan. Dari tahun 2005 sampai Maret 2006 anggota yang menabung pada UPK Ikhtiar mengalami peningkatan
472,7 persen. Hal ini menunjukkan dengan semakin banyaknya anggota yang meminjam uang, maka jumlah anggota yang menabung juga semakin
banyak. perkembangan ini juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah anggota UPK Ikhtiar yang mencapai 256,7 persen dari tahun 2005 sampai
dengan Maret 2006. Sehingga dapat dibuktikan bahwa partisipasi anggota dalam mengikuti program UPK Ikhtiar dapat meningkatkan jumlah
tabungan Lampiran 6. Pihak UPK Ikhtiar juga menghadapi para anggota yang masih
menunggak dalam membayar angsuran. Data pada akhir Maret 2006 jumlah anggota yang menunggak secara keseluruhan memiliki rata-rata portofolio
berisiko sebesar 9,16 persen. Hal ini menunjukkan bahwa risiko atas pinjaman portofolio pada program UPK Ikhtiar memiliki risiko yang relatif
sangat kecil, sebab para petani lebih mementingkan mengembalikan uang pinjaman itu dengan membayar angsuran secara rutin setiap minggunya.
10 20
30 40
50 60
70
Tahun 2005 Mar-06
Waktu Ju
mla h
Juta R
upi ah
Tabungan Sukarela Tabungan Wajib
Tabungan Kelompok
Sehingga pembiayaan UPK Ikhtiar dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang tinggi dan jumlah tabungan yang diiringi dengan
peningkatan jumlah anggota yang cukup banyak.
4.3. Strategi Efektifitas Pembiayaan Sistem Syariah