Desa Ciaruteun Ilir terletak pada ketinggian 700 m dari permukaan air laut dengan luas wilayah 600 Ha. Suhu rata-rata harian
berkisar 23-28
o
C dengan curah hujan diatas 4000 mmtahun. Tanah persawahan yang dimiliki Desa Ciaruteun Ilir adalah 56 Ha dengan
kapasitas produksi padi sebanyak 224 ton per panen dan kebun jagung seluas 68 Ha dengan kapasitas produksi 467 ton per panen.
Kepemilikan tanah di Desa Ciaruteun Ilir sampai saat ini masih banyak dimiliki oleh warga setempat. Berdasarkan informasi yang
diperoleh kemilikan lahan di Desa Ciaruteun Ilir tidak ada dari pihak luar kecuali di RW 08 dan 09 sebagian besar tanah dimiliki oleh
pabrik pembakaran kapur. Sumberdaya Air di Desa Ciaruteun Ilir cukup melimpah kecuali untuk RT 0302 sebagai penduduk kesulitan
memperoleh air, karena kedalaman mata air dapat mencapai 20 meter ke atas. Kondisi alam Desa Ciaruteun Ilir yang subur ini
menumbuhkan niat para pemilik tanah untuk menanam berbagai komoditi sayur mayur seperti ; Bayam, Kangkung, Selada, Cesim, dan
Kemangi.
4.1.2. Unit Pelayanan Keuangan UPK Ikhtiar
Program UPK Ikhtiar didefinisikan sebagai program pemberdayaan berbasis komunitas community based empowerment
melalui pelayanan keuangan mikro microfinance services, dengan mekanisme kelompok participatory group, yang ditujukan secara
khusus bagi kaum perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah women of the poor or low income household. Program ini dimulai
pada akhir tahun 1999 di wilayah pedesaan Kecamatan Tamansari, dan tahun 2002 program ini untuk kawasan miskin perkotaan di kota
Bogor serta tahun 2003 pelayanan keuangan mikro juga digunakan sebagai proses pembentukan kelompok pedagang sayuran di pasar
Jambu Dua kota Bogor yang umumnya berasal dari wilayah Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor .
Tujuan program ini adalah untuk membangun kapasitas sosial dan kapasitas ekonomi keluarga berpenghasilan rendah agar mereka
mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan perumahan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya melalui pengelolaan aset
ekonomi rumah tangga dan pengembangan kewirausahaan. Program ini memberikan pelayanan keuangan berupa simpan pinjam yang
dananya berasal dari lembaga keuangan syariah yang dimiliki oleh Yayasan Peramu Bogor serta dari Baitul Mal BM yang memiliki
dana zakat untuk disalurkan kepada orang-orang yang kurang mampu. Selain itu, program ini juga sebagai wahana pemberdayaan
masyarakat dengan melakukan proses pendidikan dan pengorganisasian kepada para anggota UPK Ikhtiar seperti pada
Gambar 5 berikut.
UPK
Masyarakat Miskin
ORGANISASI KELOMPOK
PENDIDIKAN KELOMPOK
PELAYANAN ANGGOTA
BPRS MI
BM BMT
Usaha Kecil Menengah
UKM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN
Keterangan : BPRS : Bank Perkreditan Rakyat Syariah
BMT : Baitul Mal wat Tamwil
MI : Micro Insurance
BM : Baitul Mal
UPK : Unit Pelayanan Keuangan Gambar 5. Hubungan Lembaga penyandang dana dengan BMT dan
UPK Ikhtiar dalam menyediakan pembiayaan kepada masyarakat dengan metode pemberdayaan.
: Garis Penyandang Dana : Garis Koordinasi
: Garis Pendukung Program
Gambar 5 menjelaskan bahwa penyandang dana untuk program UPK Ikhtiar dan BMT adalah BPRS, MI dan BM. BPRS sebagai
lembaga yang dimiliki dan dibina oleh Yayasan Peramu menyalurkan dana pinjaman kepada BMT dan UPK Ikhtiar, sebab BPRS
merupakan lembaga keuangan yang melayani nasabah menengah ke atas dan memiliki cadangan dana yang cukup besar. Kemudian BM
menyalurkan dananya yang telah dihimpun baik itu dana zakat, infaq dan shadaqah untuk membantu orang-orang miskin yang tidak
mampu. Pembiayaan di BMT dikhususkan untuk melayani anggota yang
bergerak di bidang Usaha Kecil Menengah UKM. BMT dibentuk untuk memberikan pelayanan pembiayaan kepada anggota di atas
Rp 1.000.000 sampai Rp 10.000.000. Sedangkan program UPK Ikhtiar dikhususkan untuk melayani pembiayaan kepada masyarakat
menengah ke bawah miskin. Pembiayaan yang diberikan kepada anggota antara Rp 100.000 sampai Rp 1.000.000.
Sasaran dari program UPK Ikhtiar ini adalah para petani yang memiliki usaha dan berpenghasilan rendah. Usaha yang mereka
lakukan adalah berdagang sayur di pasar Bogor atau sayur keliling, membuka warung, dan bertani sayuran. Kelompok ini secara umum
memiliki akses yang sangat terbatas pada pelayanan keuangan mikro. Kegiatan usaha yang mereka lakukan cenderung subsisten, dan
pendapatan bersifat harian, sehingga mereka kesulitan untuk menyisihkan pendapatan dan mengakumulasi tabungan saving.
Pelayanan simpan pinjam dimaksudkan untuk mengelola dan mengakumulasi kekuatan tabung saving power petani sehingga
dapat dimanfaatkan dalam keadaan mendesak. Pinjaman yang diberikan merupakan untuk meningkatkan kapasitas mereka, sehingga
sumberdaya yang dikelola menjadi lebih besar baik menggunakan sistem bagi hasil maupun hanya dengan meminjamkan dengan
sukarela. Pengelolaan dana simpan pinjam yang dilakukan oleh UPK Ikhtiar dapat dijelaskan pada Gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Manajemen dana unit pelayanan keuangan UPK Ikhtiar
D ANA
MANAJEMEN DANA UPK IKHTIAR
PENDANAAN
Sukarela Bonus
Bagi Hasil Bonus
ANGGOTA
simpanan modal
Biaya lain Biaya
operasional
Pengumpulan dana Cadangan Liquiditas
Cadangan Penghapusan Piutang
PEMBIAYAAN
Biaya administrasi
keuntungan KERJASAMA
MODAL PEMBIAYAAN
JUAL BELI
PEMBIAYAAN JASA
PINJAMAN KEBAJIKAN
gross profit
DEVIDEN
P E
N YAL
UR AN
D A
N A
SIMPANAN ANGGOTA
Arus sumber dana BAITUL MAL
BPRS DAN BMT
Fasilitasi Pinjaman Pembiayaan Sukarela
Bagi Hasil Bagi Hasil
Bagi Hasil
Fee
sumbangan sukarela
Arus pendapatan
Biaya administrasi
Biaya administrasi
Biaya administrasi
+
+
+ +
+
Gambar 6 menjelaskan bahwa manajemen dana UPK Ikhtiar terbagi dalam tiga bagian, yaitu;
1. Pendanaan.
Pendanaan merupakan sumber utama program UPK Ikhtiar melalui pengelolaan dana mulai dari perolehan sumber dana,
penyaluran dana dan pembagian dana berdasarkan akad yang disepakati. Perolehan sumber dana berasal dari dana amanah yang
dikeluarkan oleh BPRS, BMT, simpanan anggota, dan Baitul Mal BM. Dana yang berasal dari BM seperti dana infaq, sodaqoh dan
zakat yang memang khusus disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu. Dana yang dikumpulkan tersebut tidak semuanya
disalurkan kepada anggota dalam bentuk pembiayaan. Ada beberapa dana yang disimpan sebagai cadangan likuiditas dan
cadangan penghapusan piutang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kredit macet yang memungkinkan
pengembalian pinjaman terganggu dengan periode waktu yang lama, atau sebagai cadangan dana dalam memperlancar arus kas
UPK Ikhtiar yang sewaktu-waktu dibutuhkan. 2.
Keanggotaan. Dana yang telah dihimpun akan disalurkan kepada para petani
sayuran yang tidak memiliki modal usaha dan mendaftarkan diri menjadi anggota UPK Ikhtiar. Banyaknya jumlah anggota yang
bersedia untuk meminjam dana merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan. Dalam hal ini,
penyaluran pembiayaan diberikan kepada anggota yang membutuhkan dana sebagai modal usaha serta memiliki komitmen
untuk membayar angsuran pinjaman. Selain itu, UPK Ikhtiar juga membuka pelayanan tabungan kepada yang memiliki niat
menyisihkan uangnya setiap minggu. Tabungan ini akan dikumpulkan dan dikelola oleh UPK Ikhtiar serta tidak
dipergunakan untuk pembiayaan, tetapi akan dikembalikan kepada anggota jika mereka membutuhkannya.
3. Pembiayaan.
Dana pinjaman UPK Ikhtiar disalurkan untuk pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti; pinjaman kebajikan,
pembiayaan jasa, pembiayaan jual beli dan kerja sama modal. Pendapatan dana dari pembiayaan yang disalurkan akan dilakukan
kesepakatan akad pembagian hasil dari pinjaman yang diberikan tersebut. Pembiayaan untuk kerja sama modal akan dilakukan
kesepakatan pembagian keuntungan dengan prinsip bagi hasil profit loss sharing. Kemudian untuk pembiayaan jasa dan jual
beli, pembagian keuntungan disepakati hanya sebatas pembagian honor fee dan keuntungan profit saja. Sedangkan untuk
pinjaman dana kebajikan, kesepakatan yang dibuat tidak ada pembagian keuntungan melainkan sumbangan sukarela dari
anggota yang meminjam. Pembagian hasil dari pendapatan ini akan dihimpun terlebih
dahulu sebelum dikurangi oleh biaya administrasi. Para anggota yang meminjam dikenakan biaya administrasi yang digunakan
untuk memperlancar operasional UPK Ikhtiar. Hasil keuntungan yang diperoleh anggota dari bagi hasil akan dikurangi dengan biaya
operasional ini serta biaya-biaya lain, dan menjadi laba yang dibagikan deviden kepada anggota. Sedangkan ada beberapa dana
yang dikembalikan kepada penyandang dana dalam bentuk bagi hasil, bonus maupun hanya sukarela saja berdasarkan kesepakatan
yang dibuat bersama oleh UPK Ikhtiar.
4.1.3. Prosedur Operasi Standar.