4.2. Evaluasi Efektifitas Metode dan Tahapan Program UPK Ikhtiar
4.2.1. Mekanisme Penentuan Wilayah Sasaran Desa Ciaruteun Ilir.
Wilayah sasaran program ikhtiar Desa Ciaruteun Ilir adalah desa yang merupakan tempat para petani sayuran di pedesaan yang
wilayahnya terletak di Bogor bagian barat. Secara fisik wilayah tersebut memiliki keterbatasan dalam sarana jalan dan angkutan,
sarana pendidikan baik SMP maupun SMA dan kesehatan masyarakat dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Kemudian kondisi
rumah dan sanitasi lingkungan, akses terhadap air bersih, listrik dan telepon umum, pelayanan kesehatan, dan pelayanan publik lainnya
masih sangat terbatas. Untuk itu, perlu dilakukan studi kelayakan tentang kriteria wilayah sebagai syarat untuk dimasuki program UPK
Ikhtiar. Mekanisme studi kelayakan wilayah Desa Ciaruteun Ilir dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Mekanisme penentuan wilayah sasaran program UPK Ikhtiar
PENENTUAN WILAYAH
Potensi Wilayah Penduduk
Jarak Wilayah Pendidikan
Jika Tidak
STOP
PERSIAPAN SOSIAL
Lembaga Lokal Tokoh
Posyandu PKK
PEMBIAYAAN
Disiplin Angsuran Disiplin Plafond
Disiplin Kehadiran Disiplin Tabungan
PERTEMUAN RUTIN Menabung
Penarikan Tabungan Bayar Angsuran
Pencairan Pinjaman
MONITORING KINERJA SESUAI ?
Jika Ya
Secara statistik desa Ciaruteun memiliki indikator tingkat pendidikan yang rendah. Dari segi pendidikan, jumlah penduduk Desa
Ciaruteun Ilir yang bersekolah baik formal maupun informal sebanyak 2.744 orang dari jumlah total penduduk sebanyak 9.259 jiwa. Jika
diperhatikan lebih dalam bahwa jumlah penduduk yang bersekolah hanya sekitar 29,64 persen dari jumlah penduduk Desa Ciaruteun Ilir.
Data dari kantor kelurahan Desa Ciaruteun Ilir pada tahun 2004 mencatat bahwa penduduk yang jenjang pendidikan formal Taman
Kanak-kanak TK sebanyak 10 orang 0,36 dari jumlah penduduk yang bersekolah, Sekolah Dasar SD 943 orang 34,37 , Sekolah
Menengah Pertama SMP 449 orang 16,36 , Sekolah menengah Atas SMA 346 orang 12,61 , dan Diploma D3 5 orang 0,18
dan Strata-1 S1 tidak ada. Sedangkan jenjang pendidikan informal Pondok Pesantren Pon-Pes 291 orang 10,6 dan Madrasah
Diniyah 700 orang 25,5 seperti yang tertera pada Lampiran 5. Potensi Desa Ciaruteun Ilir memiliki kegiatan produktif berupa
pertanian sayuran yang menjadi usaha bersama sebagian besar penduduk. Desa Ciaruteun Ilir terletak pada ketinggian 700 m dari
permukaan air laut dengan luas wilayah 600 Ha memiliki suhu rata- rata harian berkisar 23-28
o
C dengan curah hujan diatas 4000 mmtahun. Tanah persawahan yang dimiliki desa ciaruteun adalah 56
Ha dengan kapasitas produksi padi sebanyak 224 ton per panen dan kebun jagung seluas 68 Ha dengan kapasitas produksi 467 ton per
panen. Sumberdaya air di Desa Ciaruteun Ilir cukup melimpah membuat kondisi alam Desa Ciaruteun Ilir yang subur ini
menumbuhkan niat para pemilik tanah untuk menanam berbagai komoditi sayuran seperti; bayam, kangkung, selada, cesim dan
kemangi. Data Kantor Kelurahan Desa Ciaruteun Ilir tahun 2004 mencatat
bahwa terdapat 606 orang yang bekerja pada berbagai jenis pekerjaan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil PNS 25 orang 4,13 dari jumlah
penduduk yang bekerja, 120 orang Pedagang 19,8 , 121 orang
Petani 19,9 dan 102 orang Buruh Tani 16,8 , 50 orang Pegawai Swasta 8,3 , 42 orang Buruh Bangunan 6,9 , 21 orang
Pensiunan PNS 3,5 dan 125 orang yang bekerja pada sektor jasa 20,63 . Data di atas menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja
pada sektor pertanian dan perdagangan sayuran cukup tinggi, di mana kondisi wilayah ini sangat berpotensi dalam sektor pertanian sayuran
Lampiran 5. Pada mulanya, penentuan wilayah desa Ciaruteun Ilir secara
tidak sengaja ketika pihak UPK Ikhtiar mengunjungi para pedagang sayur di pasar Bogor. Para pedagang itu mengaku berasal dari daerah
yang memiliki potensi pertanian sayuran dan membutuhkan pembiayaan dari lembaga keuangan yang siap turun ke desanya. Para
petani memiliki harapan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk membeli bibit sayuran dan pupuk. Kemudian sebagai biaya
operasional untuk mengangkut sayuran ke pasar bogor. Begitu juga para pedagang sayuran di pasar, mereka membutuhkan modal untuk
membeli sayuran dari para petani yang membawa sayuran dari desa. Berikut akan digambarkan sirkulasi transaksi penjualan sayuran di
pasar bogor pada program pembiayaan UPK Ikhtiar pada Gambar 9. .
Gambar 9. Skema transaksi penjualan sayuran di pasar
Gambar 9 menjelaskan bahwa UPK Ikhtiar memberikan pembiayaan kepada para petani dan bandar yang digunakan untuk
usaha mereka. Para petani menggunakan pinjaman sebagai modal untuk membeli pupuk, bibit, biaya buruh dan biaya operasional
lainnya, sedangkan para bandar menggunakan pinjaman sebagai modal untuk membayar sayuran kepada para petani. Para bandar
mendistribusikan sayuran tersebut ke centeng dan kadal, kemudian menjualnya ke konsumen. Ketika sudah selesai menjualnya dengan
konsumen, maka mereka membayar setoran kepada bandar. Para
UPK IKHTIAR
PETANI BANDAR
CENTENG
KADAL P
E D
A G
A N
G
KONSUMEN
B I
A Y
A
O P
E R
A S
I O
N A
L
B I
B I
T
P U
P U
K B
I A
Y A
B U
R U
H
Keterangan : : Pinjaman dari UPK ke Petani Pedagang
: Distribusi Sayuran : Transaksi jual beli
: Pembayaran Angsuran Pinjaman : Arus Pembayaran
petani dan bandar juga harus membayar angsuran pinjaman setiap minggu berdasarkan kesepakatan dengan pihak UPK Ikhtiar.
Fasilitator Wilayah FW sebagai pelaksana tugas menyusun analisis kelayakan seperti sketsa wilayah di Desa Ciaruteun Ilir, data
potensi wilayah, dan analisa kelayakan, dan rekomendasi kegiatan persiapan sosial. Dokumen hasil tugas tersebut disampaikan dan
dibahas dalam rapat komite program, sehingga diputuskan kelayakan dan rencana tidak lanjut perluasan wilayah. Tugas dari Fasilitator
Wilayah FW yang pertama adalah membuka wilayah yang dilihat dari kelayakan wilayah itu. Artinya akan melakukan tugas untuk
melihat wilayah dengan hanya sebatas pengamatan. Melihat potensi yang ada di wilayah itu seperti jumlah warung dan bertanya untuk
mendapatkan informasi tentang bank keliling, arisan, dan sebagainya. Informasi ini digunakan untuk melihat kelayakan dari wilayah untuk
dilakukan program UPK Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir berdasarkan informasi dari para pedagang sayuran di pasar Bogor.
Tahap kedua adalah menganalisis kelayakan wilayah secara kuantitatif. Salah satu metode yang digunakan adalah Criteria House
Index CHI, yaitu mengecek jumlah rumah di desa tersebut apakah
rumah itu terbuat dari bangunan, bilik atau teras rumah di wilayah tersebut. Metode lainnya adalah dengan melihat jumlah arisan, jimlah
kelompok pengajian, dan Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Kemudian FW melakukan kesimpulan dari analisis kelayakan wilayah
tersebut. Data tersebut menjadi masukan bagi pimpinan program UPK Ikhtiar untuk mengambil keputusan apakah wilayah tersebut dapat
dijadikan sebagai wilayah program pelayanan keuangan.
4.2.2. Mekanisme Persiapan Sosial.