Analisis Aktor Strategi Efektifitas Pembiayaan Sistem Syariah

mempengaruhi efektifitas pembiayaan. Hasil analisis faktor diperoleh bahwa peningkatan pembayaran pembiayaan PPP memiliki vektor prioritas bobot yang paling tinggi sebesar 0,318 dengan consistency Indeks CI 0,0136 yang menyatakan bahwa penilaian akan konsisten ketika CI lebik kecil sama dengan 0,1. Kemudian yang diikuti oleh faktor peningkatan kesejahteraan rumah tangga petani PKRTP yang memiliki bobot 0,292. Sedangkan faktor pemberdayaan pengelolaan agribisnis sayuran PPAS dan Peningkatan jumlah tabungan anggota PJTA masing-masing memiliki bobot 0,222 dan 0,168 Lampiran 9. Berikut akan diperlihatkan hasil analisis pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Hasil analisis level faktor terhadap efektivitas pembiayaan. EP PJTA PPP PKRTP PPAS Rata VE VP PJTA 1 0,41341 0,59624 0,93971 0,73734 0,694 0,16831 PPP 2,41889 1 1,02046 1,19581 1,40879 1,311 0,31801 PKRTP 1,67717 0,97995 1 1,27652 1,23341 1,204 0,29199 PPAS 1,06415 0,83625 0,78338 1 0,92095 0,914 0,22169 4,3005 4,122 1

4.3.3. Analisis Aktor

Tahapan analisis selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap aktor-aktor yang mempengaruhi efektivitas pembiayaan sistem syariah pada program UPK Ikhtiar. Ada empat aktor yang berpengaruh dalam mencapai sasaran utama, yaitu ; Petani Sayuran PS, Tenaga Pendamping Lapangan TPL, Fasilitator Wilayah FW dan Manajer Operasional MO. Keempat aktor tersebut merupakan pihak yang sangat mendukung program UPK Ikhtiar, apabila aktor ini mampu bekerja dengan baik, maka hasil dari program ini juga akan baik. Semua aktor saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, saling bekerja sama untuk mencapai sasaran utama yang diinginkan, yaitu efektifitas pembiayaan. Petani Sayur PS merupakan orang yang melakukan kegiatan atau usaha pertanian di ladang, sawah dan kebun yang bertujuan untuk memperoleh hasil tani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tenaga Pendamping Lapangan TPL merupakan orang yang berfungsi untuk melakukan penyiapan wilayah untuk penumbuhan kelompok baru, dan melakukan pengelolaan komunitas serta melakukan pendampingan terhadap anggota. Fasilitator Wilayah FS merupakan orang yang berfungsi untuk melakukan pendampingan terhadap aktivitas kelompok dan majelis khususnya kegiatan rutin pelayanan simpan pinjam. Manajer Operasional MO merupakan orang yang mengelola kegiatan UPK Ikhtiar agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Hasil analisis menyatakan bahwa TPL merupakan aktor yang sangat berpengaruh untuk mencapai sasaran efektivitas pembiayaan dengan bobot 0,318. TPL menjadi aktor utama yang diprioritaskan untuk mengelola UPK Ikhtiar karena perannya yang langsung terjun ke masyarakat desa, terutama para petani sayuran. Kemudian aktor kedua yang berpengaruh terhadap sasaran utama adalah fasilitator wilayah FW dengan bobot 0,270. Sesuai dengan tugasnya, FW merupakan orang yang melakukan pendampingan kepada anggota dan aktivitas kelompok di dalam program Ikhtiar dan juga melihat bagaimana perkembangan masing-masing kelompok di Desa. Sedangkan aktor PS dan MO merupakan aktor yang memiliki prioritas ketiga dan keempat dengan bobot masing-masing 0,235 dan 0,177 karena memiliki peran yang sedikit dalam pendampingan masyarakat, MO memiliki peran dalam mengontrol semua aktifitas program UPK Ikhtiar Lampiran 10. Berikut diperlihatkan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil analisis level aktor terhadap faktor. LEVEL PJTA PPP PKRTP PPAS VP Faktor VP Aktor PS 0,1998 0,267 0,1946 0,2683 X 0,16831298 = 0,235 TPL 0,3357 0,321 0,3266 0,2876 X 0,31800697 = 0,318 FW 0,2825 0,245 0,2883 0,2726 X 0,29199033 = 0,270 MO 0,182 0,167 0,1905 0,1714 X 0,22168972 = 0,177

4.3.4. Analisis Tujuan