Indeks Kerentanan Pengelolaan Pulau-Pulau

terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan vegetasi pantai lainnya. Adaptasi lainnya adalah adaptasi yang sifatnya antisipasi, seperti a implementasi konsep dan pendekatan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, b penyusunan rencana zonasi pesisir dan pulau-pulau kecil, c penyusunan peraturan tentang perlindungan pesisir dan pulau-pulau kecil, d mengembangkan kegiatan penelitian dan pemantauan pantai dan ekosistem pesisir.

2.4.5. Indeks Kerentanan

Indeks adalah tanda signal yang mengukur, menyederhanakan, dan mengkomunikasikan realita yang kompleks dari suatu kondisi Farell dan Hart 1998. Indeks ini sangat berguna karena dapat membantu dalam menentukan target dan standar untuk memantau perubahan dan membandingkan entitas yang berbeda dalam hal tempat dan waktu Easter 1999. Indeks dapat juga digunakan sebagai basis modal alokasi sumberdaya. GEF juga mengembangkan indeks kerentanan untuk menentukan alokasi pembiayaan di beberapa negara berkembang. Indeks dapat digunakan sebagai alat ‘adaptive management’ menilai keberhasilan pemantauan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan SOPAC 2005. Indeks umumnya melibatkan sejumlah indikator untuk menghasilkan sebuah indeks tunggal Bossel 1999. Untuk menghasilkan sebuah indeks tunggal, keragaan data dan indikator perlu distandarisasi dalam suatu unit yang sama. Hal ini banyak dilakukan dengan mereduksi seluruh komponen ke suatu nilai skoring pada beberapa skala. Kemampuan sebuah kerangka teori menghasilkan indikator kerentanan secara umum harus mencakup tiga komponen. Pertama, model kerentanan, yaitu mengidentifikasi komponen-komponen model ketergantunganketerkaitannya dengan komponen lainnya yang berasosiasi dengan komponen kerentanan. Kedua, model sistem yaitu menentukan cara untuk mendekomposisi target sistem yang membuatnya lebih praktis sehingga kerentanan dapat diinterpretasi dengan model yang dapat dibandingkan. Ketiga, model matematik yaitu penggunaan informasi secara menyeluruh ke dalam sistem model untuk mengorganisasi hirarki dari indikator kerentanan. Dalam kaitannya dengan perbedaan indikator kerentanan dengan lingkungan yang berbeda, ketiga komponen ini haruslah kompatibel Villa dan McLeod 2002. Schroter et al. 2005 menyajikan 8 tahapan dalam melakukan kajian kerentanan, termasuk dalam menyusun indeks kerentanan pulau-pulau kecil, yaitu 1 mendefinisikan wilayah studi, baik secara spasial maupun temporal 2 mencari dan mengumpulkan informasi terkait dengan wilayah studi, melalui kajian literatur dan diskusi dengan peneliti sebelumnya; 3 mengembangkan hipotesis siapaapa yang mengalami kerentanan; 4 mengembangkan model kerentanan dengan menguraikan ketersingkapan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif, mengidentifikasi faktor pendorong; 5 menentukan indikator untuk elemen kerentanan, seperti indikator ketersingkapan, indikator sensitivitas, dan indikator kapasitas adaptif; 6 mengoperasikan model kerentanan, melalui pembobotan dan penggabungan indikator, validasi hasil; 7 pengembangan lebih lanjut dengan memilih skenario dan aplikasi model; dan 8 mengkomunikasikan hasil kajian kerentanan kepada stakeholder.

2.5. Kenaikan Muka